Sistem pencernaan setiap orang berbeda-beda begitu juga frekuensi buang air besar. Sebenarnya BAB normal berapa kali dalam sehari? Wajarkah bila BAB lebih dari satu kali sehari?
4 Agt 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
BAB yang normal harus lunak dan mudah dikeluarkan
Table of Content
Frekuensi buang air besar setiap orang berbeda-beda. Sebagian ada yang satu kali sehari, ada yang seminggu hanya tiga kali, bahkan ada yang tiga kali sehari. Sebenarnya BAB normal berapa kali dalam sehari?
Advertisement
Banyak yang mengira bahwa dirinya sedang mengalami diare jika BAB lebih dari satu kali sehari. Sementara, mereka yang BAB hanya 3-4 kali dalam seminggu menganggap dirinya sembelit.
Buang air besar adalah kebutuhan setiap manusia. Buang air besar bermanfaat untuk mengosongkan limbah makanan melalui usus dan setiap orang memiliki frekuensi yang sangat bervariasi. Lantas, BAB normal berapa kali dalam sehari? Beberapa peneliti mengatakan BAB 3 kali sehari hingga tiga kali seminggu masih dikatakan normal. Sebenarnya untuk mengecek kesehatan usus, Anda perlu memerhatikan konsistensi tinja ketimbang frekuensi BAB sebagai indikatornya.
Meski demikian, orang yang jarang BAB atau terlalu sering BAB bisa jadi mengalami masalah kesehatan.
Sebuah studi pada tahun 2010 yang diterbitkan oleh Scandinavian Journal of Gastroenterology menemukan bahwa 98% peserta penelitian buang air besar antara 3 kali per minggu hingga 3 kali per hari. BAB 3 kali sehari masih termasuk wajar.
Kebanyakan dari peserta riset memiliki rutinitas, frekuensi, dan waktu yang sama setiap harinya untuk buang air besar. Setiap orang memiliki frekuensi yang berbeda. Bila Anda memiliki frekuensi berbeda dari biasanya, maka itu bisa jadi tanda adanya gangguan pada perut dan pencernaan Anda.
Perbedaan frekuensi BAB setiap orang dipicu oleh beragam hal. Beberapa faktor yang memengaruhi seberapa banyak dan sering Anda buang air besar mencakup:
Baik serat larut dan tidak larut dalam bentuk biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan dapat menambah jumlah tinja dan meningkatkan pergerakan usus. Jika Anda tidak mengonsumsi serat dalam jumlah yang cukup, Anda mungkin kesulitan untuk buang air besar secara teratur.
Cairan juga membuat tinja lebih lunak dan mudah dikeluarkan. Inilah sebabnya mengapa banyak dokter menyarankan untuk meningkatkan asupan cairan jika Anda mengalami konstipasi atau sembelit.
Semakin tua usia Anda, semakin besar kemungkinan Anda mengalami sembelit. Beberapa faktornya antara lain berkurangnya gerakan lambung yang mendorong pencernaan, berkurangnya mobilitas, dan minum lebih banyak obat yang dapat memperlambat kesehatan usus.
Beberapa kondisi medis dan konsumsi obat-obatan dapat memengaruhi kesehatan usus dan menyebabkan buang air besar lebih sering atau lebih jarang dari biasanya. Penyakit radang usus, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif, bahkan flu perut, dapat mengubah frekuensi buang air besar pada seseorang.
Hormon progesteron dan estrogen dapat memengaruhi frekuensi buang air besar. Misalnya, beberapa wanita lebih sering buang air besar menjelang awal periode menstruasi.
Alkohol dapat memiliki efek langsung pada tinja. Minuman dengan kandungan alkohol yang tinggi dapat memperlambat sistem pencernaan. Efek ini akan hilang setelah alkohol telah keluar dari sistem pencernaan.
Sebuah studi di tahun 2017 mengatakan bahwa olahraga dengan intensitas rendah dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan makanan untuk bergerak melalui usus sehingga bisa menyebabkan BAB lebih teratur. Olahraga intensitas tinggi memiliki dampak besar pada tubuh dan dapat meredakan gejala berikut:
Stres dapat berdampak signifikan pada fungsi usus dan kesehatan. Stres dapat mempercepat pergerakan makanan melalui usus besar. Sementara stres berat dapat memicu kebutuhan untuk mengosongkan usus lebih sering. Hal ini karena jaringan yang menghubungkan sistem saraf pusat dan saraf di saluran gastrointestinal yang bertanggung jawab atas rasa mulas dan sakit perut yang dirasakan seseorang ketika merasa cemas.
Baca Juga
BAB yang normal harus lunak dan mudah dikeluarkan. Kotoran dari tubuh yang sehat berbentuk ular atau sosis karena mencerminkan bagian dalam usus. Tinja juga berwarna coklat karena hasil sel darah merah yang rusak dalam tubuh.
Kotoran yang encer dapat menunjukkan bahwa Anda mengalami iritasi saluran pencernaan dan tinja melewati usus terlalu cepat. Hal ini berarti Anda harus sering ke kamar mandi karena tubuh tidak menyerap banyak nutrisi dari makanan.
Sebaliknya, jika tinja keras dan sulit dikeluarkan dapat menyebabkan wasir dan penumpukan tinja pada usus.
Cara mudah untuk mengembalikan kesehatan pencernaan adalah perubahan pola hidup, yaitu dengan cara makan dengan nutrisi yang seimbang, mengonsumsi serat, berolahraga teratur, dan mencukupi kebutuhan cairan.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang kesehatan pencernaan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Sakit perut sebelah kiri bawah adalah gangguan yang salah satu penyebabnya divertikulitis. Rasa sakit muncul ketika divertikula terinfeksi atau mengalami peradangan.
Sulit buang air besar (BAB)? Jangan khawatir, terdapat beragam minuman pelancar BAB yang bisa kamu coba, mulai dari kopi, jus lidah buaya, air biji chia, hingga jus prune.
Beberapa makanan yang bisa membantu untuk meredakan sakit perut, antara lain bubur, pisang, pepaya, dan air kaldu. Simak berbagai makanan dan minuman lainnya dalam artikel ini.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved