Makanan instan kemasan biasanya telah melewati proses pengolahan yang panjang sehingga memengaruhi nilai gizinya. Konsumsi berlebihan makanan kemasan bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan, khususnya risiko penyakit kronis.
2023-03-25 19:13:51
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Makanan kemasan umumnya tinggi kalori dan garam yang bahaya bagi kesehatan
Makanan kemasan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat saat ini. Praktis dan mudah didapat membuat makanan instan kemasan digandrungi banyak kalangan.
Advertisement
Namun, tahukah Anda bahwa ada bahaya yang mengintai di dalamnya? Ketahui bahaya makanan kemasan dan tips aman mengonsumsinya berikut ini.
Makanan kemasan adalah makanan yang telah melewati proses tertentu sehingga mengalami perubahan, misalnya lebih tahan lama atau lebih beraroma.
Pemrosesan makanan instan kemasan yang paling umum antara lain pembekuan, pengalengan, pembakaran, dan pengeringan yang mengubah makanan dari keadaan alaminya.
Proses pengawetan, pembekuan, dan pengeringan umumnya memengaruhi nilai gizi dari makanan tersebut, khususnya jika dibandingkan dengan versi segar, alias tanpa pengolahan. Selain itu, tambahan beberapa bahan makanan juga berdampak pada nilai gizinya.
Beberapa jenis makanan kemasan mungkin mengandung garam, gula, dan lemak yang tinggi. Itulah sebabnya efek makanan kemasan berbahaya bagi kesehatan.
Berikut ini potensi bahaya makanan kemasan yang perlu Anda waspadai:
Makanan instan kemasan biasanya menggunakan gula tambahan. Tambahan gula ini umumnya mengandung kalori yang tinggi pula.
Terlalu banyak konsumsi gula tambahan di dalam makanan kemasan bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti kegemukan (obesitas), sindrom metabolik, diabetes tipe 2, dan peradangan tubuh.
Pembuatan makanan ringan kemasan tak jarang menggunakan tambahan bahan kimia buatan untuk membuat rasa makanan lebih kuat dengan warna yang lebih menarik.
Beberapa bahan kimia buatan dalam makanan kemasan, seperti pengawet makanan, untuk menjaga makanan lebih awet dan stabil, pewarna buatan, atau penyedap rasa.
American Journal of Lifestyle Medicine menyatakan bahwa sebagian besar makanan instan kemasan mengandung bahan tambahan untuk menciptakan rasa yang membuat orang terus mendambakan makanan tersebut. Sensasi ini digambarkan sebagai kecanduan.
Karbohidrat merupakan komponen penting dalam makanan. Namun, karbohidrat dari makanan utuh (segar) punya manfaat yang jauh lebih besar dari karbohidrat olahan.
Karbohidrat olahan sering menyebabkan peningkatan gula darah dengan cepat. Konsumsi karbohidrat olahan juga sering dikaitkan dengan kejadian diabetes tipe 2.
Dibandingkan dengan karbohidrat olahan dari makanan kemasan, Anda lebih disarankan karbohidrat kompleks dari makanan utuh, seperti gandum, beras merah, biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayur-sayuran.
BACA JUGA: Cara Sehat Makan Mi Instan Supaya Tidak Terlalu Merasa Bersalah
Makanan kemasan atau makanan olahan biasanya memiliki nutrisi yang lebih rendah daripada makanan utuh.
Meski beberapa produsen makanan kemasan menambahkan vitamin dan mineral buatan untuk menggantikan nutrisi yang hilang selama pemrosesan, makanan utuh memberikan vitamin dan mineral alami yang dapat diserap lebih banyak oleh tubuh.
Sebagian besar makanan ringan kemasan sangat rendah serat karena telah hilang selama pengolahan makanan.
Serat sangat penting dalam makanan sehari-hari karena dapat melancarkan pencernaan dan membuat kenyang lebih lama. Ini akan membuat Anda membatasi asupan kalori yang berlebihan.
Makanan kemasan telah melalui proses pengolahan yang membuatnya lebih mudah dimakan dan dicerna. Itu sebabnya, konsumsi makanan instan sering kali membuat Anda makan lebih banyak produk dalam waktu yang singkat.
Meski tidak merasa kenyang, kalori dan gula tambahan akan lebih banyak masuk ke tubuh, sehingga meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti kelebihan berat badan (obesitas).
Apalagi, Anda cenderung akan memakan lebih banyak makanan kemasan untuk memuaskan rasa ingin makan Anda.
Makanan ringan kemasan mengandung lemak trans yang bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan.
Produsen membuat lemak trans dengan menambahkan hidrogen ke minyak nabati cair dan membuatnya lebih padat.
Lemak trans ini meningkatkan risiko peradangan dalam tubuh yang bisa mengarah pada penyakit kronis, seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Selain itu, lemak trans juga bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar lemak baik (HDL).
BACA JUGA: Kenali Bahaya Plastik Kemasan Makanan untuk Kesehatan
Keinginan makan makanan instan kemasan memang kadang tak tertahankan. Apalagi, dalam kondisi darurat makanan kemasan memang menjadi satu-satunya pilihan.
Untuk meminimalisir risikonya, Anda perlu mengetahui tips amannya. Beberapa tips aman makan makanan kemasan yang bisa Anda terapkan antara lain:
BACA JUGA: Tips Memahami Informasi Nilai Gizi pada Kemasan Makanan
Makanan kemasan memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan saat ini. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah membatasi konsumsinya. Makan makanan instan kemasan dalam jumlah besar bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan.
Selain itu, Anda juga perlu mengimbanginya dengan makan makanan utuh bergizi seimbang dengan keanekaragaman pangan dan pola hidup sehat.
Jika Anda mengalami keluhan setelah makan makanan kemasan, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan tepat. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Sirup maple adalah pemanis alami yang dipercaya lebih sehat dari gula buatan. Teksturnya seperti madu, dan terbuat dari getah pohon maple. Benarkah sirup maple memiliki banyak manfaat?
Biji adas adalah rempah yang digunakan dalam berbagai masakan Nusantara, seperti gulai. Manfaat adas mulai dari membantu mengurangi nafsu makan sampai menjaga kesehatan organ jantung Anda.
Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin merupakan langkah awal memenuhi nutrisi untuk penderita stroke. Hindari juga makanan yang mengandung banyak gula, garam, dan melalui proses yang panjang.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved