Bahan kimia dapat dengan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja produk pembersih rumah tangga. Kesalahan menggunakan produk pembersih, seperti asal mencampur, bisa menyebabkan munculnya gasyang dapat membahayakan kesehatan.
11 Jul 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Bahan kimia berbahaya nyatanya dapat ditemukan dalam produk rumah tangga sehari-hari
Table of Content
Anda mungkin tidak asing dengan deterjen, pembersih lantai, hingga disinfektan. Siapa sangka, produk rumah tangga tersebut mungkin saja memiliki kandungan bahan kimia berbahaya yang mungkin saja merugikan kesehatan Anda.
Advertisement
Jika tidak berhati-hati, salah mencampurnya bisa membuat Anda menghirup gas dari bahan kimia tersebut.
Bahan kimia sudah sejak lama diketahui menimbulkan masalah bagi kesehatan, seperti meningkatkan risiko kanker, gangguan kesehatan mental, hingga penyakit kronis.
Sayangnya, banyak jenis bahan kimia yang ternyata dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai produk rumah tangga, seperti deterjen, desinfektan, pembersih lantai, hingga cat rumah Anda.
Mengenali nama dan berhati-hati menggunakannya dapat menghindarkan Anda dari bahaya bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga
Berikut ini beberapa bahan kimia dalam rumah yang mungkin membahayakan kesehatan.
Asam sulfat adalah bahan kimia yang sangat kuat dan bersifat korosif. Korosif berarti dapat menyebabkan luka bakar dan kerusakan jaringan jika terkena kulit mata, atau selaput lendir (mukosa).
Jika tertelan, bahan kimia ini dapat menimbulkan luka bakar di mulut, pembengkakan tenggorokan hingga sulit bernapas, demam, hingga muntah.
Asam sulfat biasanya ditemukan dalam deterjen tertentu, pembersih toilet, pembasmi serangga, hingga aki mobil dan baterai.
Merkuri merupakan elemen kimia yang juga terkandung dalam berbagai produk rumahan dan dapat membahayakan kesehatan. Keracunan merkuri bahkan dapat menghambat perkembangan otak bayi.
Gejala keracunan merkuri antara lain tremor, penglihatan kabur, mati rasa, hingga kesemutan pada kaki, tangan, dan sekitar mulut.
Merkuri biasanya ditemukan dalam produk perawatan kulit hingga antiseptik.
Formaldehida merupakan salah satu bahan kimia berbahaya yang sering ditemukan dalam produk rumah tangga. Paparan formaldehida diketahui dapat menyebabkan reaksi alergi, iritasi kulit, hingga gangguan pernapasan.
Beberapa produk yang mengandung formaldehida antara lain perabotan rumah tangga, cat, perekat, air freshener, produk perawatan rambut dan kuku, serta beberapa merek tisu bayi.
Metanol merupakan senyawa kimia berbahaya yang sering ditemukan pada produk cairan pembersih kaca mobil, cairan antifreeze, hingga pembersih cat. Metanol memiliki tingkat toksisitas yang lebih tinggi dari alkohol (etanol).
Masuknya metanol ke dalam tubuh atau terlalu sering terpapar zat kimia berbahaya ini dapat menimbulkan iritasi pada mata, kulit, gangguan pernapasan dan pencernaan, kerusakan saraf, hingga merusak ginjal.
Kationik merupakan bagian dari senyawa amonia dalam pembersih rumah tangga untuk menghilangkan noda, seperti deterjen.
Kationik termasuk bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan mual, muntah, kejang, hingga koma jika tertelan.
Pestisida merupakan bahan kimia berbahaya yang biasa ditemukan pada produk pembasmi hama dan produk perawatan hewan lainnya. Paparan pestisida dapat menimbulkan sakit kepala, pusing, hingga mual.
Pestisida juga kerap ditemukan pada cairan pembersih antibakteri. Penggunaan yang berlebihan dan tidak hati-hati, dapat mengakibatkan iritasi mata dan rasa terbakar pada kulit dan tenggorokan.
Fosfat merupakan bahan kimia berbahaya yang terdapat pada produk pencuci piring. Zat kimia ini sering kali menyebabkan iritasi kulit dan luka bakar. Jika tertelan, Anda mungkin akan mengalami iritasi mulut dan tenggorokan hingga mual.
Natrium hipoklorit adalah bahan kimia berupa senyawa klorin yang kerap ditemukan pada cairan pembersih toilet, cairan pemutih, dan cairan pembersih lainnya.
Paparan berlebihan dapat menimbulkan dermatitis, iritasi mata, rasa terbakar pada tenggorokan, hingga dapat mengiritasi lambung jika tertelan.
Klorin termasuk bahan kimia antijamur yang kerap ditemukan pada cairan pembersih, pemutih, dan desinfektan yang digunakan untuk kolam renang.
Paparan berlebihan bahan kimia ini dapat menimbulkan masalah pernapasan, iritasi kulit dan mata, hingga rasa terbakar di tenggorokan jika tertelan. Bagi penderita bronkitis, mengisap klorin terlalu banyak dapat memicu gejala bronkitis seperti mengi, batuk, dan sesak napas.
Satu lagi bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari yang sering ditemukan pada cairan pembersih toilet adalah asam klorida. Jika terkena kulit atau tertelan, bahaya asam klorida dapat menimbulkan iritasi, melepuh, rasa terbakar, hingga nyeri dada.
Baca Juga
Anda mungkin tidak dapat menghindari penggunaan bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari sepenuhnya, terlebih jika produk rumah tangga.
Namun, masih ada cara yang dapat dilakukan untuk mencegah Anda dan keluarga untuk tidak terpapar zat kimia berbahaya tersebut dengan cara berikut ini:
Itulah beberapa bahan kimia berbahaya yang mungkin Anda temukan dalam kehidupan sehari-hari. Meski penggunaannya bermanfaat, Anda tetap harus memperhatikan anjuran penggunaan yang tertera di kemasan.
Jika Anda mengalami pusing, mual, muntah, hingga sulit bernapas setelah menggunakan produk tersebut, segera hubungi dokter.
Anda juga bisa berkonsultasi menggunakan fitur chat dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ada 3 kriteria dasar saat memilih sepatu futsal. Mulai dari peruntukannya, bahan, hingga harga. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Makanan yang mengandung vitamin B12 sangat dibutuhkan bagi mereka yang mudah capek, pusing, hingga kulit pucat. Makanan kaya vitamin B12 adalah produk olahan susu dan daging-dagingan.
Beberapa potensi manfaat kacang almond adalah membantu menurunkan kolesterol, menjaga kesehatan jantung, mengendalikan gula darah, hingga mengurangi berat badan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved