logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Atrofi Otak, Kondisi Medis yang Bisa Menyebabkan Pengecilan Otak

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

31 Mar 2021

Atrofi otak dapat menyebabkan ukuran otak mengecil.

Atrofi otak dapat menyebabkan sel-sel otak (neuron) menghilang.

Table of Content

  • Jenis-jenis atrofi otak yang patut diwaspadai
  • Gejala atrofi otak
  • Penyebab atrofi otak
  • Pengobatan atrofi otak sesuai penyebabnya

Atrofi otak adalah kondisi medis yang dapat menyebabkan pengecilan otak. Penyakit yang dikenal dengan sebutan brain atrophy atau atrofi cerebri ini, juga mampu mengakibatkan hilangnya sel-sel otak bernama neuron dan menghancurkan koneksi yang membantu sel-sel otak berkomunikasi.

Advertisement

Jenis-jenis atrofi otak yang patut diwaspadai

Seiring bertambahnya usia, sebenarnya sel-sel di dalam otak kita akan menghilang. Namun, atrofi otak akan membuat proses hilangnya sel-sel otak ini menjadi lebih cepat dan menyebabkan kerusakan.

Terdapat dua jenis atrofi otak yang patut diwaspadai, di antaranya:

  • Atrofi fokal

Atrofi fokal merupakan jenis atrofi otak yang berdampak pada sel-sel di beberapa bagian otak tertentu. Atrofi fokal dapat menyebabkan hilangnya fungsi bagian otak tersebut.

  • Generalized atrophy

Berbeda dengan atrofi fokal, generalized atrophy berdampak pada seluruh bagian di otak. Jenis atrofi ini juga harus diwaspadai.

Gejala atrofi otak

Atrofi otak dapat berdampak pada salah satu atau berbagai wilayah di dalam otak. Gejala atrofi otak juga akan didasari dari wilayah otak yang terdampak.

Menurut The National Institute of Neurological Conditions and Stroke, berikut adalah berbagai gejala atrofi otak:

1. Kejang

Gejala atrofi otak yang pertama adalah kejang. Kondisi ini terjadi saat ada lonjakan aktivitas listrik di otak yang muncul secara tiba-tiba dan tidak normal. Kejang pun terbagi menjadi dua, yakni kejang parsial (memengaruhi satu bagian otak) dan kejang umum (memengaruhi kedua sisi otak).

2. Afasia

Istilah afasia mengacu pada sekelompok gejala yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi.

Beberapa jenis afasia dapat menyebabkan seseorang sulit untuk menghasilkan atau memahami ucapan, sedangkan jenis afasia lainnya bisa memengaruhi kemampuan seseorang untuk membaca atau menulis.

Menurut The National Aphasia Association, terdapat delapan jenis afasia. Jenis-jenis ini didasari oleh bagian otak yang mengalami kerusakan.

3. Demensia

Demensia termasuk salah satu gejala atrofi otak. Demensia merupakan istilah untuk sekelompok gejala yang terkait dengan penurunan fungsi otak berkelanjutan, di antaranya:

  • Hilang ingatan
  • Proses berpikir yang lambat
  • Masalah bahasa
  • Masalah dengan koordinasi dan gerakan tubuh
  • Gangguan suasana hati
  • Hilangnya empati
  • Pengambilan keputusan yang buruk
  • Halusinasi
  • Sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Demensia memiliki beberapa jenis, tapi salah satu jenis yang paling populer adalah Alzheimer.

Penyebab atrofi otak

Terdapat banyak faktor yang bisa menjadi penyebab atrofi otak, mulai dari cedera, penyakit, hingga infeksi. Berikut adalah berbagai kemungkinan penyebab atrofi otak:

  • Stroke

Stroke terjadi saat aliran darah ke bagian otak terganggu. Tanpa adanya pasokan darah yang kaya akan oksigen, neuron di dalam otak bisa mati sehingga menyebabkan atrofi otak. Fungsi yang dikendalikan oleh area otak yang terdampak stroke juga akan hilang.

  • Cedera otak traumatis

Cedera otak traumatis adalah kerusakan otak yang dapat disebabkan oleh kecelakaan, misalnya terjatuh dari ketinggian, kecelakaan mobil dan motor, hingga terpukul oleh benda keras di bagian kepala.

  • Alzheimer dan jenis demensia lainnya

Alzheimer dan jenis demensia lainnya adalah kondisi yang ditandai dengan kerusakan pada sel otak. Penderitanya dapat kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dan berpikir, hingga hilang ingatan. Selain menjadi gejalanya, Alzheimer dan jenis demensia lainnya juga bisa menjadi penyebab atrofi otak.

  • Cerebral palsy

Cerebral palsy atau lumpuh otak adalah gangguan pergerakan tubuh yang terjadi akibat perkembangan otak yang tidak normal saat dalam kandungan. Kondisi medis ini dapat menyebabkan terganggunya koordinasi otot, sulit berjalan, dan gangguan pergerakkan tubuh lainnya.

  • Penyakit Huntington

Penyakit Huntington adalah kondisi medis yang diturunan dan dapat merusak neuron di dalam otak. Penyakit ini umumnya muncul saat penderitanya berusia remaja.

Seiring berjalannya waktu, penyakit Huntington akan mengganggu kesehatan mental dan merusak kemampuan fisik penderitanya, seperti depresi hingga chorea (gerakan tubuh yang tidak disadari dan tidak disengaja).

  • Multiple sclerosis

Multiple sclerosis adalah penyakit autoimun yang terjadi saat sistem imun menyerang lapisan pelindung di sel saraf. Lambat laun, sel saraf ini akan mengalami kerusakan.

Kondisi ini lebih sering diderita wanita dibandingkan pria. Selain menyebabkan atrofi otak, multiple sclerosis juga bisa memicu demensia.

  • AIDS

AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV. Virus ini akan menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya.

Meskipun tidak secara langsung menyerang neuron, AIDS bisa merusak koneksi antarsel neuron melalui protein dan berbagai senyawa yang dilepas olehnya.

Ensefalitis

Ensefalitis adalah peradangan pada otak. Kondisi medis ini paling sering disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV), tetapi virus lain, seperti West Nile dan Zika, juga bisa menyebabkannya.

Virus tersebut dapat membuat neuron rusak dan mengundang sejumlah gejala, seperti kejang, kelumpuhan, hingga kebingungan.

Pengobatan atrofi otak sesuai penyebabnya

Atrofi otak merupakan kondisi medis yang tidak bisa disembuhkan. Namun, Anda bisa mengobati berbagai penyebabnya agar atrofi otak tidak semakin parah.

  • Stroke: Stroke dapat diatasi dengan obat-obatan tissue plasminogen activatitor (TPA) untuk melarutkan gumpalan darah sehingga aliran darah ke otak menjadi lancar. Operasi juga bisa dilakukan untuk menghilangkan pembekuan darah atau memperbaiki pembuluh darah yang rusak.
  • Cedera otak traumatis: Dokter biasanya akan merekomendasikan operasi untuk mencegah kerusakan lain akibat cedera otak traumatis.
  • Multiple sclerosis: Dokter dapat merekomendasikan obat-obatan, seperti ocrelizumab, glatiramer acetate, hingga fingolimod, untuk mengatasi multiple sclerosis. Obat-obatan ini dapat mencegah sistem imun agar tidak menyerang sel saraf.
  • AIDS dan ensefalitis: Dokter dapat memberikan obat-obatan antivirus untuk mengatasi HIV AIDS dan ensefalitis.

Perlu diingat, tidak ada obat yang bisa menyembuhkan kerusakan otak seperti Alzheimer, demensia, cerebral palsy, hingga penyakit Huntington. Namun, beberapa obat dapat membantu penderitanya mengontrol gejalanya.

Baca Juga

  • 10 Penyebab Dada Sakit Saat Batuk yang Tidak Boleh Diremehkan
  • Mengenal Polineuropati, Penyebab Kerusakan pada Beberapa Saraf Perifer
  • 9 Cara Mengatasi Rabun Jauh alias Mata Minus di Rumah

Jika Anda memiliki keluhan medis, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang

Advertisement

penyakitkesehatan otakpenyakit otak

Ditulis oleh Fadli Adzani

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved