Protease inhibitor adalah obat antiretroviral yang diresepkan dokter untuk menangani infeksi HIV. Protease inhibitor bekerja dengan memblokir enzim protease dan mencegah replikasi HIV.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
3 Jan 2021
Protease inhibitor termasuk obat ARV untuk menangani infeksi HIV
Table of Content
Untuk membantu orang yang terinfeksi HIV, dokter akan meresepkan obat-obatan yang disebut antiretroviral atau ARV. Terdapat tujuh kelas ARV yang tersedia dengan mekanisme kerja yang berbeda pula. Dari tujuh kelas ARV tersebut, protease inhibitor merupakan salah satunya. Kenali protease inhibitor lebih jauh dan cara kerjanya.
Advertisement
Protease inhibitor adalah salah satu kelas obat antiretroviral untuk menangani infeksi HIV. Sebagai antiretroviral, obat-obatan protease inhibitor membantu mengurangi jumlah virus (HIV) menuju level tidak terdeteksi atau undetectable. Penurunan jumlah virus tersebut dapat menghambat laju infeksi dan membantu pasien menjalani hidup yang berkualitas.
ARV protease inhibitor bekerja dengan cara mengganggu kemampuan HIV untuk bereplikasi (memperbanyak jumlah) di dalam sel sistem imun yang disebut sel CD4. Secara spesifik, obat-obatan ini dapat menghambat aksi enzim protease, jenis enzim yang diperlukan oleh HIV untuk bereplikasi di dalam tubuh pasien.
Dengan mengonsumsi protease inhibitor, aktivitas HIV untuk bereplikasi pun dapat terhambat sehingga menghentikan penyebarannya di dalam tubuh pasien.
Penting untuk diingat bahwa sebagai antiretroviral, protease inhibitor juga bukanlah obat yang dapat menyembuhkan infeksi HIV. Namun, dengan kombinasi protease inhibitor dengan ARV lain, laju infeksi dapat dihambat dan menurunkan jumlah virus menjadi tidak terdeteksi.
Status tidak terdeteksi tersebut membuat orang dengan HIV (ODHIV) tidak akan menularkan virus ke orang lain – asalkan konsumsi obat dilakukan dengan rutin dan tekun.
Terdapat sejumlah obat ARV protease inhibitor, termasuk:
ARV yang dikonsumsi pasien merupakan kombinasi atas beberapa jenis obat. Kombinasi tersebut biasanya juga memasukkan obat protease inhibitor di atas untuk dikonsumsi pasien setiap hari.
Seperti kebanyakan jenis obat lain, protease inhibitor juga dapat menimbulkan beragam efek samping. Efek samping ARV protease inhibitor dapat berupa:
Protease inhibitor juga dapat berinteraksi dengan obat, suplemen, dan herbal yang dikonsumsi pasien. Pasien yang terdiagnosis infeksi HIV dan diresepkan ARV wajib menyampaikan ke dokter semua jenis obat dan suplemen yang tengah dikonsumsi.
Pada beberapa kasus, orang yang terdiagnosis HIV dapat mengalami resistensi ARV. Artinya, virus di dalam tubuh pasien menjadi tidak mempan atau kebal (resisten) terhadap antiretroviral, termasuk protease inhibitor. Resistensi HIV terhadap antiretroviral ini bisa terjadi karena virus bermutasi di dalam tubuh atau mungkin pasien tertular strain HIV yang memang sudah kebal terhadap ARV.
Untuk menghindari resistensi ARV, orang dengan HIV harus patuh mengonsumsi obatnya setiap hari, di jam yang sama, dan sesuai dengan arahan dokter. Pasien tidak boleh melewatkan dosis, mengubah dosis, atau berhenti mengonsumsi antiretroviral tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Cara mudah agar tak melewatkan dosis adalah dengan membuat alarm yang bisa mengingatkan Anda untuk segera minum obat. Anda juga bisa menyiapkan kotak obat untuk pemakaian 7 hari yang bisa diisi ulang setiap minggunya.
Baca Juga
Protease inhibitor adalah kelas antiretroviral untuk menangani infeksi HIV. Inhibitor protease tidak menyembuhkan infeksi HIV namun dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Jika masih memiliki pertanyaan terkait antiretroviral maupun protease inhibitor, Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ bisa diunduh gratis di Appstore dan Playstore, sebagai aplikasi yang berikan informasi terkait obat-obatan yang terpercaya.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Ramsay Hunt syndrome adalah sebuah sindrom yang terjadi akibat reinfeksi virus penyebab cacar api. Sindrom ini dapat menyebabkan kelumpuhan sebelah wajah.
13 Jun 2022
ARV adalah obat bagi penderita HIV seumur hidup. Salah satu efek samping obat ARV di jangka pendek sebabkan diare, sedangkan jangka panjang akibatkan penyakit organ hati.
11 Jul 2019
Cacar pernah menjadi salah satu momok mematikan dalam sejarah. Namun berkat Edward Jenner, si penemu vaksin cacar, Anda tidak perlu lagi khawatir dengan penyakit tersebut di masa modern ini. Eksperimen sukses dari Edward Jenner bahkan disebut sebagai pencapaian terbesar dalam dunia medis.
27 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved