Phthalates adalah serangkaian zat kimia yang mengintai kehidupan sehari-hari kita. Paparan berlebihan terhadap senyawa ini berpotensi menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, terutama pada ibu hamil dan anak-anak
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
21 Jul 2021
Phthalates dapat ditemukan di produk-produk pembersih
Table of Content
Tahukah Anda bahwa ada serangkaian zat kimia sintesis yang mengintai dalam kehidupan sehari-hari kita? Kelompok zat kimia ini adalah phthalates (ftalat) yang sering digunakan dalam berbagai peralatan sehari-hari, mulai dari kemasan makanan, pembersih ruangan, parfum, kosmetik, hingga produk-produk perawatan pribadi seperti sabun, sampo, dan semacamnya.
Advertisement
Secara umum, phthalates adalah serangkaian bahan kimia buatan manusia yang digunakan untuk membuat plastik lebih tahan lama dan fleksibel. Beberapa jenis phthalates juga digunakan untuk melarutkan berbagai bahan lainnya.
Yang menakutkan dari phthalates adalah kita tidak bisa melihat, mencium, atau merasakannya, tetapi kelompok bahan kimia ini ada dalam ratusan produk yang kita gunakan sehari-hari. Sehingga, tidak menutup kemungkinan bahwa phthalates telah ada dalam tubuh kita.
Dilansir dari Web MD, hampir semua orang Amerika Serikat memiliki kandungan phthalates dalam urinenya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mempelajari bahaya kelompok zat kimia ini supaya dapat meminimalisir paparannya terhadap tubuh Anda.
Phthalates bisa masuk ke dalam tubuh kita melalui proses menelan, menghirup, diserap kulit, hingga infus. Kelompok zat kimia ini mudah diserap ke dalam tubuh manusia dan diubah dengan cepat menjadi metabolit.
Phthalates dapat berinteraksi dengan satu sama lain dan meningkatkan efek paparannya sehingga bisa berbahaya bagi manusia. Secara umum, Anda dapat terpapar ftalat lewat penggunaan atau konsumsi bahan-bahan tertentu, di antaranya:
Di samping itu, ada beberapa kondisi yang membuat Anda lebih berisiko terpapar kelompok zat kimia ini, antara lain:
Anak-anak juga rentan tepapar phthalates karena mereka sering merangkak ke mana-mana, menyentuh banyak barang, dan sering memasukkan tangan atau mainan ke dalam mulut. Kebiasaan ini dapat menyebabkan partikel ftalat yang ada dalam debu masuk ke dalam tubuhnya.
Selain itu, berdasarkan data dari Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), wanita dewasa memiliki tingkat metabolit phthalates yang lebih tinggi dalam urinenya lewat paparan dari produk-produk perawatan tubuh, seperti sabun, sampo, kosmetik, dan semacamnya.
Meski adanya phthalates dalam tubuh tidak selalu menandakan atau menyebabkan bahaya bagi kesehatan, paparan terhadap zat kimia ini sebaiknya kita waspadai.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak penelitian yang muncul terkait dampak kesehatan dari phthalates. Sejumlah institusi kesehatan besar dari berbagai negara bahkan telah mengutarakan kekhawatirannya terhadap paparan phthalates.
Para ahli mengaitkan paparan phthalates dengan asma, attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), masalah perilaku, gangguan spektrum autisme, perkembangan reproduksi yang berbeda, hingga masalah kesuburan pria.
Phthalates merupakan rangkaian senyawa kimia yang besar dan belum semua jenis senyawa kimia ini dipelajari. Namun, ada beberapa jenis phthalates yang telah diketahui memiliki dampak buruk bagi kesehatan:
Berbagai jenis phthalates ini tentunya perlu dihindari, terutama pada ibu hamil dan anak-anak yang dianggap sebagai kelompok yang paling rentan terhadap paparan phthalates.
Jenis-jenis phthalates, seperti BBP, DBP, dan DEHP, bahkan telah dilarang secara permanen di sejumlah negara sebagai bahan baku mainan atau produk yang ditujukan untuk membantu anak-anak di bawah tiga tahun tidur makan, menggigit, atau mengisap.
Selain itu, DBP dan DEHP terbukti dapat merusak sistem reproduksi berdasarkan penelitian pada tikus, khususnya yang berjenis kelamin laki-laki. BBP dan DEHP juga ditemukan bisa menyebabkan kanker pada binatang dan dianggap berpotensi menyebabkan hal yang sama pada manusia.
Tiga jenis phthalates lainnya, yakni DiDP, DINP, dan DNoP, turut menunjukkan potensi bahaya pada manusia. DiDP dapat menyebabkan kemerahan pada mata dan kulit, serta menimbulkan mual, muntah, hingga pusing.
DINP terbukti menyebabkan tumor pada tikus laboratorium dan dinobatkan sebagai bahan kimia yang berpotensi menyebabkan kanker di California. Sementara itu, DnOP dikaitkan dengan endometriosis pada wanita dan mengakibatkan masalah perkembangan reproduksi berdasarkan penelitian pada tikus.
Studi terbaru yang merupakan bagian dari Illinois Kids Development Study bahkan mengungkapkan bahwa paparan phthalates terhadap ibu hamil dapat mengubah kognitif bayi di kemudian hari.
Sebagian besar temuan yang disampaikan dalam jurnal Neurotoxicology bulan Mei 2021 ini berupa pemrosesan informasi yang lebih lambat dan ingatan pengenalan yang lebih buruk pada bayi dengan paparan phthalates tinggi, khususnya bayi laki-laki yang dianggap lebih rentan.
Baca Juga
Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menghindari paparan atau setidaknya meminimalisir paparan phthalates.
Itulah penjelasan seputar phthalates dan bahayanya bagi kesehatan kita. Lakukan langkah-langkah pencegahan di atas jika memungkinkan untuk mengurangi risiko Anda terpapar phthalates.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Aby Rachman
Referensi
Artikel Terkait
Hamil 39 minggu perut sering kencang biasanya diakibatkan kontraksi palsu atau Braxton-Hicks. Penyebabnya adalah tubuh ibu hamil yang sedang mempersiapkan persalinan.
24 Agt 2023
Pregnancy nose atau hidung bengkak saat hamil merupakan kondisi normal sebagai bagian dari perubahan fisik selama kehamilan. Kondisi ini bisa hilang seiring berakhirnya masa kehamilan.
14 Jan 2023
Kemampuan ambidextrous adalah istilah bagi orang yang dapat menggunakan kedua tangannya dengan sama baik, seperti makan, menulis, menggambar, atau menggosok gigi. Kondisi spesial ini terbilang langka.
2 Mei 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved