Atrofi otot adalah menyusut atau menghilangnya massa otot pada tubuh. Dari ketiga jenis atrofi otot, atrofi neurogenik adalah jenis penyusutan yang terparah.
8 Nov 2019
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Saat terjadi atrofi otot, bagian tubuh tersebut perlahan mengecil
Table of Content
Atrofi adalah kondisi terjadinya pengecilan atau penyusutan massa otot. Entah itu karena cedera, penyakit, atau bagian tubuh tertentu jarang digunakan, atrofi menyebabkan bagian tubuh tersebut terlihat lebih kecil dari ukuran seharusnya.
Advertisement
Semakin lama bagian tubuh tertentu tidak digunakan untuk bergerak sebagaimana mestinya, atrofi bisa menjadi semakin parah. Namun kabar baiknya, kondisi atrofi otot yang terjadi bisa diatasi dengan mengubah pola makan, terapi, dan juga berolahraga.
Baca Juga
Gejala atrofi otot sangat bervariasi, tergantung pada penyebab dan seberapa banyak hilangnya otot pada tubuh. Berikut adalah beberapa gejala yang paling umum terjadi:
Ada orang-orang yang lebih berisiko mengalami atrofi otot. Tentunya, faktor risiko penyebab otot menyusut adalah saat seseorang lebih jarang menggunakan ototnya untuk bergerak.
Berikut adalah beberapa faktor risiko penyebab atrofi otot menurut ahli:
Berbeda penyebab, akan berbeda pula penanganan masalah atrofi otot yang dialami seseorang.
Ketika berurusan dengan penyakit seperti stroke atau polio, pemulihannya akan berbeda ketimbang masalah atrofi karena kebiasaan seperti terlalu banyak duduk saat bekerja. Kedua penyakit yang disebutkan di awal berkaitan dengan pembuluh darah dan saraf yang lebih sulit untuk pulih.
Terapi yang diberikan bisa beragam dengan menggunakan banyak metode seperti air, ultrasound, dan gerakan-gerakan lainnya. Selain itu, dokter juga mungkin merekomendasikan penderita atrofi untuk mengubah pola makan dengan yang lebih bernutrisi, terutama protein.
Atrofi adalah kondisi yang bisa diobati dengan banyak bergerak sekaligus berolahraga ringan. Cara ini berfungsi untuk memberi sinyal saraf untuk tetap aktif menggerakkan otot.
Namun sebelum menentukan pengobatan apa yang tepat, seseorang harus tahu jenis atrofi yang dialaminya. Beberapa jenis atrofi adalah:
Apabila saraf otot mengalami kerusakan, artinya mustahil terjadi kontraksi otot yang dapat menggerakkan bagian tubuh tertentu. Apalagi, tubuh bekerja berdasarkan sinyal: mana otot yang aktif dan tidak.
Apabila tubuh sudah menangkap sinyal bahwa otot bagian tertentu tidak lagi aktif, di situlah terjadinya atrofi. Pada kondisi atrofi neurogenik, otot harus mendapatkan stimulus elektrik sehingga ototnya tetap bekerja.
Ini adalah jenis atrofi yang paling parah karena pemicunya berupa cedera atau penyakit berkaitan dengan saraf. Biasanya, jenis atrofi neurogenik terjadi secara mendadak.
Orang yang aktif bergerak dan terus aktif berolahraga akan menghasilkan otot yang terus berkembang. Namun ketika yang terjadi justru sebaliknya, tubuh tidak akan menyalurkan energi ke bagian tersebut. Konsekuensinya, otot akan mengecil dan tidak lagi kuat.
Untuk mengatasi atrofi jenis ini, pengobatannya adalah dengan menggunakan otot untuk aktivitas normal seperti bangun, berjalan, membawa barang, dan gerakan-gerakan normal lainnya. Tujuannya agar otot bisa kembali berkembang.
Jenis atrofi ketiga berkaitan dengan bertambahnya usia, kurangnya asupan nutrisi, efek samping pengobatan kanker, dan penyakit-penyakit tertentu. Salah satu contohnya adalah sindrom Cushing, penyakit yang terjadi ketika seseorang terlalu banyak mengonsumsi kortikosteroid.
Kondisi atrofi otot ini bekerja layaknya lingkaran yang tak pernah putus. Analoginya adalah ketika seseorang mengalami nyeri sendi, maka aktivitas yang dilakukannya pun terbatas.
Aktivitas yang terbatas berarti otot tak leluasa bergerak sebagaimana mestinya. Akibatnya, terjadi atrofi otot dalam jangka panjang. Artinya, penting untuk memastikan seluruh otot dalam tubuh tetap aktif bergerak agar berfungsi dengan normal.
Baca Juga
Bergantung pada diagnosis dan seberapa parah atrofi yang dialami seseorang, ada banyak cara untuk mengatasi atrofi otot. Beberapa cara yang umum digunakan di antaranya:
Sebelum menentukan apa tindakan untuk mengatasi atrofi otot, dokter akan mengukur bagian tubuh yang mengalami atrofi. Dengan mengetahui bagian tubuh yang mengecil, bisa diketahui otot mana yang bermasalah.
Dokter juga perlu tahu jenis atrofi mana yang dialami seseorang. Kapan pertama kali atrofi dialami, apakah menjadi semakin parah, juga gejala-gejala lain menjadi indikator dokter dalam menentukan diagnosis.
Kondisi atrofi otot bisa dicegah dengan mengubah pola hidup yang lebih sehat. Tidak hanya untuk mencegah atrofi otot, pola hidup sehat juga perlu untuk meminimalisir berbagai risiko penyakit lainnya. Berikut adalah cara pencegahan atrofi otot yang bisa Anda lakukan sehari-hari:
Jika Anda khawatir dengan penyebab otot menyusut atau mengalami atrofi, sebaiknya berkonsultasi ke dokter. Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kebiasaan membunyikan jari mungkin karena banyak orang suka dengan bunyinya. Biarpun tidak berbahaya, kebiasaan ini bisa melemahkan cengkeraman tangan
Cara membakar kalori tidak hanya dilakukan dengan berbagai peralatan olahraga. Sadarkah Anda, berolahraga untuk membakar kalori, sebenarnya bisa dilakukan ketika bepergian menggunakan moda transportasi umum. Salah satunya saat Anda berdiri di dalam kereta.
Sebagian masyarakat percaya, kedutan jempol tangan kiri adalah pertanda rezeki dan jodoh. Namun secara medis, kondisi ini disebabkan oleh stres, defisiensi nutrisi, hingga efek samping obat.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved