Orangtua perlu memperhatikan bagaimana kondisi BAB bayi baru lahir yang normal. Jadi, saat terjadi perubahan warna, bau, atau tekstur, Anda bisa mengenali jika terjadi masalah kesehatan tertentu.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
22 Agt 2023
Ketahui frekuensi hingga warna BAB bayi baru lahir yang normal
Table of Content
Para orangtua baru perlu memahami bagaimana pola BAB normal pada bayi. Alasannya, karena hal ini juga menjadi salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir.
Advertisement
Maka dari itu, perlu diperhatikan sebaik mungkin. Ada beberapa aspek yang perlu orangtua perhatikan dari BAB bayi yang normal, seperti frekuensi, tekstur, warna, dan juga baunya. Simak penjelasan lengkapnya di sini.
Buang air besar (BAB) adalah bagian dari proses pencernaan manusia yang normal. Ini adalah cara tubuh untuk mengeluarkan kuman, sisa makanan, dan metabolisme dari saluran pencernaan.
Mengetahui berapa kali BAB bayi yang normal dapat membantu Anda memastikan apakah si kecil sudah mendapatkan cukup ASI atau tidak.
Oleh karena itu, frekuensi pup bayi juga bisa menjadi pertanda apakah ia kekurangan cairan atau sembelit. Lantas, berapa kali normalnya bayi BAB dalam sehari?
Mengutip University of Michigan Health, bayi baru lahir setidaknya akan BAB setidaknya 1 atau 2 kali dalam sehari. Pada akhir minggu pertama, bayi mungkin akan BAB sebanyak 5-10 kali dalam sehari.
Hal ini terjadi karena umumnya ia akan BAB setelah menyusu. Jumlah frekuensinya mungkin akan menurun saat pencernaannya lebih matang di bulan pertama.
Mulai pada perkembangan bayi usia 6 minggu, frekuensinya menurun tidak setiap hari. Ini adalah kondisi normal selama kotorannya tidak keras dan tidak menunjukkan gejala apa pun.
Lebih lanjut, seberapa seringnya bayi BAB pada usia 0-6 bulan juga dipengaruhi oleh sumber makanan. Pada enam minggu pertama bayi yang diberikan susu formula cenderung lebih jarang pup, yaitu sekitar 1-4 kali dalam sehari.
Ketika bayi sudah mencapai usia 6 bulan dan mulai mengonsumsi MPASI, frekuensi BAB normal bayi juga mungkin akan lebih banyak daripada sebelumnya.
Sumber makanan juga memengaruhi tekstur BAB normal bayi usia 0-6 bulan.
Sebab, sumber makanan bayi mulai beragam ketika sudah diperkenalkan dengan MPASI. Oleh karena itu, Anda mungkin mendapati tekstur pup bayi di usia 1 bulan lebih cair ketimbang bayi yang berusia 6 bulan.
BAB bayi baru lahir disebut juga mekonium. Sebenarnya, mekonium adalah kotoran yang dibawa di usus bayi sejak dalam kandungan. Mekonium bisa disebut sebagai pup pertama yang keluar pada bayi baru lahir.
Tekstur mekonium yang normal adalah kental, lengket, dan terlihat berlendir. Mekonium terdiri dari sisa cairan ketuban, lendir, rambut halus pada tubuh bayi selama di dalam rahim, empedu, dan sisa sel-sel kulit..
Dikutip dari National Center for Biotechnology Information, biasanya mekonium akan keluar pada 24-48 jam setelah bayi dilahirkan. Pada bayi prematur, keluarnya mekoniumnya cenderung tertunda
Tekstur BAB bayi baru lahir yang normal selama menyusu ASI eksklusif adalah lembut, berukuran 2,5 cm atau lebih besar. Terkadang tampak cair dan berair.
Bahkan, kotorannya terkadang terlihat seperti saus mustard yang terdapat biji-biji putih mengambang di permukaannya.
Jika pup bayi berair, Anda tidak perlu khawatir. Anda cukup memastikan bayi tetap mau menyusu dengan baik dan tidak muncul tanda-tanda penyakit lainnya.
Di lain waktu, BAB normal bayi usia 0-6 bulan yang menyusu eksklusif juga terkadang berlendir. Pup bayi berlendir masih wajar, sebab ia mengonsumsi foremilk atau ASI yang baru keluar yang kaya laktosa, rendah lemak dan kalori.
Namun, setelah memasuki usia 6 bulan dan menerima makanan padat, fesesnya berubah menjadi lebih padat.
ASI umumnya menjadi sumber makanan bayi yang paling direkomendasikan. Namun, ada kondisi tertentu yang membuatnya minum susu formula. Ternyata, hal ini memengaruhi tekstur pupnya.
Tekstur pup bayi yang minum susu formula normalnya lebih padat dan tidak encer, mirip selai kacang.
Konsistensinya pun semakin padat bila ia sudah mulai mengonsumsi MPASI di usia 6 bulan.
Baca Juga
BAB bayi baru lahir yang berupa mekonium biasanya berwarna hitam kehijauan. Lalu, warna pup bayi pun akan berubah menjadi kuning-kecokelatan begitu memasuki usia empat hari hingga seterusnya.
Pada bayi usia 6 minggu yang minum susu formula, warna BAB yang normal adalah cokelat muda atau hijau muda yang samar. Warna BAB bayi bisa terlihat cokelat gelap hingga kehitaman jika ia mengonsumsi susu formula atau suplemen zat besi.
Namun, warna kehitaman ini tidak normal pada usia bayi 1 minggu ke atas. Warna pup bayi baru lahir yang hitam bisa menandakan adanya perdarahan pada saluran pencernaannya.
Selain pup hitam, ada pula warna pup bayi yang tidak normal dan harus Anda waspadai, yaitu:
Pup bayi kehijauan sebenarnya hal yang normal. Akan tetapi, ini juga bisa menjadi tanda masalah kesehatan, jika tekstur berair, encer, dan muncul lebih dari 5 kali dalam sehari.
Kemungkinan, ini menjadi tanda bayi diare atau alergi karena Anda mengganti pola makan tertentu saat menyusui.
Apabila kotorannya berwarna kuning muda atau kehijauan dengan lendir, bisa jadi ini pertanda infeksi virus, seperti pilek atau sakit perut.
BAB yang berwarna pink atau memiliki garis kemerahan menjadi tanda adanya darah pada pup bayi baru lahir.
Sebaiknya, Anda segera hubungi dokter anak karena mungkin penyebabnya adalah alergi susu, robekan pada area anus akibat sembelit, atau bahkan infeksi bakteri.
Namun, BAB bayi ada garis merah juga bisa terjadi karena minum ASI akibat puting ibu berdarah.
Memang, warna pup bayi baru lahir ini jarang terjadi. Namun, hal ini bisa menandakan adanya masalah pada organ livernya. Sebab, liver bayi tidak memproduksi empedu untuk mencerna asupan nutrisi dengan benar.
Jadi, segera bawa ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Setelah bayi lahir selama beberapa hari, bau BAB yang normal usia 0-1 bulan tercium sangat samar.
Lama-kelamaan, bakteri di ususnya pun semakin bertambah dan membuat tinja menjadi bau.
Bau BAB bayi yang minum ASI eksklusif tidak terlalu menyengat. Lain halnya dengan bayi yang diberi susu formula, bau fesesnya pun bisa terasa cukup intens.
Inilah bau BAB bayi baru lahir yang perlu Anda khawatirkan:
Kondisi ini biasanya terjadi saat bayi mengalami infeksi atau kondisi kesehatan tertentu yang menghambat penyerapan zat gizi. Apabila kondisi ini disertai dengan pup berlendir dan berminyak, berat badannya rendah, dan pertumbuhannya terhambat, maka dikhawatirkan ia mengidap fibrosis kistik.
Akan tetapi, pada bau yang sangat busuk, jika bayi masih terlihat tumbuh dengan baik, warna tinjanya normal, dan teksturnya wajar, maka hal ini tidak perlu Anda khawatirkan.
BAB bayi baru lahir yang normal bisa menjadi pertanda bahwa ia dalam keadaan sehat. Jika ada sedikit perubahan dan tidak disertai gejala, ini cukup normal sehingga orangtua tidak perlu khawatir berlebihan.
Namun, jika gejalanya cukup signifikan dan intens, segera bawa ke dokter anak terdekat untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
Advertisement
Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari
Referensi
Artikel Terkait
Mata bayi berair bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti saluran air mata yang tersumbat hingga flu. Mengatasi kondisi ini tak boleh sembarangan dan harus disesuaikan dengan penyebabnya.
29 Jul 2020
Sebenarnya secara ilmiah, tidak ada efek rambut bayi tidak dipotong. Justru yang menentukan kondisi rambut bayi adalah faktor genetik dan folikel yang ada di bawah kulit kepala. Di sinilah tempat diproduksinya rambut dari sel-sel protein.
25 Okt 2021
Penelitian terbaru telah menemukan titik terang terkait penyebab sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS). Ini penjelasan lengkapnya.
17 Mei 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved