Atresia esofagus adalah kelainan pada bayi yang terjadi ketika kerongkongannya tidak tersambung dengan benar ke bagian pencernaan. Apabila tidak segera diatasi, kondisi ini berpotensi membuat bayi mengalami komplikasi, bahkan dapat berujung kematian.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
4 Okt 2020
Atresia esofagus merupakan penyakit langka yang tidak dapat dicegah
Table of Content
Atresia esofagus (esophageal atresia) adalah kondisi cacat lahir pada bayi yang terjadi saat kerongkongannya tidak tersambung ke bagian pencernaan dengan benar.
Advertisement
Kondisi cacat lahir ini tergolong langka dan diperkirakan hanya terjadi 1 dari 3.500 kelahiran. Atresia esofagus dapat mengakibatkan gangguan pernapasan dan masalah pencernaan pada bayi.
Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention, ada beberapa jenis atresia esofagus pada bayi baru lahir, di antaranya adalah:
Tanda atau gejala atresia esofagus biasanya sudah dapat terlihat sejak bayi baru lahir. Berikut adalah beberapa gejala yang umum terjadi, seperti:
Tak menutup kemungkinan akibat dari salah satu gejala ini membuat bayi jadi tidak mau menyusu. Perlu diperhatikan bahwa gejala pada masing-masing bayi mungkin saja berbeda.
Jika menemukan adanya gejala-gejala seperti di atas pada bayi Anda, segera konsultasikan hal tersebut dengan dokter.
Baca Juga
Belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab salah satu penyakit pada bayi baru lahir ini.
Namun, mutasi (perubahan) genetik diduga menjadi penyebab esofagus bayi berkembang secara tidak normal saat masih berada dalam kandungan.
Umumnya, kerongkongan dan trakea terbentuk pada waktu yang hampir bersamaan di dalam rahim.
Akan tetapi, pada bayi yang mengalami esophageal atresia, kerongkongan tidak terhubung antara mulut dan perut bayi.
Kerongkongan mungkin terhubung ke trakea atau berada pada dua bagian yang ujungnya tertutup.
Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan bayi mengalami ini adalah usia ayah di atas 40 tahun dan perawatan kesuburan seperti inseminasi buatan serta bayi tabung.
Baca Juga
Kondisi kerongkongan bayi dengan atresia esofagus yang tidak terhubung dengan benar ke perut dapat memicu terjadinya komplikasi.
Berikut adalah beberapa kemungkinan komplikasi atresia esofagus pada neonates, seperti:
Selain itu, bayi dengan atresia esofagus juga berpotensi untuk mengalami kelainan (cacat) pada bagian tubuh lainnya.
Dokter bisa saja mendiagnosis esophageal atresia sebelum bayi lahir. Yaitu, jika pada saat USG terlihat adanya peningkatan cairan ketuban.
Atresia esofagus juga dapat terdeteksi setelah bayi lahir. Dokter biasanya mencurigai kondisi ini saat bayi batuk, tersedak, dan kulitnya tiba-tiba berubah menjadi biru setelah menyusu.
Hal ini terjadi karena ASI bisa saja masuk ke saluran pernapasan yang menyebabkan sesak napas.
Sebagai pemeriksaan lanjutan, dokter akan memasukkan selang makanan kecil melalui mulut atau hidung bayi hingga ke dalam perut.
Apabila selang tersebut tidak bisa masuk ke dalam perut, maka bayi Anda kemungkinan besar mengalami esophageal atresia.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih jelas, dokter akan melakukan pemeriksaan rontgen atau pemeriksaan x-ray sehingga dapat melihat kondisi bagian dalam tubuh bayi Anda.
Bayi dapat dikatakan mengalami atresia esofagus jika rontgen menunjukkan hasil seperti:
Untuk mengatasi kondisi tersebut, dokter akan melakukan operasi pembedahan sesegera mungkin usai bayi lahir.
Langkah tersebut dilakukan untuk memperbaiki kerongkongan bayi, sehingga paru-parunya tidak rusak dan si kecil bisa segera mendapatkan asupan makanan.
Sebelum operasi, bayi tidak boleh menyusu secara langsung dan akan mendapatkan asupan nutrisi melalui intravena (IV). Langkah ini juga dilakukan untuk mencegah masuknya terlalu banyak lendir ke dalam paru-paru bayi.
Baca Juga
Tidak ada yang bisa Anda lakukan untuk mencegah bayi mengalami atresia esofagus. Namun, Anda dapat menurunkan risiko dengan merawat serta menjaga nutrisi maksimal saat kehamilan.
Berikut tips menjaga supaya bayi tetap sehat selama berada dalam kandungan:
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar atresia esofagus pada bayi baru lahir, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Bayu Galih Permana
Referensi
Artikel Terkait
Gangguan sistem pencernaan pada anak kadang memiliki gejala serupa. Karena itu, penting untuk mengetahui jenisnya yang umum hingga cara mengatasinya.
29 Jul 2020
MPASI 5 bulan yang baik biasanya berupa bubur nasi dan sayuran rebus yang dilumatkan. Namun, tidak semua bayi mungkin siap dan mau makan makanan ini di umur 5 bulan.
28 Apr 2023
Napas bayi grok-grok bisa menjadi tanda adanya lendir di tenggorokan. Umumnya napas bayi berbunyi adalah hal yang wajar, tetapi orangtua harus waspada jika bayi sampai kesulitan bernapas.
18 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved