Ciri fisik pubertas pada anak perempuan, di antaranya tumbuhnya payudara, menstruasi, mengalami keputihan, berjerawat, hingga perubahan bentuk tubuh.
3
(1)
10 Feb 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Ada banyak ciri fisik pubertas pada anak perempuan yang perlu dipahami orangtua.
Table of Content
Bisa jadi, ada banyak tanda tanya di benak anak ketika memasuki masa pubertas. Terlebih, munculnya berbagai ciri fisik pubertas pada anak perempuan yang mungkin membuatnya khawatir. Orangtua tak jarang mengganggap hal ini tabu untuk dibicarakan.
Advertisement
Padahal sudah bukan saatnya lagi menganggap masa pubertas perempuan sebagai hal tabu. Justru, mereka perlu tahu sejak dini apa saja hal yang mungkin tak lagi sama. Sebaiknya, anak tahu tentang segala perubahan ini dari lingkaran terdekatnya yaitu keluarga.
Bagi anak remaja, fase pubertas adalah waktu yang memicu stres dan membingungkan. Belum lagi rasa malu yang menyertai. Masih ada anggapan bahwa hal-hal semacam ini tabu. Padahal, sudah saatnya menganggap normal perubahan karena fase ini.
Dilansir dari National Health Service (NHS), usia pubertas pada anak perempuan adalah 11 tahun. Namun, tidak semua anak perempuan akan mengalami masa pubertas di usia yang sama.
Maka dari itu, Anda tidak perlu khawatir jika anak terlambat atau justru lebih dulu mengalami pubertas dibandingkan teman-temannya.
Sejak dini, perkenalkan ciri fisik pubertas pada anak perempuan yang mungkin terjadi berikut ini:
Menurut American Collage of Obstetricians and Gynecologist, ciri-ciri pubertas ini umumnya pertama kali terjadi ketika anak berusia 12-13 tahun. Tak sedikit remaja perempuan yang merasa bingung saat pertama kali mengalami menstruasi.
Sebab, berbeda dengan buang air kecil yang memiliki tanda-tanda sebelum terjadi, menstruasi bisa datang tanpa permisi. Tanpa mengenal waktu. Sehingga, ada saja cerita bercak darah menstruasi yang tembus ke seragam sekolah.
Sayangnya, sebagian besar anak perempuan merasa tidak siap dengan datangnya menstruasi ini. Mereka belum tahu betul tentang hal ini. Apa yang harus dilakukan, dari mana datangnya darah haid, apa yang terjadi pada tubuh mereka, dan seterusnya.
Orangtua perlu memperkenalkan kepada remaja perempuan apa yang akan terjadi saat mereka pertama kali mendapatkan menstruasi. Jelaskan dengan detail bahwa itu adalah momen ketika dinding rahim luruh dan keluar lewat vagina.
Semakin paham anak dengan apa yang terjadi pada tubuhnya, tentu ini akan berpengaruh pada kepercayaan diri mereka. Bukan tak mungkin, mereka pun bisa memperkenalkan kepada temannya ketika merasa kebingungan.
Ciri fisik pubertas bagi anak perempuan yang juga paling terlihat adalah tumbuhnya payudara. Idealnya, pertumbuhan ini mulai tampak ketika anak menginjak usia 12 tahun.
Namun, orangtua juga perlu tahu bahwa tumbuhnya payudara sebelum usia 8 tahun berarti terlalu dini dan perlu diperiksa oleh dokter.
Sempat beredar mitos di kalangan remaja bahwa payudara yang membesar terjadi akibat sering disentuh oleh lawan jenis.
Padahal itu merupakan hal yang wajar terjadi di masa pubertas perempuan. Itulah mengapa sangat penting untuk mengenal ciri-ciri masa pubertas bagi anak perempuan.
Di samping tumbuhnya payudara, masa pubertas anak perempuan juga dapat ditandai dengan adanya rambut kemaluan.
Alasan munculnya rambut ini adalah kelenjar adrenal yang mulai memproduksi hormon disebut adrenal androgen. Ini adalah hormon yang memberikan stimulasi pertumbuhan rambut baik pada remaja perempuan maupun laki-laki.
Keputihan atau keluarnya cairan vagina merupakan salah satu ciri-ciri pubertas bagi anak perempuan. Warnanya adalah putih atau bening dengan volume tidak terlalu banyak. Ini sangat wajar dan merupakan bagian dari sistem reproduksi.
Tanamkan kepada anak bahwa adanya keputihan ini membantu melindungi dari infeksi dan menjaga vagina agar sehat dan lembap. Yang terpenting, anak harus diajarkan bagaimana menjaga kebersihan vagina tanpa harus menggunakan sabun pembersih kewanitaan.
Ciri-ciri pubertas pada perempuan juga dapat ditandai dengan munculnya jerawat. Hal itu disebabkan oleh perubahan hormon. Jerawat bahkan tak hanya muncul di wajah, tapi area lain seperti punggung.
Ketika anak tumbuh semakin besar, hormon memberikan stimulasi kepada kelenjar sebasea untuk menghasilkan sebum.
Akibatnya, kelenjar itu menjadi sangat aktif. Sebum yang terlalu banyak rentan menyumbat pori-pori. Ketika tidak dibersihkan secara menyeluruh, jerawat pun rentan muncul.
Perubahan bentuk tubuh merupakan tanda lain dari masa pubertas pada anak perempuan. Perubahan ini meliputi pinggul yang semakin besar, lemak di bagian atas, paha, dan juga punggungnya bertambah. Jadi, tidak heran kalau berat badan anak dapat mengalami kenaikan.
Orangtua mungkin juga menyadari ciri-ciri masa puber pada anak perempuan berupa meningkatnya tinggi badan mereka.
Pada masa ini, tinggi badan anak perempuan mengalami peningkatan sekitar 5-7,5 cm per tahun selama beberapa tahun ke depan hingga pertumbuhan tinggi badannya selesai.
Penting bagi orangtua untuk memenuhi kebutuhan anak, terutama nutrisinya, guna menunjang pertumbuhannya.
Salah satu ciri pubertas anak perempuan adalah perubahan emosional. Pasalnya, pada fase ini ia dapat mengalami perubahan hormon.
Situasi ini dapat membuat emosi remaja perempuan sering kali tidak stabil. Suasana hatinya bisa berubah dengan cepat. Selain itu, ia juga mungkin lebih sensitif.
Ciri-ciri masa pubertas perempuan yang perlu diketahui orangtua selanjutnya adalah meningkatnya produksi keringat.
Pada masa pubertas, kelenjar keringat yang lebih aktif membuat anak perempuan cenderung banyak berkeringat.
Bergabungnya keringat dan bakteri di tubuh bisa menyebabkan anak mengalami bau badan, bahkan bisa sampai menurunkan kepercayaan dirinya.
Selanjutnya, ciri-ciri masa pubertas anak perempuan ditandai dengan munculnya bulu ketiak. Pada awalnya, bulu ketiak yang muncul halus dan berukuran pendek.
Baca Juga
Peran orangtua sangatlah krusial dalam menyampaikan apa ciri-ciri fisik pubertas pada anak perempuan yang umum terjadi.
Tidak perlu menganggap pembicaraan seperti ini tabu karena memang termasuk siklus alami yang pasti dialami remaja. Begitu pula halnya dengan pembicaraan tentang seks.
Semakin awal anak memahami tentang pubertas, semakin baik bagi kesiapan mereka. Beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua, di antaranya:
Dari beberapa ciri di atas, ingatlah bahwa apa yang terjadi pada remaja perempuan tak selalu sama. Jadi, jangan khawatir apabila anak Anda mengalami pubertas lebih awal atau lebih lambat dibandingkan dengan teman-teman sebayanya.
Hanya saja, usia 8 tahun dikatakan terlalu awal dan usia 14 tahun termasuk terlambat. Ini bisa menjadi bekal saat konsultasi dengan dokter.
Orangtua juga perlu terbuka terhadap segala pertanyaan yang mungkin muncul dari anak gadis Anda.
Dalam beberapa kasus, masa pubertas dapat hadir terlalu cepat atau bahkan terlalu lambat. Orangtua disarankan untuk memahami kedua kondisi ini agar tidak khawatir jika terjadi sewaktu-waktu terjadi pada anak.
Jika anak perempuan mengalami masa pubertas sebelum usianya 8 tahun, ia dianggap mengalami fase pubertas yang terlalu dini.
Dalam beberapa kasus, anak perempuan sudah mulai mengalami menstruasi sebelum usia 8 tahun, tetapi payudaranya belum membesar.
Penyebab pubertas terlalu cepat ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, dalam beberapa kasus, hal ini dapat disebabkan oleh:
Masa pubertas yang terlalu cepat cenderung dialami oleh anak perempuan dan umumnya tidak memiliki penyebab pasti.
Ketika payudara anak belum tumbuh saat usianya 13 tahun atau belum menstruasi di usia 15 tahun, bisa jadi ia mengalami masa pubertas yang terlambat.
Penyebab dari terlambatnya fase puber ini belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini umumnya lebih sering terjadi pada anak laki-laki.
Dalam beberapa kasus, terlambatnya fase puber dapat disebabkan oleh:
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar tanda-tanda pubertas pada perempuan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Ingin tubuh anak berisi dan sehat? Cobalah berbagai makanan penambah berat badan anak yang lezat, mulai dari nasi, alpukat, keju, ikan salmon, hingga cokelat hitam.
Family time dapat mempererat ikatan dalam keluarga dan memberi pengaruh yang positif untuk anak. Hal ini dapat diwujudkan melalui saling mendengarkan cerita, bermain bersama, atau melakukan kegiatan lainnya.
Parental burnout adalah kelelahan fisik, mental, dan emosional yang terjadi ketika mengasuh anak. Ciri-cirinya beragam, mulai dari merasa lelah, sakit kepala, hilangnya motivasi, perubahan pola makan, hingga mudah marah.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Andre Zaini
Dijawab oleh dr. Jeng Yuliana
Dijawab oleh Tim Dokter Sehatq
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved