Cairan vagina adalah hal yang normal dan diproduksi secara berkala. Selama tidak disertai keluhan atau masalah pada cairannya, tidak perlu khawatir. Namun ada kalanya cairan vagina berwarna kehijauan atau mengeluarkan aroma tidak sedap, bisa mengindikasikan terjadinya infeksi.
4.33
(3)
30 Jun 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Warna cairan vagina yang kehijauan dan mengeluarkan aroma tidak sedap patut diwaspadai
Table of Content
Cairan vagina adalah hal yang normal dan diproduksi secara berkala. Selama tidak disertai keluhan atau masalah pada cairannya, tidak perlu khawatir. Namun ada kalanya cairan vagina berwarna kehijauan atau mengeluarkan aroma tidak sedap, bisa mengindikasikan terjadinya infeksi.
Advertisement
Penyebab paling umum terjadinya infeksi adalah bakteri atau jamur. Berbeda warna cairan vagina, berbeda pula artinya. Jika sudah berhubungan dengan infeksi menular seksual, perlu mendapatkan penanganan medis.
Berikut ini beberapa jenis cairan vagina berdasarkan warnanya:
Cairan vagina berwarna putih atau transparan adalah hal yang normal, biasanya produksinya lebih banyak pada awal atau akhir siklus menstruasi. Biasanya warnanya tidak benar-benar putih, tapi bening dan konsistensinya cair. Jenis cairan vagina ini juga bisa diproduksi kapan saja, terlebih seusai berolahraga berat.
Sementara jika cairan vagina berwarna bening dan cenderung lengket seperti lendir, itu menandakan fase ovulasi seseorang. Konsistensinya terlihat seperti putih telur. Ini juga termasuk cairan vagina yang normal.
Cairan vagina berwarna kecokelatan atau ada bercak darah juga normal, terutama saat mengalami menstruasi. Pada akhir siklus menstruasi, cairan vagina yang keluar cenderung berwarna cokelat ketimbang merah. Jika ada cairan vagina keluar dengan warna serupa di antara fase menstruasi, itu disebut spotting.
Spotting atau pendarahan bisa menjadi indikasi seseorang hamil apabila sebelumnya melakukan hubungan seksual tanpa proteksi. Namun jika spotting terjadi pada trimester awal kehamilan, juga bisa mengindikasikan keguguran. Segera konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan.
Pada kasus yang lebih langka, cairan vagina berwarna kecokelatan menandakan kanker serviks atau kanker endometrium. Untuk mencegahnya, lakukan pap smear secara berkala.Selain itu, cairan vagina dengan bercak darah juga bisa menandakan adanya fibroid rahim.
Cairan vagina berwarna kehijauan atau kekuningan dengan konsistensi kental dan aroma tidak sedap bisa menandakan adanya infeksi Trichomonas. Biasanya, penularannya terjadi karena hubungan seksual tanpa proteksi. Segera periksakan diri untuk tahu diagnosis pasti sekaligus langkah penanganannya.
Baca Juga
Jika ada bercak cairan di pakaian dalam, itu adalah hal yang wajar. Bahkan, mengindikasikan bahwa fungsi tubuh berjalan dengan optimal. Aktivitas lain seperti berolahraga, menggunakan pil KB, bahkan mengalami stres juga bisa memicu keluarnya cairan vagina.
Namun pada beberapa kasus, adanya cairan vagina menandakan infeksi seperti:
Salah satu infeksi bakteri yang paling umum terjadi adalah bacterial vaginosis, ditandai dengan volume cairan vagina yang lebih banyak dan beraroma tidak sedap serta berwana putih atau keabu-abuan. Perempuan yang berhubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan berisiko mengalami hal ini.
Jenis infeksi lain adalah trichomoniasis yang disebabkan oleh protozoa. Infeksi ini juga terjadi karena kontak seksual atau penggunaan handuk dengan orang lain. Gejalanya adalah muncul cairan vagina berwarna kuning atau kehijauan dengan aroma amis. Selain itu, bisa juga disertai rasa gatal, nyeri, dan peradangan.
Keluarnya cairan vagina berwarna putih pekat bisa jadi sinyal adanya infeksi jamur. Orang yang mengalaminya juga bisa merasakan sensasi gatal dan terbakar. Sebenarnya, secara alami jamur memang ada di vagina namun ketika terjadi infeksi, perkembangan jamur ini bisa tidak terkendali.
Pemicu infeksi jamur pada vagina di antaranya karena diabetes, stres, penggunaan pil KB, kehamilan, konsumsi antibiotik berkepanjangan, atau memakai sabun pembersih kewanitaan yang terlalu sering.
Infeksi menular seksual lain adalah gonorrhea dan chlamydia yang memunculkan gejala keluarnya cairan vagina dalam jumlah tidak normal. Warnanya bervariasi mulai dari kekuningan, kehijauan, atau keabuan.
Penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease juga merupakan infeksi yang terjadi karena kontak seksual. Ketika penyakit ini menyerang, bakteri akan menyebar dari vagina menuju organ reproduksi lainnya. akibatnya, akan muncul cairan vagina yang kental dan beraroma tidak sedap.
Infeksi human papillomavirus atau HPV bisa menyebabkan kanker serviks. Lagi-lagi, pemicunya adalah hubungan seksual. Penderitanya bisa mengeluarkan cairan vagina berwarna cokelat, berdarah, dengan konsistensi seperti cairan.
Baca Juga
Apabila keluarnya cairan vagina dirasa tidak normal disertai keluhan lainnya seperti demam dan penurunan berat badan drastis, segera hubungi dokter. Semakin awal deteksi dan diagnosisnya, kian mudah penyembuhannya.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Selaput dara yang robek kerap dikaitkan dengan ketidakperawanan. Padahal, kondisi ini bisa terjadi karena penggunaan tampon, memasukkan sesuatu ke dalam vagina (seperti jari atau mainan seks), ataupun berolahraga.
Penyebab kanker rahim belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor pemicunya seperti usia, hormon, berat badan berlebih, hingga pola makan.
Gangguan fungsi oviduk dapat memengaruhi kelancaran program kehamilan. Berikut adalah fungsi dan penyakit yang mungkin mengintai oviduk atau tuba falopi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved