Pembalut yang berbahaya umumnya mengandung bahan yang merugikan kesehatan. Pilih dengan bijak dan jangan lupa memeriksa dengan seksama label kemasannya.
2023-03-23 01:14:43
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Periksa bahan pada tiap kemasan pembalut sebelum membelinya
Table of Content
Meski berbagai otoritas menyatakan bahwa pembalut termasuk produk kewanitaan yang aman. Namun masih banyak orang yang meragukannya, terutama kaum hawa.
Advertisement
Menurut sebagian orang, banyak pembalut yang berbahaya karena mengandung berbagai zat yang merugikan kesehatan. Padahal, produk tersebut digunakan di area yang sangat privat.
Tentu saja, perhatian untuk hal ini wajar mengingat perempuan akan bersentuhan dengan produk ini hampir sepanjang hidupnya. Bayangkan saja, seorang wanita bisa menghabiskan 12.000 pembalut atau tampon selama beberapa puluh tahun hidupnya. Sebuah angka yang sangat banyak dan pasti menakutkan jika membahayakan.
Kecemasan akan pembalut yang berbahaya makin mengkhawatirkan seiring adanya temuan sebuah organisasi yang menyatakan bahwa ada beberapa pembalut yang mengandung bahan berbahaya.
Bahkan beberapa bahan yang ditemukan memiliki sifat yang karsinogenik dan memberikan efek negatif pada sistem reproduksi dan perkembangan. Hanya saja, penelitian lebih lanjut diperlukan guna mengetahui hal ini lebih jelas.
Yang patut diwaspadai bisa saja produk untuk kebersihan perempuan tersebut mengandung senyawa-senyawa berikut:
Warna putih yang ada dalam pembalut bukan berasal dari kapas. Bukan pula berasal dari katun karena ia seharusnya berwarna krem. Agar pembalut memiliki warna putih, produsen biasanya menggunakan bahan kimia bernama dioksin.
Secara tidak langsung, bahan kimia seperti pestisida mungkin ada di dalam pembalut. Namun bahan ini bukannya langsung digunakan oleh produsen.
Biasanya, pestisida berasal dari budidaya kapas oleh petani. Pestisida yang tertinggal inilah yang kemudian bisa saja menempel dalam pembalut.
Saat memilih pembalut, salah satu faktor yang dijadikan alasan mungkin seberapa harum produknya. Memang itulah tujuan dari produsen memasukkan bahan pengharum ini.
Sayangnya, seperti kebanyakan bahan kimia lain, parfum buatan tidak aman untuk tubuh.
Kandungan bahan kimia dalam pembalut yang berbahaya bisa masuk ke aliran darah sehingga merusak kesehatan tubuh. Beberapa bahaya kesehatan yang mungkin muncul akibat pembalut berbahan kimia antara lain:
Bukan pembalut yang berbahaya, perempuan membutuhkan produk perawatan diri yang sudah lolos atau memenuhi berbagai syarat di bawah ini:
Sebelum dipasarkan, tampon atau pembalut harus melakukan uji serap terhadap cairan. Pengujian ini wajib dilakukan untuk setiap tingkat serapan yang akan dilemparkan ke pasaran.
Tampon harus bebas dari kandungan dioksin baik dalam bentuk TCDD maupun TCDF, pestisida, dan herbisida. Jika memakai bahan kimia, produsen harus menjelaskan berapa dosis dan metode apa yang dipakai untuk menentukannya.
Bahan lain yang harus dihilangkan adalah klorin dengan memberikan label elemental chlorine-free (ECF) atau totally chlorine-free (TCF).
Pengujian toksikologi praklinis wajib dilakukan untuk mengetahui seberapa aman produk ini bagi tubuh. Biasanya pengujian ini akan dilakukan berkali-kali selama 30 hari atau lebih. Hal ini dilakukan guna mengetahui apakah produk aman selama bersentuhan dengan kulit.
Pembalut juga wajib aman dari kemungkinan pertumbuhan kuman yang bisa membahayakan pemakainya. Salah satu syaratnya adalah tidak meningkatkan pertumbuhan Staphylococcus aureus, produksi toxic shock syndrome toxin-1 (TSST-1), dan tidak mengubah pertumbuhan mikroflora di vagina.
Uji klinis umumnya tidak diperlukan untuk tampon atau pembalut. Hanya saja, produsen biasanya diminta memberikan data-data klinis terkait berbagai hal mulai dari desain dengan berbagai material hingga teknologi yang dipakai. Hanya saja, uji klinis mungkin diperlukan jika ada alasan ilmiah logis melatarbelakanginya.
Di Indonesia sendiri, setiap produk telah melewati berbagai tahapan dan prosedur dari berbagai instansi. Misalnya saja, daya serap yang ditentukan adalah 10 kali dari bobot awal dan tidak mengandung klorin. Produk ini sendiri dikategorikan sebagai alat kesehatan berisiko rendah alias hanya berdampak minim bagi kesehatan.
Meski dari pihak otoritas telah ada jaminan bahwa pembalut yang berbahaya tidak beredar di pasaran, namun ada juga yang tetap khawatir. Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, beberapa langkah di bawah ini bisa dilakukan:
Bahan organik penyusun pembalut akan terbebas dari pestisida atau bahan kimia lainnya. Karena sekali pakai, Anda mungkin akan menghabiskan banyak uang untuk ini.
Bahan ini terbuat dari kapas, bambu, atau rami yang dilapisi dengan kain organik. Kelebihannya selain aman dari segi kesehatan juga bisa digunakan berulang kali. Bahan ini bisa dicuci dan dipakai ulang.
Menstrual cup umumnya terbuat dari bahan silikon kelas medis. Bahan ini aman dan bisa digunakan berulang kali, hingga bertahun-tahun.
Pembalut yang berbahaya kemungkinan sudah tak ada lagi di pasaran. Untuk meminimalisir kecolongan, bacalah label kemasan dengan seksama. Telitilah sebelum membeli agar Anda terhindar dari efek yang merugikan.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar pembalut yang berbahaya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyebab haid tidak lancar dan sedikit adalah karena sedang stres, berat badan turun drastis, penggunaan alat kontrasepsi, efek samping obat-obatan tertentu, hingga penyakit seperti pcos, gangguan tiroid, dan gangguan makan.
Ketidaksuburan wanita sering disebabkan oleh endometriosis dan PCOS. Keduanya memiliki gejala-gejala yang hampir sama pada fase awal. Kenali perbedaannya agar mendapatkan perawatan yang sesuai.
Obat keputihan alami dan efektif perlu Anda ketahui. Mulai dari bawang putih, yogurt, hingga minyak kelapa bisa Anda gunakan untuk mengatasi keputihan. Jika cara alami tak juga ampuh meredakan keputihan yang berbau dan berwarna tak wajar, segera hubungi dokter.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved