Meski mudah didapatkan, kotak makan plastik dapat berbahaya bagi kesehatan Anda. Kenali apa penyebab kontak makan plastik bisa berbahaya bagi kesehatan Anda.
19 Mei 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Kotak makan plastik
Table of Content
Saat memilih wadah untuk menyimpan makanan, hal pertama yang terpikir oleh kebanyakan orang adalah kotak makan plastik. Kotak makan jenis ini mudah ditemukan dan banyak dijual di pasaran.
Advertisement
Meski memudahkan proses penyimpanan makanan, penggunaan kotak makan plastik ternyata dapat berbahaya bagi kesehatan Anda. Kenali ciri-ciri tempat makan plastic yang tidak dianjurkan supaya Anda terhindar dari dampak buruknya.
Beberapa kotak makan plastik mengandung bisphenol A atau BPA. BPA merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik menjadi keras dan dapat dibentuk. Bahan yang telah digunakan selama lebih dari 40 tahun ini dapat ditemukan di botol minum, kotak makan, bahkan hingga kaleng makanan.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan BPA pada wadah makanan dan minuman dapat memungkinkan bahan ini ikut tertelan.
Selain itu, memasukkan makanan dalam kondisi panas atau memanaskan makanan beserta kotak makan plastik, dapat meningkatkan jumlah zat yang berpindah ke makanan Anda. Bahkan, perpindahan BPA ke makanan juga dapat meningkat ketika plastik menyentuh makanan yang asam, asin, dan berlemak.
Meski masih memerlukan penelitian lebih lanjut, paparan dari bahan kimia ini dapat berpotensi memberikan efek buruk bagi kesehatan seseorang, meningkatkan tekanan darah, serta risiko gangguan kelenjar prostat janin, bayi, dan anak-anak. Bahkan, BPA juga dapat memberikan dampak pada kesehatan otak.
Selain beberapa hal di atas, berikut adalah bahaya penggunaan kotak makan plastik yang perlu Anda waspadai.
Studi menunjukkan bahwa seseorang yang terpapar oleh BPA dalam jumlah tinggi lebih berisiko mengalami masalah kesehatan jantung.
Selain meningkatkan risiko masalah kesehatan jantung, paparan BPA dalam jumlah tinggi juga berisiko menimbulkan gangguan pada otak dan perilaku anak serta bayi.
BPA secara teoretis dipercaya mampu bertindak seperti hormon, Oleh karena itu, paparannya dapat mengganggu kadar hormon normal dan perkembangan pada janin, bayi, serta anak-anak.
Sistem imun anak, terutama bayi, masih belum berkembang dengan sempurna. Oleh karena itu, efek dari penggunaan kotak makan plastik yang mengandung BPA dapat lebih berisiko.
Selain beberapa bahaya di atas, studi yang dilakukan pada hewan juga menunjukkan adanya hubungan antara paparan BPA dengan kemungkinan meningkatnya risiko kanker.
Untuk menghindari berbagai risiko di atas, Anda bisa membeli tempat makan dengan tanda ‘BPA-free’ dan hindari kotak makan plastik yang memiliki tanda segitiga serta dengan kode 3 atau 7. Pasalnya, kode ini dapat menunjukkan bahwa wadah tersebut mengandung BPA.
Sebagai alternatif, Anda juga bisa menggunakan kotak makan yang bukan terbuat dari plastik. Misalnya, kotak makan dan botol minum yang terbuat dari stainless steel. Bahan ini termasuk pilihan bahan yang paling aman.
Pasalnya, stainless steel tidak dapat dipecah atau terurai seperti plastik sehingga tidak akan melepaskan racun yang bisa masuk ke dalam makanan serta minuman Anda. Selain itu, kotak makan stainless steel juga dapat menyimpan makanan Anda tetap dalam kondisi baik dan segar.
Baca Juga
Meski mudah didapatkan dan dijual dengan harga relatif murah, sebaiknya pertimbangkan lagi penggunaan kotak makan plastik sebagai wadah penyimpanan makanan, agar Anda dan keluarga dapat terhindar dari bahayanya.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Inferiority complex adalah perasaan yang menganggap diri sendiri lebih rendah dari orang lain. Kondisi ini bisa disebabkan oleh pengalaman masa kecil yang sering dibanding-bandingkan dengan saudara atau anak lain.
Strict parents adalah orangtua yang menempatkan standar tinggi pada anak dan suka menuntut. Pola pengasuhan ini bisa menyebabkan anak tidak percaya diri, suka berbohong, hingga depresi.
Selain orang dewasa, anak-anak bisa mengalami gangguan kecemasan. Beberapa di antaranya adalah kecemasan berpisah, fobia spesifik, hingga serangan panik.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved