Bakteri penyebab TBC memang sulit disingkirkan, tapi bukan berarti tidak bisa. Penderita TBC bisa sembuh total asalkan menaati aturan minum obat dan rencana pengobatan yang diberikan dokter, setidaknya selama 6 bulan. Tidak disiplin minum obat justru membuat gejala TBC memburuk, bahkan lebih berat dari sebelumnya hingga lebih sulit disembuhkan.
5 Okt 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penderita TBC bisa sembuh total selama mematuhi pengobatan dari dokter
Table of Content
Bakteri penyebab TBC termasuk yang sulit untuk disingkirkan jika menginfeksi tubuh. Itu sebabnya, orang yang didiagnosis mungkin akan bertanya-tanya, apakah TBC bisa sembuh total?
Advertisement
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Gejala TBC yang umum muncul, antara lain batuk kronis, nyeri dada, kelelahan, hingga batuk darah.
Indonesia sendiri menempati urutan kedua dengan kasus TBC terbanyak di dunia dengan jumlah 845.000 kasus hingga tahun 2020.
Penderita TBC (tuberkulosis) bisa sembuh total, asalkan menjalankan pengobatan selama 6 bulan secara disiplin tanpa putus. Ya, saat didiagnosis tuberkulosis, dokter akan memberikan serangkaian pengobatan TBC yang perlu Anda jalani. Lama pengobatan TBC biasanya minimal selama 6 bulan.
Namun, pada tuberkulosis tanpa gejala (TB laten) Anda mungkin akan mendapat pengobatan jangka pendek sekitar 1-3 bulan. Ini juga perlu dilakukan tanpa putus.
Mengikuti cara minum obat TBC yang benar serta sesuai anjuran menjadi kunci keberhasilan pengobatan dan kesembuhan total bagi para penderita tuberkulosis.
Biasanya, Anda mungkin akan merasa lebih baik dan lebih sehat dalam 2-4 minggu pengobatan. Namun, hal ini bukan berarti Anda telah sembuh.
Anda tidak boleh melewatkan waktu minum obat atau berhenti minum obat sebelum 6 bulan. Pasalnya, berhenti minum obat secara tiba-tiba atau tidak rutin minum obat TBC, dapat membuat tuberkulosis semakin parah.
Hal ini bisa membuat bakteri dalam tubuh kebal (resisten) terhadap obat dan menimbulkan gejala yang lebih berat.
Bakteri TBC yang kebal antibiotik akan menyebabkan TB MDR (multidrug-resistant). Badan kesehatan dunia, WHO, menyatakan bahwa kondisi TB MDR bisa membuat pengobatan TBC Anda lebih lama dan lebih mungkin menularkan ke orang lain.
Penjelasan ini sekaligus menjawab pertanyaan terkait apakah TBC bisa sembuh sendiri. Ya, sayangnya, TBC tidak bisa sembuh sendiri. TBC hanya bisa sembuh dengan serangkaian pengobatan antibiotik yang telah direncanakan oleh dokter.
Baca Juga
Setelah menjalani pengobatan sesuai waktu yang ditentukan, dokter akan kembali memeriksa kondisi Anda.
Dokter akan melakukan pemeriksaan dahak (sputum test) untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Mycobacterium tuberculosis setelah masa pengobatan.
Anda dikatakan sembuh dari TBC jika telah menjalani pengobatan 6 bulan dan hasil pemeriksaan bakteri negatif. Ini merupakan ciri utama penyakit TBC sudah sembuh.
Ciri-ciri penyakit TBC sudah sembuh juga dapat dilihat dari tidak adanya gejala klinis pada pasien. Anda mungkin tidak lagi mengalami gejala TBC, seperti batuk, nyeri dada, kelelahan, atau sesak napas.
Meskipun pada beberapa kasus, gejala seperti batuk mungkin masih bisa terjadi setelah Anda dinyatakan sembuh dari TBC. Hal ini karena penyakit tuberkulosis telah menyebabkan kerusakan pada paru-paru Anda.
Pemeriksaan radiologi atau rontgen dada juga dapat direkomendasikan oleh dokter untuk membandingkan kondisi paru-paru sebelum dan sesudah pengobatan. Pada pasien sembuh dari TBC, hasil pencitraan paru-paru bisa saja membaik, meskipun sebagian besar menimbulkan lesi atau jaringan parut.
Terkait kondisi paru setelah sembuh dari TBC, European Respiratory Review menyatakan bahwa hampir sebagian besar pasien tuberkulosis yang sembuh mengalami kerusakan pada paru-paru mereka.
Itu sebabnya, hasil gambaran paru orang TBC mungkin akan tampak berbeda dibandingkan orang sehat, sekalipun mereka sudah sembuh.
Baca Juga
Kekambuhan TBC diartikan sebagai timbulnya gejala tuberkulosis yang disebabkan oleh strain bakteri yang sama (relaps) atau infeksi dari jenis lain strain bakteri TBC yang berbeda(reinfection). Kekambuhan bisa terjadi selama pengobatan atau setelah Anda selesai menjalani pengobatan selama 6 bulan.
Sebagian besar kasus kekambuhan TBC terjadi akibat pengobatan yang tidak selesai atau tidak disiplin daripada infeksi berulang dari penularan strain lain.
Kekambuhan gejala yang muncul selama masa pengobatan biasanya terjadi akibat resistensi bakteri terhadap obat TBC. Kondisi ini biasa terjadi pada TB MDR akibat minum obat TBC yang tidak teratur atau berhenti di tengah jalan(6 bulan).
Ketika pasien TBC merasa lebih baik di minggu-minggu pertama pengobatan, mereka mungkin merasa “sudah sembuh” dan berhenti minum obat. Hal ini justru menyebabkan MDR-TB dan memungkinkan timbulnya episode kambuh (relaps).
Kekambuhan TBC juga berkaitan dengan adanya penyakit penyerta dan gaya hidup tidak sehat setelah pengobatan, seperti kebiasan merokok dan minuman beralkohol.
Sebagian besar kasus tuberkulosis (TBC) bisa sembuh total jika menjalani pengobatan yang diberikan oleh dokter dengan benar dan disiplin. Tidak minum obat dengan teratur dapat membuat bakteri TBC kebal terhadap antibiotik. Kondisi ini akan memperlama proses penyembuhan atau bahkan memperburuk.
Informasi tentang pengobatan yang tepat, pengawasan, dan dukungan orang terdekat terhadap pasien TBC turut mendukung keberhasilan proses pengobatan.
Jika masih ada pertanyaan terkait apakah TBC bisa sembuh atau tidak, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Pneumonia adalah salah satu penyebab radang paru-paru yang bila tidak ditangani mampu menjurus ke empiema (kemunculan nanah dalam paru-paru), gagal ginjal, dan bahkan gagal jantung.
Hipertiroid, genetik, diabetes, gangguan pencernaan, stres dan depresi adalah faktor penyebab badan kurus yang dapat berakibat menimbulkan masalah kesehatan.
TBC pada anak disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti demam, batuk, hingga berat badan turun.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved