Autofagi adalah mekanisme tubuh memakan sendiri sel-sel yang telah rusak dan tidak berfungsi. Proses ini menyehatkan dan mencegah kanker. Umumnya terjadi ketika seseorang sedang berpuasa.
4.8
(5)
29 Des 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Autofagi terjadi saat puasa
Table of Content
Jika diartikan, autofagi adalah gabungan dari kata “auto” atau sendiri dan “fagi” yaitu makan. Ya, ini adalah mekanisme tubuh memakan sendiri sel-sel yang telah rusak dan tidak berfungsi. Proses ini umumnya terjadi ketika seseorang sedang berpuasa.
Advertisement
Hasil dari proses autofagi adalah sel-sel yang lebih baru dan sehat. Meski terdengar janggal atau bahkan kejam layaknya kanibalisme, sebenarnya ini adalah proses yang sangat baik untuk kesehatan manusia.
Mekanisme autofagi merupakan gabungan dari regenerasi sekaligus pembersihan di saat bersamaan. Ibarat menekan tombol “reset”, ketika autophagy terjadi maka sel-sel yang sudah tidak lagi berfungsi akan dibuang atau diregenerasi.
Adanya proses ini juga merupakan adaptasi dan respons yang sangat baik terhadap pemicu stres oksidatif dan zat beracun yang terakumulasi di dalam sel-sel tubuh.
Autofagi bisa terjadi secara alami. Namun, saat berpuasa tubuh akan beradaptasi dan melakukan autofagi dengan lebih efisien. Alasannya, tubuh tidak mendapatkan makanan atau minuman selama rentang waktu sekitar 12 jam.
Ketika tubuh terbiasa dengan pola semacam ini, maka sel-sel tubuh juga akan beradaptasi dengan mengurangi kebutuhan kalori.
Mengingat energi yang masuk terbatas, maka sel tubuh akan membuang bagian yang sudah rusak. Kemudian, dilakukan daur ulang atau regenerasi sehingga bisa bekerja lebih optimal.
Baca Juga
Beberapa manfaat terjadinya autofagi untuk tubuh manusia di antaranya:
Fungsi paling utama dari autofagi adalah meremajakan sel-sel tubuh. Artinya, ini bisa melawan penuaan sekaligus membuat sel tubuh bisa berfungsi dengan baik. Itulah mengapa, mekanisme ini sangat penting dan bisa membuat seseorang lebih panjang umur.
Ketika berpuasa dan asupan kalori menurun, sel-sel tubuh tentu harus beradaptasi. Untuk bisa tetap berfungsi secara optimal, kalori digunakan seefektif mungkin. Begitu pula dengan sel-sel yang tak lagi berfungsi, akan dibuang atau regenerasi agar kinerjanya tidak terlalu kelelahan.
Selain membuang atau meremajakan sel yang tak lagi berfungsi optimal, autofagi juga membantu membuang zat racun dari tubuh. Utamanya, protein yang berkaitan dengan penyakit saraf seperti Alzheimer dan Parkinson’s disease.
Mekanisme autofagi tidak selamanya berfungsi optimal karena bisa juga mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Meski demikian, ini pula yang membuat autofagi menjadi sorotan utama karena potensinya mencegah berkembangnya sel-sel kanker.
Idealnya, tubuh bisa mendeteksi sel-sel yang abnormal seperti sel kanker serta membuangnya lewat proses autofagi. Itulah mengapa banyak peneliti terus mencari tahu kemungkinan autofagi menurunkan risiko seseorang menderita kanker.
Studi dari jurnal Food and Chemical Toxicology menunjukkan bahwa autofagi melindungi sel hati dari potensi kerusakan, utamanya akibat konsumsi obat-obatan serta minum alkohol berlebihan.
Selain itu, autofagi juga dianggap bisa menekan risiko mengalami penyakit hati seperti perlemakan hati non-alkoholik, penyakit Wilson, gagal hati, hingga penyakit lain akibat konsumsi alkohol berlebih dalam jangka panjang.
Baca Juga
Ada beberapa kondisi yang bisa memicu terjadinya autofagi, utamanya saat tubuh dalam kondisi lapar. Contohnya seperti saat melakukan intermittent fasting, diet keto, dan tentunya puasa.
Bisa disimpulkan, puasa adalah cara paling efektif untuk memicu terjadinya autophagy. Ketika berpuasa, sel-sel dalam tubuh mengalami stres karena kalori yang masuk ke tubuh berkurang.
Untuk mengimbanginya, sel-sel tubuh akan memastikan kalori digunakan seefisien mungkin. Salah satu caranya adalah lewat autofagi, yaitu membuang zat atau molekul sampah yang sudah rusak.
Tak hanya itu, mekanisme ini juga memastikan sel bisa mengalami regenerasi sehingga dapat berfungsi optimal.
Selain berpuasa, aktivitas lain yang bisa memicu terjadinya autophagy adalah berolahraga. Menurut sebuah studi hewan laboratorium pada tahun 2012 lalu, aktivitas fisik bisa memicu terjadinya autofagi pada organ yang merupakan bagian dari proses regulasi metabolisme. Contohnya seperti otot, hati, pankreas, dan jaringan adiposa.
Baca Juga
Masih ada banyak lagi potensi yang belum terkuak dari mekanisme autofagi. Jika Anda tertarik dengan mekanisme ini, bisa distimulasi dengan rutin berpuasa dan berolahraga.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar mekanisme regenerasi sel-sel tubuh, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Tidak semua orang dikaruniai green thumb atau kepiawaian berkebun, itu benar. Meski demikian, semua orang bisa mendapatkan manfaat berkebun untuk kesehatan mental mereka, terutama mengusir rasa cemas berlebih. Rutinitas berkebun dengan segala detilnya bisa membuat seseorang tak lagi berkutat dengan pikiran negatif.
Manfaat pakcoy untuk kesehatan mungkin tidak sepopuler "saudara" dekatnya, seperti sawi atau bayam. Padahal, sayuran hijau ini juga menawarkan berbagai manfaat yang tak kalah hebat.
Sakit saat musim liburan bisa terjadi pada siapa saja. Salah satu faktor yang membuat Anda lebih rentan sakit adalah terpapar virus dan bakteri saat berada di pesawat.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved