Smegma merupakan substansi campuran minyak, keringat, kotoran, dan juga sel kulit mati yang terakumulasi pada penis. Kemunculan smegma memang wajar , namun jika tidak dibersihkan, dapat menyebabkan infeksi.
16 Mar 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Smegma adalah substansi putih yang menumpuk di penis
Table of Content
Penis memiliki fungsi yang sangat penting sehingga kebersihannya harus selalu dijaga. Pasalnya, 'Mr. P' yang kotor bisa memicu munculnya sejumlah masalah kesehatan, termasuk penumpukan smegma.
Advertisement
Jika terus-menerus dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan peradangan hingga infeksi pada organ vital pria tersebut. Apa itu smegma? Bagaimana cara mengatasi dan mencegah kemunculannya? Berikut informasi selengkapnya.
Smegma adalah substansi putih, tebal, dan bertekstur seperti krim yang menumpuk pada penis. Substansi ini terbentuk dari campuran minyak, keringat, kotoran, dan sel kulit mati yang menumpuk di lipatan kulit kulup penis.
Itu sebabnya, kondisi ini lebih umum dialami oleh anak laki-laki maupun pria dewasa yang penisnya belum disunat. Akan tetapi, penis yang sudah disunat pun tetap berpotensi mengalami kondisi tersebut, meskipun sangat jarang terjadi.
Ciri-ciri smegma mungkin akan berbeda di tiap-tiap orang. Tapi, ada tiga karakteristik umum dari tumpukan minyak dan sel kulit mati ini, yaitu:
Selain itu, kadar atau tingkat konsentrasinya mungkin akan mengalami penurunan seiring dengan usia yang bertambah. Hal ini dipengaruhi oleh berkurangnya produksi kelenjar minyak pada kulit.
Smegma adalah substansi yang tidak berbahaya. Bahkan, anggapan jika kondisi ini dapat memicu kanker merupakan suatu kekeliruan, sebagaimana dijelaskan oleh studi dari Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology.
Sangat jarang substansi tersebut menimbulkan komplikasi serius. Hanya saja, jika tidak dibersihkan, penumpukan kulit mati ini bisa jadi mengeras. Akibatnya, rasa nyeri akan muncul karena bagian lipatan penis lengket dan tidak bisa dibersihkan. Tak hanya itu, penis juga kerap terasa gatal.
Pada kasus yang lebih parah, penumpukan kotoran tersebut dapat memicu gangguan medis berupa:
Balanitis adalah peradangan pada kelenjar penis atau biasa disebut kepala penis. Seringkali, balanitis disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri di samping penyebab lainnya seperti reaksi alergi, infeksi menular seksual, kutu, cedera, atau penyakit lain.
Umumnya kondisi ini tidak serius, tetapi peradangan dapat disertai gejala tidak nyaman lain, tergantung penyebabnya.
Beberapa gejala balanitis antara lain rasa nyeri dan iritasi di sekitar kelenjar, keluar cairan tidak biasa, luka di kepala penis, bau busuk, sakit saat buang air kecil dan pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan.
Fimosis adalah kondisi kulit kulup penis yang tidak dapat ditarik ke belakang, sehingga penis jadi terlihat seperti memiliki cincin di sekitar ujungnya. Ini dapat terjadi pada beberapa anak laki-laki atau pria dewasa yang tidak disunat.
Kondisi ini tidak selalu menjadi masalah kecuali disertai gejala-gejala mengganggu seperti penis kemerahan, pembengkakan, rasa sakit, nyeri saat buang air kecil, serta nyeri saat ereksi atau melakukan aktivitas seksual. Ini bisa terjadi saat fimosis sudah parah dan hanya menyisakan lubang seukuran lubang jarum.
Baca Juga: Penis Belum Disunat? Ini Gangguan Kesehatan yang Mengintai
Pada dasarnya, tubuh (melalui kelenjar Tyson) memproduksi smegma setiap harinya.
Substansi ini dilepaskan secara alami oleh tubuh dengan tujuan membantu melumasi kulup sehingga mudah ditarik, terutama saat ereksi. Selain itu, cairan ini juga berfungsi untuk mencegah kulit dari rasa kering atau gatal.
Akan tetapi, jika tidak dibersihkan secara benar dan teratur, cairan tersebut akan menumpuk dan mengeras. Inilah yang kemudian menimbulkan masalah pada organ intim.
Munculnya tumpukan kotoran pada kulup merupakan hal yang normal terjadi pada penis yang belum disunat. Namun, bukan berarti kamu bisa membiarkannya begitu saja. Pasalnya, penumpukan kotoran tersebut bisa memicu peradangan atau bahkan infeksi.
Berikut adalah cara membersihkan smegma yang benar:
Smegma yang menumpuk lama mungkin akan mengering sehingga menyebabkan kulit kulup lebih sulit ditarik saat hendak dibersihkan.
Meski begitu, jangan memaksa menariknya. Tarik kulup secara perlahan agar penis tidak nyeri dan terluka.
Pemilihan jenis sabun untuk membersihkan smegma juga perlu diperhatikan. Hindari menggunakan sabun yang mengandung bahan pewangi.
Zat kimia pada sabun yang berfungsi untuk menghasilkan aroma wangi dapat memicu iritasi pada kulup dan batang penis, terlebih pada bayi yang kulit penisnya masih sangat sensitif.
Sebaiknya gunakan sabun tanpa pewangi karena kemungkinan besar ini lebih aman bagi kulit penis. Setelah itu, bilas dengan air hangat sampai bersih. Kamu juga bisa memilih sabun bayi yang memiliki kandungan hypoallergenic agar lebih aman.
Setelah membersihkan smegma, pastikan kamu mengeringkan kulit kulup menggunakan handuk atau kain bersih. Usap lembut penis dengan handuk secara perlahan untuk menghindari luka maupun iritasi akibat gesekan.
Kamu mungkin sempat berpikir untuk menggunakan medium lain guna membersihkan kotoran pada kulup penis, seperti kapas atau bahkan benda tajam. Alih-alih bersih, cara ini justru berpotensi menyebabkan luka dan iritasi pada kulup.
Satu hal lagi, hindari penggunaan cairan antiseptik untuk menghilangkan smegma, khususnya pada bayi. Sifat cairan antiseptik yang keras berpotensi menyebabkan iritasi pada penis bayi.
Kemunculan substansi ini tidak dapat dicegah karena memang tubuh memproduksinya secara alami guna melumasi penis.
Namun, jika jarang dibersihkan, substansi tersebut akan terus menumpuk dan bercampur dengan sel-sel kulit mati. Jika dibiarkan, hal ini berpotensi membuat bakteri atau kuman tertentu menempel dan menyebabkan penyakit. Tak hanya itu, kondisi ini juga bisa membuat penis bau.
Oleh sebab itu, berikut ini adalah beberapa cara membersihkan penis untuk mencegah smegma:
Bagi orangtua yang memiliki anak laki-laki, basuh penis dengan air hangat setiap harinya untuk mencegah munculnya smegma. Namun pada bayi laki-laki, sebaiknya jangan menarik lipatan penis berlebihan karena masih melekat pada sebuah membran.
Usia aman untuk mulai menarik lipatan penis anak adalah ketika mereka mulai menginjak usia 5 tahun. Pada tahap ini, umumnya anak sudah bisa menarik lipatan penisnya sendiri. Bahkan, meski baru bisa melakukannya saat sudah remaja sekalipun, hal ini masih wajar.
Baca Juga: Sering Keluar Cairan Bening dari Penis? Ini Penyebabnya
Tak hanya pada laki-laki, perempuan juga bisa memiliki smegma. Penumpukan smegma pada wanita biasanya terjadi di lipatan labia vagina atau di sekitar klitoris.
Sama seperti laki-laki, cara mencegah sekaligus mengatasi tumpukan kotoran ini adalah dengan membersihkan perlahan organ reproduksi.
Selain itu, ada beberapa cara lainnya yang bisa dilakukan, seperti:
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai smegma dan bagaimana cara membersihkan yang benar, kamu bisa bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang juga di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Berikut kebiasaan baik setelah berhubungan intim agar pasangan tetap sehat yaitu, mencuci tangan, membersihkan area genital, berkumur, mengganti seprei dsb.
Terdapat beberapa macam penyakit penis, mulai dari yang disebabkan oleh infeksi menular seksual hingga kanker. Kondisi ini dapat menyebabkan penis sakit.
Perubahan badan setelah berhubungan intim salah satunya adalah puting sensitif dan vagina terasa membersar, namun ini hanya sementara.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved