Toxic shock syndrome adalah sekumpulan gejala gangguan pada berbagai sistem dan organ tubuh. Toxic shock syndrome bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya, dari cacat, gagal organ, hingga kematian.
1
(1)
4 Jul 2019
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Toxic shock syndrome disebabkan oleh racun dari bakteri yang masuk ke dalam aliran darah.
Table of Content
Toxic shock syndrome atau TSS merupakan sekumpulan gejala gangguan pada berbagai sistem dan organ tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, yang masuk ke aliran darah dan menyebar ke organ-organ tubuh.
Advertisement
Bila terlambat ditangani, TSS bisa menyebabkan komplikasi serius hingga kematian. Apa sajakah komplikasi tersebut?
Baca Juga
Toxic shock syndrome bisa menyebabkan berbagai kondisi serius. Mulai dari kehilangan anggota tubuh, gagal organ, hingga kematian. Berikut penjelasannya:
Konsentrasi tinggi dari bakteri Staphylococcus aureus akan melepaskan racun TSST-1. Bila masuk ke aliran darah, racun ini bisa memicu aktivasi dari berbagai macam respons imunitas.
Respons imunitas yang terlalu banyak tersebut kemudian menyebabkan tubuh kewalahan karena terjadi kondisi yang diistilahkan dengan badai cytokine.
Tanpa penanganan medis secepatnya, badai cytokine akan menjadi toxic shock syndrome. TSS bisa mengakibatkan kegagalan fungsi organ serta munculnya kematian jaringan (gangrene) pada tangan dan kaki.
Bila gangrene sudah terjadi, bagian tubuh tersebut terpaksa diamputasi untuk menyelamatkan nyawa penderita. Maka dari itu, penderita pun akan mengalami cacat permanen.
Komplikasi lain dari toxic shock syndrome adalah syok sistemik. Kondisi ini terjadi ketika organ-organ tubuh tidak mendapatkan cukup aliran darah dan oksigen. Pasalnya, tubuh kewalahan melawan infeksi.
Kondisi kekurangan tersebut dapat menyebabkan kerusakan organ dan bisa berujung pada kegagalan fungsi organ. Jenis kegagalan fungsi organ yang umum terjadi akibat TSS meliputi gagal ginjal, gagal liver, dan gagal jantung.
Bila kerusakan dan kegagalan fungsi dari berbagai organ terus terjadi dalam tubuh penderita, nyawa penderita akan terancam dan berakhir pada kematian.
Toxic shock syndrome bisa disebabkan oleh tiga jenis bakteri, yaitu Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, dan Clostridium sordellii. Infeksi oleh bakteri-bakteri ini bisa terjadi lewat luka terbuka di permukaan kulit yang menjadi pintu masuk bakteri ke dalam aliran darah.
Bakteri S.aureus bisa menyebabkan toxic shock syndrome terkait dengan penggunaan tampon saat menstruasi. Jenis bakteri ini umumnya berada di vagina tanpa menyebabkan infeksi.
Namun keberadaan tampon yang lembap akibat resapan darah di dalam vagina, dapat menjadi tempat bakteri untuk berkembang dengan cepat. Bakteri juga bisa masuk ke aliran darah lewat luka iritasi ringan di dinding vagina, kemudian menyebarkan racun ke aliran darah.
Toxic shock syndrome akibat bakteri Streptococcus pyogenes lebih sering terjadi pada anak-anak sebagai infeksi sekunder. Ini berarti, infeksi terjadi akibat komplikasi dari infeksi lain yang sudah terlebih dulu dialami.
Kondisi ini biasanya menimpa mereka yang baru saja mengalami cacar air atau infeksi lain di kulit.
Bakteri ini juga normal berada di vagina dan biasanya tidak menimbulkan infeksi. Akan tetapi, bakteri bisa masuk ke aliran darah saat persalinan atau saat ada tindakan ginekologi lainnya.
Gejala-gejala toxic shock syndrome mungkin berbeda antara satu penderita dan penderita lainnya. Tetapi gejala umumnya bisa berupa demam tinggi, sakit kepala, sakit otot, mual dan muntah, diare, mata memerah, dan ruam atau lebam di sekujur tubuh.
TSS termasuk kondisi gawat darurat karena dapat memburuk dengan cepat. Penderita harus segera dibawa ke rumah sakit dan seringkali terpaksa dirawat di unit perawatan intensif.
Mengingat komplikasinya yang sangat serius, gejala TSS harus dicermati dan diwaspadai. Walaupun kejadian toxic shock syndrome amat jarang, lebih baik segera memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit bila ada gejala yang mencurigakan.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Pemakaian tampon terlalu lama dapat berakibat fatal karena memicu terjadinya toxic shock syndrome. Kondisi ini dipicu oleh bakteri Staphylococcus aureus yang berkembang dan mengeluarkan racun di dalam darah.
Tampon mungkin tak asing bagi wanita Indonesia untuk menyerap darah haid. Namun penggunaan tampon secara sembarangan dapat memicu toxic shock syndrome. Tips menggunakan tampon dengan aman adalah jangan memakai tampon terlalu lama serta ikuti petunjuk pemakaian.
Kulit jari kaki menebal dan hitam umumnya disebabkan oleh tekanan atau gesekan berulang pada permukaan kulit. Bentuk kaki yang tidak normal juga dapat meningkatkan risiko masalah ini.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lidya
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved