logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Hidup Sehat

Bahaya Bulu Kucing bagi Kesehatan, Bagaimana Cara Mengurangi Risikonya?

open-summary

Bahaya bulu kucing antara lain menyebabkan alergi, kurap, penyakit akibat kutu kucing, penyakit cakar kucing, hingga toksoplasmosis yang bisa meningkatkan risiko cacat lahir pada ibu hamil.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

15 Agt 2022

bahaya bulu kucing

Bulu kucing ternyata berisiko menimbulkan penyakit tertentu

Table of Content

  • Bahaya bulu kucing
  • Cara mengurangi risiko bahaya bulu kucing
  • Bolehkah kucing tidur dengan manusia?

Banyak anggapan di masyarakat yang menyatakan bahwa bulu kucing bahaya untuk kesehatan. Bagi Anda pecinta kucing mungkin sering bertanya-tanya, apakah bulu kucing berbahaya? Untuk mengetahui bahaya bulu kucing bagi manusia dan cara mengurangi risikonya, Anda bisa simak ulasan berikut ini. 

Advertisement

Bahaya bulu kucing

Dikutip dari CDC, kucing bisa memberikan dukungan emosional, meningkatkan suasana hati, dan berkontribusi pada moral pemiliknya secara keseluruhan. Meski begitu, kucing tetap berisiko membawa kuman berbahaya yang menyebabkan penyakit bagi manusia. 

Bahaya bulu kucing bisa lebih berisiko pada bayi, anak di bawah usia 5 tahun, wanita hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah. 

Berikut ini beberapa bahaya buku kucing pada manusia yang perlu Anda waspadai:

1. Penyakit akibat kutu kucing 

Kucing liar atau hewan peliharaan yang tidak terawat dan hidup di luar ruangan biasanya memiliki kutu yang menempel pada kulit atau bulu-bulunya. Kutu ini dapat berpindah dan menggigit kulit manusia sehingga menyebabkan penyakit.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh kutu kucing antara lain penyakit Lyme, tularemia, ehrlichiosis, dan babesiosis

2. Reaksi alergi 

Bahaya bulu kucing bagi manusia lainnya adalah bisa menimbulkan reaksi alergi. Bulu kucing yang menempel pada pakaian, sofa, kasur, karpet rumah, atau bahkan bertahan di udara bisa menjadi alergen atau pemicu alergi, terutama bagi Anda yang memang memiliki riwayat alergi atau asma. 

Umumnya, gejala alergi bulu kucing ditandai dengan bengkak atau gatal pada mata atau hidung, bersin-bersin, hidung-berair dan tersumbat, mata merah, berair, atau gatal-gatal. Selain itu, gejala lain yang mungkin muncul adalah gangguan tidur, kelelahan, gatal pada langit-langit mulut atau tenggorokan, hingga sesak napas.

Dikutip dari Asthma and Allergy Foundation of America, alergen dari hewan peliharaan seperti kucing bahkan bisa menyebabkan gejala alergi hingga 6 bulan setelah hewan tidak ada di rumah. 

3. Kurap 

Kurap atau ringworm adalah infeksi akibat jamur. Ini bisa menyebar dari kontak langsung antara hewan yang terinfeksi dengan manusia. Anak kucing biasanya paling sering mengalami infeksi ringworm

Jika tertular, Anda mungkin akan mengalami gatal, ruam berbentuk cincin di kulit, rambut rontok, atau kuku berubah warna, tebal, dan rapuh. 

4. Penyakit cakar kucing 

Bahaya bulu kucing bagi manusia selanjutnya adalah penyakit cakar kucing atau cat scratch disease (CSD). Ini adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Bartonella henselae. 

Penyakit ini bisa menyebar melalui cakaran atau jilatan kucing yang terinfeksi. Risiko ini juga mungkin terjadi saat membelai bulu kucing yang habis dijilat. 

Anda mungkin akan mengalami demam hingga pembengkakan pada kelenjar getah bening jika mengalami infeksi ini. Biasanya, gejala ini akan muncul sekitar 1-3 minggu setelah terpapar.

5. Toksoplasmosis 

Salah satu bahaya bulu kucing bagi wanita adalah penyakit toksoplasmosis. Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang terdapat di tanah, air, daging mentah, atau kotoran kucing yang terinfeksi. 

Penularan melalui bulu kucing bisa saja terjadi ketika kotoran kucing yang terinfeksi tidak sengaja menempel pada bulu kucing tersebut, yang kemudian berpindah ke manusia saat membelainya.

Siapa saja bisa terkena toksoplasmosis, tapi orang yang memiliki sistem imun lemah dan ibu hamil paling rentan terhadap penyakit ini. Pada wanita hamil, infeksi parasit ini bisa menginfeksi janin dalam kandungan dan menyebabkan cacat lahir. 

Cara mengurangi risiko bahaya bulu kucing

Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko bahaya bulu kucing bagi kesehatan:

  • Berikan vaksinasi pada kucing dan rutin periksa ke dokter hewan. Ini untuk memastikan kondisi hewan peliharaan Anda sehat dan bebas penyakit.
  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menyentuh, memandikan, memberi makan, atau membersihkan kandang kucing. 
  • Menjaga kebersihan kandang, alat makan, mainan, pasir, dan perlengkapan kucing lainnya.
  • Menggunakan sarung tangan dan masker saat membersihkan kandang atau kotoran kucing.
  • Jauhkan kucing atau kandangnya dari area tempat makan, tempat tidur, atau di dalam rumah. 
  • Memandikan kucing di luar ruangan. 
  • Hindari melakukan kontak langsung dengan hewan yang terlihat sakit. 
  • Hindari mengadopsi kucing liar sebagai hewan peliharaan karena berisiko membawa kuman berbahaya dari lingkungan luar.
  • Selalu rutin menjaga kebersihan rumah, termasuk lantai dan karpet, terlebih jika sering dilewati kucing. 
  • Menerapkan pola hidup bersih dan sehat untuk membangun sistem kekebalan tubuh yang kuat

BACA JUGA: Manfaat Memelihara Kucing yang Bagus untuk Kesehatan Mental

Bolehkah kucing tidur dengan manusia?

Ada perbedaan pendapat terkait hal ini. Kucing memang bisa memberi kenyamanan dan dukungan emosional yang positif bagi manusia. Namun, di sisi lain, kucing juga bisa menjadi perantara mikroorganisme berbahaya yang menyebabkan penyakit bagi manusia. 

Beberapa ahli membolehkan manusia untuk tidur dengan kucing, asalkan kucing dalam kondisi sehat dan bersih. Kucing yang tidak sehat dan tidak terawat biasanya memungkinkan untuk meninggalkan bulu di tempat tidur yang bisa memicu gangguan kesehatan. 

Selain itu, kucing adalah hewan nokturnal yang bisa beraktivitas di malam hari. Jika Anda tidur malam dengan kucing, kemungkinan besar hewan ini akan mengganggu kualitas tidur Anda. 

Jika Anda ingin benar-benar ingin mengajak kucing peliharaan untuk tidur satu kasur dengan Anda, perhatikan beberapa hal berikut ini:

  • Pastikan Anda dalam kondisi sehat dengan sistem imun yang baik. 
  • Pastikan kucing Anda juga dalam kondisi sehat dan bersih. Jangan berbaring berdekatan ketika kucing Anda menunjukkan tanda-tanda sakit, seperti rambut rontok, terlihat lesu, agresif, batuk, bersin, ruam, rontok, diare, atau gejala lainnya. 
  • Pastikan kucing Anda adalah kucing rumahan atau tidak kontak dengan lingkungan luar yang memungkinkan membawa penyakit.

Itulah beberapa fakta seputar bahaya bulu kucing bagi manusia dan cara mengurangi risikonya. Tidak ada larangan bagi Anda untuk memelihara hewan yang menggemaskan ini. Hal terpenting adalah merawat dan menjaganya tetap bersih dan sehat untuk meminimalkan risiko gangguan kesehatan pada kucing dan manusia. 

Jika masih ada pertanyaan seputar penyakit yang ditularkan melalui hewan peliharaan, Anda juga bisa berkonsultasi melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!

Advertisement

hewan peliharaan

Ditulis oleh Yanita Nur Indah Sari

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved