Karbon disulfida merupakan salah satu senyawa yang kerap digunakan oleh pabrik-pabrik, seperti industri garmen atau minyak dan gas. Bahaya paparan karbon disulfida rentan mengancam para pekerjanya, mulai dari yang ringa, seperti pusing, hingga gangguan organ.
13 Agt 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Paparan karbon disulfida bisa menimbulkan bahaya kesehatan
Table of Content
Karbon disulfida (CS2) adalah senyawa berbentuk cairan tidak berwarna dan memiliki bau aromatik yang manis, seperti kloroform.
Advertisement
Senyawa ini tergolong mudah menguap dan mudah ditemukan, terutama pada kawasan industri. Apa saja bahaya karbon disulfida bagi kesehatan? Siapa kelompok yang paling rentan? Adakah kegunaannya? Simak penjelasan berikut ini.
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa paparan karbon disulfida secara berlebihan memiliki efek samping negatif bagi kesehatan.
Beberapa bahaya dan gangguan kesehatan yang mungkin muncul akibat paparan karbon disulfida, antara lain:
Baca Juga
Dikutip dari organisasi kesehatan dunia, WHO, karbon disulfida sebagian besar digunakan dalam produksi bahan viscose (rayon) dan selofan (cellophane). Kandungan karbon disulfida juga ditemukan dalam pemrosesan minyak dan gas, serta industri kimia dan pembuatan ban.
Itu sebabnya, kelompok pekerja di bidang industri garmen serta minyak dan gas-lah yang paling rentan terhadap bahaya paparan karbon disulfida.
Meski tidak sebesar pada sektor industri, para pekerja di bidang lahan dan perkebunan juga tidak terlepas dari risiko terpapar bahan kimia karbon disulfida.
Pasalnya, senyawa ini juga diproduksi secara alami oleh mikroorganisme tanah, sedimen (batuan), vegetasi, kebakaran hutan dan rumput, serta gunung berapi.
WHO menyatakan bahwa paparan karbon disulfida paling umum terjadi lewat udara (pencemaran udara akibat limbah pabrik). Akan tetapi, kemungkinan paparan lewat kulit juga mungkin terjadi.
Keracunan senyawa kimia tertentu merupakan jenis kecelakaan kerja yang rentan pada pekerja di pabrik.
Pekerja di kawasan industri sangat rentan terpapar bahaya karbon disulfida. Untuk mencegahnya, penggunaan alat pelindung diri (APD) sesuai standar aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) perusahaan dapat meminimalkan risiko paparan.
Publikasi berjudul Environmental Medicine juga mengeluarkan anjuran pertolongan pertama saat terpapar senyawa berbahaya seperti karbon disulfida.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan sebagai pertolongan pertama keracunan bahan kimia, seperti paparan karbon disulfida:
Sejauh ini, beberapa penelitian menyebutkan kegunaan karbon disulfida sebatas sebagai pelarut lipid, belerang, karet, fosfor, minyak, resin, dan lilin.
Senyawa kimia ini bukanlah hal baru di dunia industri.
Anda yang bekerja pada sektor di atas, mungkin perlu kewaspadaan ekstra agar bahaya karbon disulfida dapat ditekan. Taati selalu aturan K3 terkait penggunaan alat pelindung diri (APD) di lingkungan kerja.
Jika Anda mengalami gejala pusing, mual, dan gejala lain setelah berada di lingkungan industri atau perkebunan, jangan ragu untuk konsultasikan kondisi Anda ke dokter.
Anda juga bisa berkonsultasi secara online mengenai bahaya karbon disulfida dan senyawa kimia lainnya menggunakan fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara mengatasi rabun jauh alias mata minus (miopia) secara alami tidak sulit dilakukan.
Stroke ringan adalah kondisi ketika aliran darah ke otak dan sumsum tulang belakang mengalami interupsi sesaat. Gejala stoke ringan biasanya terjadi dengan cepat.
Perubahan warna lidah dapat mengindikasikan adanya gangguan kesehatan. Kenali berbagai warna lidah, dan kemungkinan kondisi yang mendasarinya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved