Nonton TV di kamar bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Tak hanya membuat susah tidur, kebiasaan ini juga bisa meningkatkan risiko obesitas, gangguan mata, masalah kesehatan, penyakit kronis, hingga depresi.
19 Jul 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Nonton tv di kamar sering disertai ngemil sehingga meningkatkan risiko obesitas
Table of Content
Mungkin sudah menjadi hal umum menaruh televisi di kamar atau nonton sebelum tidur. Tanpa disadari, kebiasaan ini justru bisa memicu gaya hidup sedentari dan menimbulkan risiko bagi kesehatan Anda. Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui bahaya nonton TV di kamar yang perlu Anda waspadai.
Advertisement
Beberapa orang mungkin merasa bahwa nonton TV di kamar bisa menjadi pengantar tidur yang efektif. Bahkan, ada juga yang merasa bahwa membiarkan TV menyala dapat membuat tidur semakin mudah dan nyenyak.
Meski cara ini dianggap dapat membantu seseorang tertidur, ternyata cara ini tidak menguntungkan untuk kesehatan.
Tidur dengan TV menyala ternyata justru membuat Anda lebih banyak terpapar cahaya biru (blue light) dari televisi. Ini bisa meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan.
Beberapa bahaya nonton TV di kamar sebelum tidur antara lain:
Tidur setidaknya 8 jam setiap malam merupakan kebutuhan dasar manusia untuk menunjang kesehatan fisik dan mental. Nonton TV di kamar bisa mengganggu waktu dan kualitas tidur Anda dengan beberapa cara, yaitu:
BACA JUGA: Waspadai Efek Samping Blue Light pada Kualitas Tidur Anda
Saat nonton TV di kamar sebelum tidur, Anda cenderung mengondisikan ruangan dengan pencahayaan yang redup. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko gangguan mata seperti computer vision syndrome.
Dikutip dari American Optometric Association, computer vision syndrome terjadi karena salah satu atau kombinasi dari pencahayaan yang kurang, layar yang silau, jarak pandang terlalu dekat, postur duduk yang buruk, atau masalah penglihatan yang tidak teratasi.
Computer vision syndrome bisa menyebabkan mata lelah, sakit kepala, penglihatan kabur, mata kering, serta sakit leher dan bahu.
Masih berkaitan dengan paparan cahaya dari televisi. Sebuah penelitian dalam JAMA International Medicine menyatakan bahwa paparan cahaya buatan seperti dari TV atau gadget di malam hari saat tidur bisa meningkatkan risiko obesitas atau kegemukan. Bahkan, ketika tidak ada penurunan waktu atau kualitas tidur.
Belum lagi, nonton TV di kamar sambil tiduran biasanya dibarengi dengan camilan atau makanan tinggi kalori selama menonton. Ini termasuk dalam sedentary lifestyle yang juga meningkatkan risiko kegemukan.
Nonton TV di kamar dalam waktu yang lama, apalagi sampai mengganggu waktu tidur bisa berdampak buruk terhadap kesehatan Anda secara keseluruhan, seperti:
Dikutip dari The University of Nebraska at Kearney, paparan cahaya TV merangsang saraf dari mata ke bagian otak yang mengontrol hormon, suhu tubuh, dan fungsi lain. Ini dapat membuat seseorang menjadi terjaga, lelah, atau mengantuk. Hal ini bisa merusak fungsi tubuh seseorang keesokan harinya.
Kurangnya tidur akibat nonton televisi di kamar pada gilirannya akan meningkatkan risiko penuaan dan penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Penelitian dalam Journal of Psychosomatic Research menyatakan bahwa gangguan saat tidur bisa meningkatkan risiko penuaan, penyakit jantung, depresi, nyeri tubuh kronis, dan penyakit komorbid utama lainnya pada orang dewasa.
Paparan cahaya dari televisi meningkatkan rangsangan terhadap kondisi mental dan emosi seseorang. Orang yang tidurnya kurang berkualitas cenderung mengalami perubahan suasana hati, emosi, dan mudah marah. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa meningkatkan risiko kecemasan, stres, dan depresi.
Itulah beberapa bahaya nonton TV di kamar yang perlu Anda waspadai. Meski sering luput dari perhatian, ternyata kegiatan ini memiliki banyak pengaruh buruk bagi kesehatan fisik dan mental.
Kini, Anda mungkin bisa mempertimbangkan untuk tidak menaruh TV di kamar. Kondisikan kamar senyaman mungkin untuk mendukung kualitas tidur Anda. Mulailah dengan disiplin diri dalam membagi waktu untuk melakukan kegiatan harian, termasuk waktu tidur.
Anda juga bisa berkonsultasi terkait gangguan tidur atau kondisi kesehatan lain melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Obat flu untuk ibu menyusui yang aman adalah paracetamol atau obat dekongestan karena tidak memengaruhi ASI. Gunakan obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan dokter.
Barley atau jelai adalah gandum dengan tekstur kenyal dan rasa seperti kacang. Jelai mengandung banyak nutrisi dan mudah dipadukan dengan makanan lain. Tak hanya itu, jelai juga bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol serta menyehatkan jantung.
Contoh buah yang bagus untuk kesehatan mata adalah yang mengandung tinggi vitamin A dan vitamin C seperti jeruk, mangga, aprikot, alpukat, pepaya, hingga blueberry.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved