Risiko bahaya imunisasi pada bayi yang sakit flu, batuk, atau pilek akan tergantung dari jenis dan seberapa parah penyakitnya. Simak penjelasan lengkapnya di sini.
2023-03-30 01:41:22
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Bahaya imunisasi bayi saat ia sakit tergantung dari seberapa parah sakitnya
Table of Content
Imunisasi pada bayi adalah cara sederhana, aman, dan efektif untuk melindunginya dari penyakit tertentu. Namun, apakah bahaya imunisasi saat bayi sakit flu, pilek, atau batuk?
Advertisement
Perlu orangtua ketahui bahwa imunisasi menggunakan mekanisme sistem kekebalan tubuh alami untuk membangun perlindungan terhadap penyakit infeksi tertentu.
Umumnya butuh waktu sekitar 2 minggu setelah vaksinasi agar sistem kekebalan tubuh merespons sepenuhnya.
Namun, kalau bayi sedang sakit bolehkah mendapatkan imunisasi? Simak jawaban lengkapnya.
Sebenarnya, berbahaya atau tidak jika bayi melakukan imunisasi saat sakit tergantung pada jenis penyakit serta seberapa parah sakit yang dialaminya.
Mengutip Ikatan Dokter Anak Indonesia, bayi yang mengalami batuk pilek ringan tanpa demam masih boleh imunisasi. Kecuali ia sangat rewel, sebaiknya tunda imunisasi 1-2 minggu setelah benar-benar sembuh.
Bayi yang mengalami batuk pilek ringan masih bisa mendapatkan vaksin, karena tidak memengaruhi respons tubuh terhadap vaksin.
Berikut adalah beberapa kondisi lainnya yang memperbolehkan si kecil tetap melakukan imunisasi dan vaksin:
Dokter merekomendasikan agar bayi dan anak Anda yang sakit ringan sebaiknya tetap mendapatkan vaksin sesuai jadwal.
Bayi atau anak yang sedang dalam masa perawatan minum antibiotik juga boleh mendapat imunisasi. Alasannya karena antibiotik tidak memengaruhi tubuh merespons vaksin.
Namun, sebaiknya tunda dulu imunisasi apabila bayi mengalami demam tinggi, flu berat, pneumonia, hingga penyakit infeksi serius, untuk mencegah kemungkinan terjadinya risiko kesehatan tertentu.
Baca Juga
Dalam penjelasan sebelumnya, disebutkan bahwa orangtua boleh saja memberikan imunisasi pada bayi yang sedang mengalami pilek ringan.
Namun, orangtua perlu mengetahui alasan bahaya imunisasi saat bayi sakit, seperti flu atau demam.
Saat terjadi infeksi pada tubuh bayi, sistem imun tubuh bereaksi terhadap mikroorganisme penyebab infeksi, dengan memproduksi banyak antibodi.
Jika anak divaksin saat sedang mengalami infeksi, maka antibodi yang dihasilkan tidak akan optimal. Hal ini karena tubuh sedang sibuk melawan infeksi yang dialami tubuh.
Jadi, sudah seharusnya dokter memastikan bahwa sistem kekebalan tubuh bayi tidak melawan infeksi lainnya, saat ia sakit dan tetap menjalani imunisasi.
Baca Juga
Dari sejak kelahirannya, bayi perlu mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai dengan perkembangan usia mereka.
Namun, terkadang bayi juga perlu menunda imunisasi jika mengalami sakit atau kondisi kesehatan tertentu.
Syarat penundaan imunisasi saat bayi sakit terutama berlaku bagi vaksin yang menggunakan virus hidup yang sudah dilemahkan. Sebagai contoh, vaksin MMR atau vaksin cacar air.
Kemungkinan, bayi atau anak ia perlu menunggu sampai kondisi pulih untuk mencegah terjadinya efek samping vaksin.
Begitu juga pada anak yang telah mengonsumsi steroid oral dosis tinggi selama lebih dari dua minggu. Setidaknya, perlu menunggu selama satu bulan sebelum mendapatkan vaksin hidup yang telah dilemahkan.
Baca Juga
Bayi baru lahir tergolong rentan mengalami penyakit ringan jangka pendek. Misalnya, seperti batuk ringan hingga pilek.
Jadi, cara paling mudah untuk memastikan bayi sakit batuk pilek sudah boleh imunisasi atau belum adalah dengan memeriksa si kecil sudah benar-benar sehat.
Namun, ada pula penyakit serius yang membuat bayi atau anak tidak bisa mendapatkan vaksin, seperti:
Apabila bayi memiliki penyakit atau kondisi serius, bicarakan dengan dokter anak. Ia akan membantu menentukan vaksin mana yang boleh dan tidak.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai bahaya imunisasi saat bayi sakit, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Perkembangan bayi menjadi poin penting dalam mengasuh si buah hati. Pada masa perkembangan bayi dalam tahun pertama kehidupannya, orangtua akan banyak dipenuhi dengan kelelahan, kebahagiaan, hingga pertanyaan tak henti-henti atas pencapaian atau milestones yang dicapai si kecil.
Penggunaan minyak zaitun untuk bayi kerap menimbulkan kontra karena disebut dapat menyebabkan iritasi. Ini penjelasannya dan rekomendasi minyak alami lainnya yang bisa jadi pengganti.
Tanda bayi cukup ASI bisa terlihat dari suasana hati dan sistem pencernaannya. Bayi yang sudah kenyang, akan terlihat tidak mudah rewel hingga buang air besar yang lancar sebanyak 5 kali sehari.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved