Meski ada berbagai manfaat santan bagi kesehatan, Anda tetap perlu mengonsumsinya dengan bijak. Sebab, makanan bersantan yang dikonsumsi terlalu sering atau berlebihan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Maka, penting mengetahui tips aman mengonsumsinya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
28 Apr 2022
Bahaya santan untuk kesehatan salah satunya menambah berat badan berlebih
Table of Content
Merayakan Idulfitri rasanya kurang afdol bila tidak menyajikan makanan bersantan. Misalnya, opor ayam, gulai kambing, rendang daging, dan lainnya. Rasanya yang gurih membuat berbagai makanan khas lebaran tersebut banyak digemari orang. Padahal, perlu diketahui bahwa ada berbagai bahaya santan yang mengintai apabila dikonsumsi terlalu sering atau berlebihan. Apa sajakah?
Advertisement
Walaupun ada berbagai manfaat santan bagi kesehatan, Anda tetap perlu mengonsumsinya dengan bijak.
Pasalnya, makanan bersantan cenderung tinggi kandungan lemak jenuh, sehingga bila dikonsumsi terlalu sering atau berlebihan dapat menimbulkan berbagai risiko bagi kesehatan.
Lemak jenuh pada makanan ini tidak hanya berasal dari santan yang dimasak, melainkan juga dari daging, jeroan, atau makanan berlemak lainnya yang menjadi bahan masakannya.
Menurut American Heart Association, mengonsumsi terlalu banyak makanan mengandung lemak jenuh dan bersantan dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit kronis, seperti jantung koroner.
Adapun berbagai bahaya makan makanan bersantan secara berlebihan adalah sebagai berikut.
Santan mengandung lemak dan kalori yang tinggi, sementara hidangan bersantan biasanya menggunakan lebih dari secangkir santan.
Nah, bayangkan apa yang terjadi bila Anda terlalu banyak mengonsumsi makanan bersantan? Hal ini tentu dapat memicu lonjakan pada angka timbangan Anda.
Risiko kenaikan berat badan saat puasa dan lebaran pun bisa saja terjadi, terutama apabila tidak diimbangi dengan olahraga rutin ataupun aktivitas fisik lainnya.
Pada beberapa orang, mengonsumsi makanan mengandung santan bisa memicu gangguan pencernaan. Jika dikonsumsi secara berlebihan, Anda dapat mengalami diare, atau bahkan sembelit.
Jika Anda sedang berpuasa dan ingin berbuka dengan makanan bersantan, sebaiknya hindari jenis makanan ini karena efeknya yang dapat meningkatkan asam lambung. Terlebih, bila Anda mengonsumsinya saat perut dalam kondisi kosong.
Pasalnya, santan bisa membuat lambung sulit untuk mencerna makanan serta memicu rasa nyeri yang tak tertahankan.
Jadi, untuk mencegah bahaya lemak jenuh ini, sebaiknya batasi konsumsi makanan yang mengandung santan saat berbuka puasa dan lebaran.
Meski kelapa digolongkan sebagai buah, kandungan nutrisi yang terdapat dalam santan mirip dengan kacang-kacangan. Oleh sebab itu, santan mungkin saja dapat menimbulkan alergi pada sebagian orang.
Alergi santan memang tergolong langka, tetapi Anda berisiko mengalami alergi ini apabila mengalami sakit perut, mual, muntah, diare, iritasi di area sekitar mulut, tenggorokan sakit, mata perih, dan kemerahan di beberapa area kulit.
Meski begitu, Anda tidak perlu menghindari makanan olahan yang terbuat dari santan sepenuhnya.
Kuncinya adalah konsumsi secukupnya dan tetap imbangi dengan makanan sehat serta aktivitas fisik lainnya. Dengan demikian, manfaat santan pun bisa Anda peroleh secara maksimal.
Bahaya santan yang paling dikenal adalah dapat meningkatkan tekanan darah. Kondisi ini dikenal juga sebagai hipertensi.
Pada kondisi yang normal, pembuluh darah arteri bersifat kuat dan elastis sehingga darah dapat mengalir bebas, serta mampu memasok nutrisi dan oksigen ke organ vital dan jaringan tubuh lainnya.
Namun, terlalu banyak mengonsumsi makanan bersantan bisa mengakibatkan arteri mengalami penumpukan plak atau endapan kolesterol jahat. Akibatnya, arteri menjadi tidak elastis dan bisa menjadi faktor penyebab tekanan darah tinggi.
Jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, tekanan darah tinggi bisa berdampak pada penyumbatan arteri dan pembuluh darah.
Peningkatan risiko masalah jantung juga bisa terjadi karena bahaya santan dipanaskan dengan suhu tinggi secara berulang, sehingga memicu penumpukan lemak jahat.
Endapan lemak jahat dalam tubuh juga bisa meningkatkan risiko stroke ringan. Kondisi ini dapat terjadi terutama apabila tidak diimbangi dengan asupan cairan tubuh yang cukup. Pada lansia, hal ini bisa memicu stroke berat.
Tubuh memang memerlukan lemak sebagai sumber energi. Namun, jumlahnya tidak banyak. Jika Anda mengonsumsi makanan mengandung lemak jenuh dalam jumlah banyak maka penumpukan lemak bisa terjadi.
Lemak yang terlalu banyak dalam makanan bersantan meningkatkan kolesterol jahat dalam darah, sehingga memicu munculnya risiko penyakit jantung dan stroke.
Walaupun makanan mengandung santan seringkali dianggap sebagai makanan tidak sehat, nyatanya hal ini tidak selalu demikian apabila dikonsumsi dengan tepat. Padahal, air perasan daging buah kelapa yang telah diparut ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, yakni:
Santan adalah cairan yang mengandung banyak kalori. Dalam segelas santan sekitar 240 gram, terdapat sejumlah zat gizi yang baik untuk tubuh. Mulai dari protein, serat, vitamin C, folat, zat besi, magnesium, kalium, tembaga, mangan, hingga selenium. Menarik, bukan?
Anda mungkin pernah mendengar bahwa salah satu bahaya santan adalah meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Ternyata anggapan ini tidak sepenuhnya tepat.
Dalam sebuah studi yang meneliti 60 pria dalam kurun 8 minggu, ditemukan bahwa mereka yang mengonsumsi makanan santan justru mengalami penurunan kadar kolesterol jahat (LDL) lebih banyak dibanding mereka yang mengonsumsi susu kedelai.
Santan juga terbukti meningkatkan kadar lemak baik (HDL) sebanyak 18%. Angka ini lebih tinggi dibanding susu kedelai yang hanya menaikkan HDL sebesar 3%.
Dalam studi lain, kandungan lemak jenuh dalam santan justru terlihat meningkatkan kadar LDL, tetapi tetap saja kadar HDL naik.
Dengan kata lain, studi terhadap bahaya santan dan hubungannya dengan kolesterol maupun lemak dalam tubuh masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Manfaat santan bisa didapat apabila dikonsumsi dengan cara yang tepat. Santan sebaiknya tidak dipanaskan berkali-kali dan tidak dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Selain itu, American Heart Association merekomendasikan batas kalori santan yang boleh dikonsumsi adalah sekitar 5-6% dari kalori total.
Jadi, jika kebutuhan harian kalori Anda adalah 2000 kalori maka jumlah total lemak jenuh yang aman dikonsumsi dalam sehari sebaiknya tidak lebih dari 120 kalori (13,3 gram). Lebih dari itu, asupan lemak jenuh akan melampaui batas yang dianjurkan dalam sehari.
BACA JUGA: Alternatif Pengganti Santan yang Lezat dan Menyehatkan
Konsumsi makanan bersantan boleh-boleh saja. Meski demikian, perlu diingat agar tidak mengonsumsinya terlalu sering atau dalam porsi banyak.
Terlebih, bagi Anda yang mengidap penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, stroke, dan penyakit jantung, konsumsi makanan bersantan sebaiknya dibatasi, atau bahkan tidak dikonsumsi.
Masih punya pertanyaan seputar bahaya santan atau kondisi kesehatan lainnya, tanyakan dengan dokter lewat aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Caranya, unduh aplikasi sekarang melalui App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Bahaya makan berlebihan saat berbuka puasa adalah perut begah, muntah, asam lambung naik, hingga berat badan naik. Untuk itu, jaga pola dan porsi makanmu dengan baik.
29 Mar 2023
Minum jamu untuk buka puasa bisa memberikan berbagai manfaat untuk kesehatan, termasuk membuat tubuh jadi lebih sehat dan mencegah gejala penyakit. Apa saja varian jamu yang menyegarkan sekaligus menyehatkan?
22 Apr 2021
Sayuran nightshades disebut dapat membahayakan kesehatan karena kandungan alkaloid, mulai dari peradangan hingga penyakit hati. Apa saja jenisnya?
24 Agt 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved