Terdapat beberapa komplikasi preeklampsia yang berbahaya bagi ibu maupun janin, mulai dari persalinan prematur, sindrom HELLP, hingga kerusakan organ. Untuk mencegahnya, dokter bisa menyarankan konsumsi obat aspirin dosis rendah setelah usia kehamilan mencapai 12 minggu dan merekomendasikan perubahan gaya hidup.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
21 Jun 2023
Komplikasi preeklamsia dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan janinnya.
Table of Content
Preeklampsia adalah kondisi di saat ibu hamil mengidap tekanan darah tinggi (hipertensi), mengalami kemunculan protein dalam urine, hingga pembengkakan di tungkai, kaki, dan tangan. Apabila tidak ditangani dengan tepat, terdapat sejumlah komplikasi preeklampsia yang bisa membahayakan kesehatan ibu maupun janinnya.
Advertisement
Berikut adalah beberapa bahaya preeklampsia yang perlu diwaspadai.
Preeklampsia adalah kondisi yang memengaruhi arteri yang membawa darah ke plasenta.
Jika plasenta tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup, kebutuhan darah dan oksigen janin jadi sulit terpenuhi. Selain itu, jumlah nutrisi yang diterima bayi juga berkurang.
Berbagai kondisi ini dianggap bisa menghambat pertumbuhan janin.
Bahaya preeklampsia lainnya adalah kelahiran prematur atau persalinan sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu yang tidak terencana.
Bayi yang terlahir prematur memiliki risiko kesulitan bernapas dan menyusu, masalah penglihatan atau pendengaran, keterlambatan perkembangan, hingga kelumpuhan otak (cerebral palsy).
Solusio plasenta adalah komplikasi preeklampsia yang ditandai dengan terlepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum proses persalinan.
Hati-hati, solusio plasenta yang parah bisa memicu perdarahan hebat dan mengancam nyawa ibu hamil maupun bayi yang dikandungnya.
Sindrom HELLP adalah kondisi medis yang terjadi saat ibu hamil mengalami hemolisis (penghancuran sel darah merah), peningkatan enzim hati, dan menurunnya jumlah trombosit. Sindrom ini memengaruhi beberapa sistem organ.
Selain mengancam nyawa ibu dan bayinya, sindrom HELLP dapat menyebabkan masalah kesehatan seumur hidup bagi ibu hamil.
Berikut adalah beberapa gejala sindrom HELLP.
Terkadang, sindrom HELLP berkembang secara tiba-tiba, bahkan sebelum tekanan darah tinggi terdeteksi.
Dalam beberapa kasus, sindrom ini dapat berkembang tanpa gejala apa pun.
Eklampsia adalah kejang atau koma yang disertai dengan gejala-gejala preeklampsia. Kondisi ini dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah melahirkan.
Sulit bagi dokter untuk memprediksi apakah ibu hamil yang menderita preeklampsia dapat mengalami eklampsia atau tidak. Di samping itu, eklampsia juga bisa terjadi tanpa tanda apa pun atau gejala preeklampsia
Berikut adalah berbagai gejala eklampsia yang bisa muncul sebelum kejang.
Dalam kebanyakan kasus, eklampsia sering kali tidak menimbulkan gejala atau tanda peringatan.
Preeklampsia berpotensi menyebab kerusakan pada organ tubuh, seperti ginjal, hati, paru-paru, jantung, atau mata.
Lebih parahnya lagi, komplikasi kehamilan ini bisa mengakibatkan stroke atau cedera otak lainnya.
Jumlah kerusakan pada organ lainnya akan didasari tingkat keparahan preeklampsia yang dialami.
Mengidap preeklampsia bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) di masa yang akan datang.
Risiko ini bisa semakin besar jika ibu hamil pernah mengalami preeklampsia lebih dari satu kali atau melahirkan prematur.
Dampak utama komplikasi preeklampsia terhadap bayi adalah kekurangan gizi akibat insufisiensi plasenta, yakni kondisi ketika plasenta tidak dapat memberikan pasokan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk janin.
Tidak hanya itu, preeklampsia bisa membuat bayi berisiko terkena epilepsi dan disabilitas intelektual.
Risiko berbagai gangguan perkembangan saraf lebih tinggi pada bayi dari ibu yang mengalami preeklampsia.
Dalam beberapa kasus, bayi yang terlahir prematur akibat preeklampsia berisiko mengalami masalah kesehatan jangka panjang yang sebagian besar terkait dengan lahir terlalu dini, misalnya gangguan belajar, cerebral palsy, epilepsi, tuli, dan kebutaan.
Dikutip dari Mayo Clinic, salah satu cara terbaik untuk mencegah preeklampsia adalah mengonsumsi obat aspirin dosis rendah.
Dokter mungkin akan merekomendasikan konsumsi aspirin dengan dosis 81 miligram (mg) setiap hari setelah usia kehamilan mencapai 12 minggu jika Anda memiliki satu faktor risiko tinggi atau lebih dari satu faktor risiko sedang untuk preeklampsia.
Kendati demikian, Anda disarankan untuk tidak mencoba obat-obatan, vitamin, atau suplemen apa pun sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Tujuannya adalah mencegah efek samping yang justru bisa membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin.
Selain dengan obat-obatan, dokter dapat menganjurkan penerapan pola hidup yang sehat, terutama jika Anda pernah menderita preeklampsia sebelumnya.
Jika Anda mengidap kondisi medis yang meningkatkan risiko preeklampsia, dokter juga akan mengobati kondisi medis tersebut.
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk segera datang ke dokter apabila mengalami gejala preeklampsia, seperti tekanan darah tinggi (tanpa atau dengan protein dalam urine), perubahan pada penglihatan, sakit kepala yang tidak kunjung hilang, muntah dan mual, hingga pusing.
Untuk bertanya lebih lanjut seputar komplikasi preeklampsia dan kehamilan, Anda bisa konsultasi langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Sambil berkonsultasi, Anda juga bisa menanyakan penyebab preeklampsia dan hal-hal terkait kondisi ini.
Unduh aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Pertumbuhan janin terhambat atau PJT adalah gangguan yang menyebabkan komplikasi pada saat sebelum kelahiran, pada saat persalinan, maupun setelah bayi dilahirkan. Janin atau bayi yang baru lahir dengan PJT, akan tampak lebih kecil dibandingkan dengan janin atau bayi dengan usia kehamilan yang sama.
17 Mei 2019
Perbedaan utama antara bayi tabung dan inseminasi terletak di terjadinya proses pembuahan. Keduanya juga berbeda dengan kloning. Kloning tidak melibatkan proses pembuahan.
12 Okt 2021
Terdapat berbagai macam kondisi medis dan juga aktivitas yang bisa menjadi penyebab perut mual dan tidak nafsu makan, mulai dari kehamilan, olahraga, hingga kanker.
15 Jan 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved