Sebenarnya, bahaya pelihara kucing bagi ibu hamil yang utama bukanlah terletak pada bulu, melainkan kotorannya. Terlebih jika kesehatan kucing tidak diperhatikan. Kotoran kucing bisa jadi salah satu pintu masuk penyakit, seperti toksoplasmosis.
23 Nov 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Ada bahaya tertentu bulu kucing untuk ibu hamil
Table of Content
Banyak anggapan di masyarakat terkait larangan ibu hamil pelihara kucing. Mitos ini berkaitan dengan risiko penularan toksoplasma hingga alergi akibat bulu kucing yang bisa membawa bahaya bagi ibu dan janin.
Advertisement
Lantas, apa saja bahaya bulu kucing untuk ibu hamil? Bagaimana tips agar tetap aman pelihara kucing saat hamil? Simak ulasannya berikut ini.
Anda mungkin sudah sering mendengar ungkapan bahwa bulu kucing bisa berbahaya untuk ibu hamil. Bahkan, ada pula yang menyebutkan bulu kucing atau bahkan pelihara kucing bisa membuat seorang wanita mandul. Kenyataannya tidaklah demikian.
Ibu hamil boleh saja memelihara kucing selama kucing mendapatkan perawatan yang tepat, sehingga kebersihan dan kesehatannya terjaga. Sebagai antisipasi tambahan, ibu hamil juga perlu menghindari gigitan kucing, cakaran, bulu, dan kotorannya. Pasalnya, gigitan, cakaran, bulu, atau kotoran kucing bisa menjadi pintu masuk penyakit dari hewan yang berbahaya bagi ibu hamil.
Salah kaprah soal dampak bulu kucing bagi ibu hamil muncul akibat penyakit yang mungkin dibawa oleh hewan ini. Dikutip dari Canadian Medical Association Journal, ibu hamil merupakan kelompok rentan yang berisiko lebih besar terkena zoonosis. Ibu hamil juga memiliki tingkat keparahan penyakit yang lebih parah dan lebih lama.
Zoonosis sendiri merupakan penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Salah satu contoh zoonosis yang umum terjadi adalah toksoplasmosis.
Toksoplasmosis adalah infeksi parasit Toxoplasma gondii yang bisa ditularkan melalui kotoran kucing atau tanah yang terkontaminasi kotoran kucing yang terinfeksi.
Anda bisa tertular toksoplasma saat kontak langsung dengan kotoran kucing, mengonsumsi makanan terutama daging yang masih mentah atau tidak dimasak dengan baik, atau terpapar tanah yang terkontaminasi saat berkebun.
Toksoplasmosis pada orang dewasa menimbulkan gejala seperti flu yang berlangsung beberapa minggu. Beberapa orang yang terinfeksi mungkin tidak menimbulkan gejala.
Akan tetapi, toksoplasmosis dari bulu atau kotoran kucing bisa bahaya untuk janin yang dikandung ibu hamil.
Pada ibu hamil, toksoplasmosis kemungkinan bisa ditularkan kepada bayi, bahkan menyebabkan cacat lahir, seperti kerusakan otak dan mata.
Selain kotoran, bahaya bulu kucing untuk ibu hamil juga perlu mendapat perhatian.
Dikutip dari jurnal Allergy, paparan terhadap bulu hewan peliharaan meningkatkan risiko asma dan rinitis alergi.
Alergi terhadap hewan peliharaan merupakan reaksi tubuh terhadap protein yang ditemukan pada bulu, air liur, dan urine hewan peliharaan.
Selanjutnya, orang yang alergi bulu kucing atau hewan peliharaan lainnya biasanya akan meningkatkan risiko dan gejala asma.
BACA JUGA: Mengenal Jenis-Jenis Cacing pada Kucing yang Menular ke Manusia
Meski terdapat risiko bahaya pada kotoran, gigitan, cakaran, dan bulu kucing untuk ibu hamil, Anda tentu tidak perlu mengusir kucing kesayangan Anda.
Dikutip dari The American College of Obstetric and Gynecologist, jika Anda memiliki kucing yang tinggal di dalam ruangan dan tidak pernah keluar rumah, serta tidak makan daging mentah atau hewan lain seperti tikus, kecil kemungkinan kucing Anda terinfeksi toksoplasma.
Menjaga kebersihan diri, hewan peliharaan, dan lingkungan sekitar merupakan cara ampuh mencegah sekaligus mengatasi kemungkinan infeksi zoonosis, seperti toksoplasmosis.
Untuk mengurangi kemungkinan risiko bahaya bulu kucing untuk ibu hamil, Anda bisa menerapkan cara pencegahan berikut ini:
BACA JUGA: Bolehkah Memelihara Hewan Saat Hamil? Ini Manfaat dan Risikonya
Tidak sedikit ibu hamil yang memiliki hewan peliharaan menjalani kehamilannya tanpa mengalami masalah. Risiko komplikasi dan bahaya hewan peliharaan, seperti kucing pada kehamilan terjadi akibat paparan terhadap bulu, kotoran, atau urine hewan.
Alergi dan asma termasuk salah satu risiko bahaya bulu kucing untuk ibu hamil yang dapat menambah tantangan dalam proses kehamilan. Selain itu, ancaman toksoplasmosis juga bisa menyerang ibu dan bayi akibat paparan terhadap kotoran kucing.
Menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan hewan peliharaan merupakan cara yang tepat mencegah sekaligus mengatasi bahaya atau komplikasi kehamilan akibat kotoran atau bulu kucing dan hewan peliharaan lainnya.
Jika masih ada pertanyaan seputar bahaya bulu kucing untuk ibu hamil dan cara mengatasinya, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Alergi jamur biasanya ditunjukkan dengan gejala bersin, mata berair, & ruam. Cara paling efektif mengurangi gejalanya adalah menghindari pemicunya.
Alergi telur bisa muncul segera atau beberapa jam setelah seseorang mengonsumsi telur atau memakanan makanan yang mengandung komponen telur. Gejalanya akan dimulai dengan iritasi kulit kemerahan, bengkak, dan juga gatal.
Alergi terjadi karena sistem imun yang sensitif terhadap alergen atau pemicu alergi tertentu. Jenis penyebab alergi sangat penting untuk dikenali agar bisa dihindari.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved