Minyak jelantah mengandung radikal bebas dan senyawa toksik yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Selain itu, ini bahaya lainnya dari minyak jelantah yang perlu Anda waspadai.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
6 Agt 2020
Minyak jelantah biasanya berwarna cokelat atau kuning kecokelatan
Table of Content
Idealnya, minyak goreng harus selalu diganti setiap Anda memasak makanan baru. Namun, langkah ini mungkin terlihat tidak praktis dan ekonomis sehingga tidak sedikit orang yang memilih untuk menggunakan minyak jelantah.
Advertisement
Minyak jelantah adalah minyak goreng yang sudah digunakan berulang kali sehingga kandungan nabati yang terdapat di dalamnya menjadi rusak. Minyak ini biasanya ditandai dengan perubahan warna minyak dari kuning keemasan menjadi cokelat tua hingga kehitaman, serta munculnya bau tengik karena proses oksidasi alias pemanasan yang berulang-ulang.
Makanan yang diolah dengan minyak jelantah akan memiliki rasa yang juga tengik atau mirip dengan bahan masalah sebelumnya. Selain itu, nilai gizi yang dikandung makanan itu juga akan menurun, bahkan dapat berbahaya bagi kesehatan Anda.
Penggunaan minyak jelantah identik dengan penjual gorengan di pinggir jalan atau pengolahan masakan rumah tangga. Padahal, minyak bekas ini juga kerap ditemukan di outlet makanan ternama di kota-kota besar sehingga bisa membahayakan kesehatan orang yang mengonsumsi makanan tersebut.
Ketika minyak nabati dipanaskan berulang-ulang, terjadi proses oksidasi yang menghasilkan radikal bebas dan senyawa toksik yang dapat meracuni tubuh manusia. Radikal bebas ini bersifat sangat reaktif terhadap tubuh, yakni dapat menimbulkan perubahan kimiawi dan merusak berbagai komponen sel hidup di dalam tubuh, seperti protein, gugus nonprotein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida.
Jahatnya lagi, efek buruk dari radikal bebas ini tidak akan terlihat dalam waktu dekat karena zat destruktif tersebut akan menghancurkan sel secara perlahan. Seiring bertambahnya usia, efek radikal bebas ini akan semakin terasa, Anda akan lebih rentan terkena stres oksidatif, dan mengalami kerusakan sel karena tubuh tidak mampu lagi melawan radikal bebas ini.
Ketika radikal bebas yang ada pada minyak jelantah ini sudah merusak tubuh, maka Anda dapat mengalami berbagai macam penyakit, seperti:
Baca Juga
Minyak jelantah bukannya haram digunakan, hanya saja pengaplikasiannya sangat tergantung pada banyak hal. Menurut Health Promotion Board Singapura (badan yang mengampanyekan pola hidup sehat), minyak jelantah yang aman digunakan memiliki beberapa kriteria, seperti:
Minyak yang terlalu sering digunakan akan semakin rentan menghasilkan radikal bebas pada masakan, sedangkan kandungan vitamin dan antioksidannya kian sedikit.
Jika minyak jelantah sudah berwarna cokelat atau bahkan hitam, jangan digunakan lagi untuk memasak.
Bau tengik menandakan minyak sudah tidak layak pakai, begitu pula jika minyak tersebut terlihat kental atau lengket.
Setelah menggoreng, minyak jelantah yang masih terlihat bening dapat disaring agar remah-remah sisa masakan sebelumnya tidak ikut tersimpan. Anda bisa menggunakan saringan yang terbuat dari stainless steel atau kain bersih untuk menyaring remah ini.
Pastikan Anda menyimpan minyak jelantah di wadah tertutup sehingga tidak terpapar udara maupun cahaya. Bila perlu, Anda dapat menyimpannya di kulkas menggunakan ice tray agar bisa langsung digunakan sesuai porsi yang Anda butuhkan.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Penting bagi Anda untuk mengetahui cara membaca tanggal kadaluarsa untuk mengetahui sampai kapan produk layak digunakan. Tanggal kadaluarsa biasanya ditulis dengan didahului kalimat “sebaiknya digunakan sebelum,” atau tulisan “exp.”
28 Apr 2023
Makanan beku bukan hal baru. Inovasi yang satu ini membuat orang bisa lebih leluasa menyimpan makanan dan mengolahnya ketika diperlukan. Makanan bisa lebih tahan lama, namun di sisi lain kandungan nutrisinya juga rentan berkurang. Waspadai juga pengawet atau perasa tambahan yang membuat kalori makanan jadi lebih besar.
20 Mei 2020
Di balik rasanya yang gurih dan nikmat, ternyata kalori kulit ayam cukup tinggi dan berbahaya bagi kesehatan. Adakah cara menyiasatinya?
23 Jun 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved