Denial adalah kondisi saat seseorang mengabaikan fakta yang terjadi di depan mata, terutama ketika situasi tak sesuai yang diharapkan. Namun bukan hanya sebagai bentuk pertahanan diri, arti denial juga berarti seseorang yang enggan mengakui sedang menghadapi hal buruk.
2023-03-20 18:41:23
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Denial adalah kondisi saat seseorang mengabaikan fakta yang terjadi di depan mata
Table of Content
Denial adalah kondisi saat seseorang mengabaikan fakta yang terjadi di depan mata, terutama ketika situasi tak sesuai yang diharapkan. Namun bukan hanya sebagai bentuk pertahanan diri, arti denial juga berarti seseorang yang enggan mengakui sedang menghadapi hal buruk. Contohnya seperti menderita penyakit, obesitas, atau terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.
Advertisement
Seseorang bisa menyangkal apapun mulai dari fakta, tanggung jawab, dampak dari tindakannya, bahkan situasi yang tengah terjadi dengan menyembunyikan perasaannya. Ini adalah cara melindungi diri, menghadapi kenyataan dengan membantah dampaknya.
Secara umum, denial ditujukan pada seseorang yang gagal mengenali konsekuensi dari perilaku tertentu. Penyangkalan ini termasuk salah satu bentuk mekanisme pertahanan diri atau defense mechanism.
Sikap menolak hal yang terjadi pada kehidupan ini bisa berarti hal yang baik dan buruk. Beberapa alasan yang membuat denial menjadi menguntungkan adalah:
Apabila kenyataan yang diterima begitu mengejutkan, fase penyangkalan ini akan memberi waktu bagi diri sendiri untuk memahami apa yang sedang terjadi. Tak hanya itu, seseorang juga bisa memetakan apa tantangan yang akan muncul ke depannya. Artinya, denial bisa menjadi periode sementara untuk mencerna informasi sehingga tidak berimbas pada kondisi psikologis.
Kabar mengejutkan semisal yang berkaitan dengan kondisi kesehatan bisa memicu rasa stres. Contohnya ketika ditemukan benjolan di bagian tubuh dan dicurigai sebagai gejala kanker. Secara alami, tubuh akan merasa takut dan produksi adrenalin meningkat.
Saat denial, seseorang akan berusaha melupakan adanya benjolan dengan harapan bisa menghilang dengan sendirinya. Barulah setelah menyadari benjolan itu masih ada seminggu kemudian, situasi lebih tenang dan memungkinkan untuk memeriksakan diri ke dokter. Masalah bisa dihadapi dengan lebih rasional.
Namun di sisi lain, penyangkalan juga bisa menjadi hal yang tidak sehat bahkan berbahaya. Terutama jika informasi yang dibantah adalah situasi yang genting dan harus segera disikapi.
Artinya, denial bisa menimbulkan dampak negatif seperti:
Penyangkalan atas situasi yang genting seperti kondisi medis atau konseling untuk masalah mental menyebabkan seseorang cenderung menunda bertemu dokter. Akibatnya, kondisi medis yang ada bisa jadi justru kian parah karena penanganan tidak diberikan sesegera mungkin.
Hal ini berlaku untuk diri sendiri dan orang lain. Contohnya ketika seseorang merasakan dada sesak dan napas terganggu namun meyakini bahwa itu bukan indikasi serangan jantung. Padahal, penanganan seharusnya diberikan sesegera mungkin.
Selain kesehatan, menyangkal kondisi finansial sedang bermasalah juga bisa membuat masalah menjadi semakin besar. Sebut saja ketika seseorang menyangkal bahwa tagihan kartu kreditnya sudah kelewat batas dan masih saja menggunakannya untuk berfoya-foya. Akibatnya, angka tagihan dan bunga akan semakin besar dan berpengaruh terhadap situasi keuangannya.
Baca Juga
Penyangkalan atau denial adalah hal yang sebaiknya tidak dijadikan kebiasaan. Tidak masalah ketika merasa tak bisa memikirkan langkah selanjutnya di saat mendengar berita mengejutkan. Itu adalah mekanisme alami untuk memproses apa yang sedang terjadi.
Meski demikian, hal yang tak kalah penting adalah memastikan penyangkalan ini hanya berlangsung sementara. Hal lain yang perlu diingat terkait dengan denial adalah:
Betapapun besarnya penyangkalan yang dilakukan, tak akan mengubah situasi yang tengah dihadapi. Memang bisa membuat pikiran tak dipenuhi pemikiran tentang suatu hal, namun tetap saja kenyataan harus disikapi dengan nyata.
Jadi sebelum menyangkal, coba pertimbangkan apa saja konsekuensi negatif yang mungkin muncul dengan menunda melakukan sesuatu. Berbicara dengan orang yang terpercaya bisa menjadi pilihan untuk mendapat sudut pandang lain.
Tidak menyangkal bukan berarti membuang jauh-jauh emosi yang tengah dirasakan. Tak masalah merasa takut, cemas, dan emosi negatif lainnya ketika menghadapi situasi di luar kendali. Resapi dan validasi apa yang tengah dirasakan agar bisa berpikir rasional tentang langkah selanjutnya.
Saat situasi terasa membuat kewalahan, coba tuliskan dalam jurnal apa yang terjadi. Hal ini akan membantu memetakan kondisi yang tengah dihadapi. Siapa tahu dengan menuliskan jurnal, akan muncul ide baru terkait dengan solusi yang mungkin diambil.
Baca Juga
Hal ini berlaku jika penyangkalan dilakukan oleh diri sendiri atau melihat orang terdekat terus menerus menolak realita yang terjadi. Apabila melihat saudara atau teman berada dalam fase penyangkalan, beri mereka waktu untuk memproses yang tengah terjadi. Jangan langsung ikut campur terutama jika mereka butuh waktu sendiri.
Namun jika terus menerus terjadi, ajak untuk membicarakan apa yang dirasakan. Mungkin terasa tidak nyaman pada awalnya, namun inisiatif ini dapat memberikan jaminan bahwa ada sosok yang siap mendengarkan mereka.
Jika merasa terjebak dalam situasi denial meski telah mencoba membebaskan diri, jangan ragu meminta bantuan. Untuk berdiskusi tentang fase penyangkalan yang terasa membingungkan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Tanda peringatan bunuh diri yang ditunjukkan oleh orang di sekeliling Anda, harus dianggap serius. Masalahnya, apakah Anda sudah menyadari berbagai tanda peringatan bunuh diri itu?
Humble brag adalah memamerkan sesuatu tanpa disertai dengan rasa bersalah atau malu yang idealnya menyertai. Sederhananya, ini adalah cara untuk pamer dengan bumbu kerendahan hati.
Serangan panik dapat menyerang orang terdekat kita. Cara memberikan pertolongan adalah tetap tenang dan berikan bantuan untuk menenangkan dirinya. Serangan panik dapat berlangsung 5-10 menit.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved