Secara psikologi, warna punya makna tersendiri. Begitu pula dengan arti warna hijau yang kerap dideskripsikan sebagai warna yang menyegarkan serta menenangkan. Reaksi ini muncul ada kaitannya dengan intensitas dan gelombang warna.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
1 Agt 2021
Warna hijau memiliki kesan menyegarkan
Table of Content
Secara psikologi, warna punya makna tersendiri. Begitu pula dengan arti warna hijau yang kerap dideskripsikan sebagai warna yang menyegarkan serta menenangkan. Reaksi ini muncul ada kaitannya dengan intensitas dan gelombang warna. Namun, ada pula pengaruh budaya dan juga pengalaman sebelumnya.
Advertisement
Bagi kebanyakan orang, hijau kerap dikaitkan dengan alam. Perpaduan rumput, pohon, dan juga atmosfer hutan juga warnanya nuansa hijau.
Dalam psikologi warna, setiap jenis warna memiliki panjang gelombang berbeda-beda. Ketika panjangnya tinggi, maka warna akan dianggap menggugah semangat dan hangat. Di sisi lain, jika gelombangnya lebih pendek maka kesan yang menenangkan serta dingin.
Efek warna hijau termasuk dingin atau menenangkan karena gelombangnya pendek. Mata manusia perlu beradaptasi untuk bisa melihat warna dengan gelombang tinggi. Namun ketika melihat warna dengan gelombang pendek seperti hijau, mata tak perlu beradaptasi.
Lalu, apa saja arti warna hijau untuk jiwa?
Segala hal berwarna hijau yang ada di alam akan memberikan nuansa tenang dan nyaman. Bahkan ketika baru masuk di tempat bernuansa hijau pun, rasa nyaman dengan cepat turut menyergap.
Selain itu, warna hijau akan membuat mood seseorang tidak mudah terganggu. Sebuah studi dari University of Essex Inggris membuktikannya. Partisipan yang berolahraga di dalam ruangan sambil menonton video bernuansa hijau merasa tidak mudah lelah.
Di sisi lain, partisipan merasakan mood-nya menjadi lebih mudah terganggu saat menyaksikan video yang sama namun dengan nuansa warna merah atau abu.
Sensasi menenangkan yang merupakan efek warna hijau sangat erat kaitannya dengan alam. Inilah yang memberikan persepsi rileks dan juga segar.
Menariknya, hal ini diduga bersumber dari pola pikir di otak sejak masa evolusi. Dulu, manusia purba melihat hijau di alam sebagai indikasi tempat bernaung, mencari makan, dan juga sumber air.
Bahkan jika dikaitkan dengan masa kini, penelitian pada tahun 2014 ini mengemukakan bahwa melihat gambar pemandangan saja bisa meredakan stres, membuat kendali impuls lebih terkendali, serta fokus lebih tajam.
Ada hal menarik lain yang berkaitan dengan arti warna hijau. Temuan dalam studi tahun 2013 ini menemukan bahwa kebanyakan orang menganggap hijau itu sehat dan alami.
Inilah yang kemudian banyak dimanfaatkan oleh produsen makanan dalam mengemas iklan hingga bentuk produk mereka. Artinya, ketika seseorang memegang dua permen dengan warna hijau dan merah, akan ada persepsi bahwa hijau lebih sehat.
Ini bisa menjadi manfaat, namun bisa juga sebaliknya. Jangan sampai terkecoh hanya karena warna kemasan. Langkah yang paling jeli adalah tetap dengan melihat apa saja komposisi di dalamnya.
Siapa sangka, warna hijau yang menenangkan ini juga bisa jadi sumber motivasi. Terbukti secara ilmiah, jurnal tahun 2016 ini melihat orang-orang yang sedang mengejar pencapaian tertentu secara konsisten memilih warna hijau ketimbang merah. Di sisi lain, mereka yang sedang tidak butuh termotivasi memilih warna merah.
Bisa jadi, ada pengaruh budaya dalam persepsi warna hijau dan merah. Sederhananya saja, warna merah dikaitkan dengan perintah untuk waspada atau berhenti. Di sisi lain, hijau mengindikasikan situasi yang aman. Begitu pula persepsi untuk kesuksesan (hijau) dan kegagalan (merah).
Warna hijau juga bisa berdampak pada memori seseorang. Jadi, bukan hanya emosi saja yang mendapatkan pengaruh. Masih dari jurnal tahun 2016, partisipan dalam penelitian itu membuktikannya.
Sekelompok orang melihat kumpulan kata-kata yang ditulis dengan warna berbeda. Kemudian, mereka diminta mengingat kata-kata tertentu. Rupanya, sebagian besar cenderung mengingat kata-kata positif dengan warna hijau.
Dari situ, para peneliti menyimpulkan bahwa arti warna hijau memberikan konotasi emosi lebih positif. Artinya, akan ada bias optimisme ketika mengingat informasi tertentu. Lihat saja bagaimana banyak budaya menghubungkan hijau dengan keberuntungan, kan?
Baca juga: Arti Warna Ungu dalam Psikologi dan Kebudayaan
Terlepas dari psikologi warna hijau di atas, tentu persepsi akan efek warna hijau bisa berbeda-beda antara satu orang dan lainnya. Reaksi ketika melihat warna hijau sifatnya sangat personal. Faktor lain seperti budaya dan pengalaman masa lalu juga turut berperan.
Selain beberapa efek warna hijau dalam konotasi positif di atas, tentu ada juga makna sebaliknya. Sebagai contoh, hijau juga dihubungkan dengan rasa cemburu. Selain itu, di dunia medis juga ada istilah “turning green” ketika seseorang tampak pucat dan sakit.
Sekarang, tinggal kembali ke diri Anda masing-masing. Apa persepsi yang muncul ketika melihat warna hijau? Jika bisa menjadi sumber motivasi atau membuat fokus kembali tajam, tak ada salahnya menyempatkan melihat warna hijau nan alami di tengah rutinitas.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar hijau dan manfaat dari aktivitas di alam seperti forest bathing, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Cara meditasi yangb baik dan benar perlu dilakukan dengan membuat posisi tubuh yang nyaman. Lalu, tutup mata dan mulailah mengatur napas hingga tubuh menjadi rileks.
9 Mar 2022
Membayangkan menghadapi morning sickness sembari menuntaskan tumpukan pekerjaan di kantor, apa jadinya, ya? Mungkin itu yang terlintas di benak ibu pekerja ketika mereka positif hamil. Ada beberapa tips yang bisa Anda gunakan.
26 Okt 2021
Film Avengers : End Game menjadi penutup seri Avengers. Namun, terlihat dalam salah satu tema yang diambil bahwa film ini menggambarkan balas dendam. Pembeda istilah keadilan dan balas dendam, adalah adanya motivasi, masalah pribadi, siklus tak berujung, dan lainnya.
14 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved