Polip rahim dan polip serviks merupakan dua hal yang berbeda. Meskipun begitu, polip rahim dan serviks sama-sama dapat menyebabkan masalah pada kehamilan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
10 Mei 2019
Polip rahim menghalangi sel telur yang telah dibuahi, sedangkan polip serviks bisa memblokir leher rahim
Table of Content
Polip merupakan pertumbuhan jaringan abnormal berupa benjolan kecil, lunak, rata atau bertangkai mirip jamur. Polip dapat tumbuh di usus besar, saluran telinga, hidung, perut, tenggorokan, rahim, dan serviks. Polip rahim dan kehamilan pun menjadi salah satu gangguan yang perlu diwaspadai ibu hamil.
Advertisement
Pemahaman tentang polip rahim dan polip serviks seringkali tertukar. Padahal keduanya merupakan polip yang berbeda, meskipun sama-sama dapat menyebabkan masalah pada kehamilan.
Polip pada wanita dapat tumbuh ibu hamil salah satunya di rahim dan juga serviks. Keduanya adalah kondisi yang bisa menyebabkan masalah kehamilan. Berikut penyebab tumbuhnya polip pada wanita:
Polip rahim merupakan benjolan lunak yang tumbuh di rahim, tepatnya pada jaringan yang melapisi dinding rahim (endometrium). Ukuran benjolan tersebut dapat bervariasi, mulai dari seukuran biji wijen, hingga sebesar bola golf.
Dikutip dari Cleveland Clinic, sebagian besar polip rahim jarang berkembang menjadi kanker, dan beberapa wanita tidak merasakan gejala apapun. Tidak diketahui secara pasti penyebab polip rahim ini. Namun, kondisi ini diduga berkaitan dengan perubahan kadar hormon.
Polip rahim juga bisa muncul saat hamil. Meskipun polip rahim saat hamil jarang terjadi, karena polip biasanya sudah terdeteksi sebelum Anda hamil.
Bila berusia 40-50 tahunan, konsumsi obat-obatan yang digunakan untuk kanker payudara, mengalami kenaikan berat badan berlebih (obesitas) atau tekanan darah tinggi, maka Anda lebih berisiko memiliki polip rahim yang tumbuh di endometrium.
Bukan hanya polip rahim dan kehamilan, kondisi ini juga bisa terjadi pada serviks. Berbeda dari polip rahim yang tumbuh di area endometrium, polip serviks tumbuh di saluran serviks, penghubung rahim dan vagina.
Polip serviks berwarna kemerahan, keabuan ataupun keunguan. Polip ini berbentuk seperti umbi atau batang tipis yang panjangnya sekitar 1-2 cm. Polip serviks tumbuh secara tunggal atau berkelompok.
Polip serviks dapat terjadi karena kadar estrogen yang tinggi atau tubuh merespon hormon estrogen secara abnormal. Kondisi ini juga dianggap berkaitan dengan infeksi serviks, peradangan kronis, dan pembuluh darah dekat serviks yang tersumbat.
Polip serviks paling umum terjadi pada wanita berusia di atas 20 tahun yang telah melahirkan lebih dari satu anak. Perlu Anda ketahui bahwa terdapat dua jenis polip serviks yang berbeda, yaitu:
Walau beberapa kanker serviks terlihat seperti polip, namun kebanyakan polip serviks tidak menimbulkan masalah yang serius, karena bersifat jinak dan tidak mengandung sel kanker.
Namun, polip pada serviks (leher rahim) yang terjadi pada masa kehamilan dapat menyebabkan perdarahan. Meski begitu, penanganan polip serviks pada ibu hamil biasanya menunggu proses persalinan dan dilakukan bersamaan saat melahirkan.
Baca Juga
Polip rahim dan serviks dapat menimbulkan gejala tertentu. Berikut ini beberapa gejala yang umum terjadi jika Anda mengalami polip rahim:
Bila merasakan gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter, karena gejala polip rahim mirip dengan gejala kanker rahim.
Berbeda dengan polip rahim, polip serviks biasanya baru terdeteksi saat melakukan pap smear. Berikut ini gejala polip serviks yang umum terjadi:
Jika Anda tidak mengalami gejala polip, maka Anda tidak perlu melakukan perawatan apapun. Akan tetapi, dokter tetap harus memantau perkembangan polip Anda. Sementara itu, bila Anda merasakan gejala tertentu, sebaiknya polip serviks segera diangkat.
Apakah polip rahim dan serviks berbahaya saat hamil? Polip rahim dan serviks dapat menyebabkan masalah pada kehamilan. Polip berisiko mempersulit kehamilan, atau malah memicu keguguran, akibat perdarahan yang parah. Polip rahim dapat menghalangi sel telur yang telah dibuahi, untuk menempel di rahim.
Sementara, polip serviks dapat menghalangi saluran tuba atau leher rahim. Hal ini bisa membuat sel sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi proses pembuahan.
Pengobatan mungkin dapat mengatasi masalah tersebut. Beberapa penelitian telah menemukan, menghilangkan polip dapat membantu wanita untuk hamil. Akan tetapi, tidak ada bukti yang jelas bahwa langkah ini efektif untuk setiap penderita polip.
Baik polip rahim maupun polip serviks saat hamil, sebetulnya jarang terjadi. Bila muncul, polip biasanya akan ikut hilang dalam proses persalinan.
Akan tetapi jika tidak keluar untuk polip rahim saat hamil, Anda dapat menunggu hingga proses persalinan, selesai untuk mengangkat polip tersebut.
Pemeriksaan oleh dokter dapat dilakukan untuk memastikan keadaan yang sebenarnya terjadi pada diri Anda, dan untuk menentukan pengobatan polip rahim dan polip serviks yang sebaiknya dilakukan.
Apakah polip rahim harus dioperasi? Pada polip rahim, dokter akan terlebih dahulu melakukan beberapa tes seperti, USG transvaginal atau biopsi endometrial. Anda tidak memerlukan perawatan bila tidak merasakan gejala apapun, dan bila polip tersebut bukanlah kanker.
Akan tetapi, jika sudah melewati masa menopause dan memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker rahim, maka sebaiknya Anda menjalani operasi pengangkatan polip rahim.
Anda dapat mengonsumsi obat agonis progesteron, maupun menjalani operasi histeroskopi atau kuret.
Jika terdapat polip, maka akan dilakukan biopsi untuk mengambil jaringan polip dan diperiksa di laboratorium. Ini dilakukan untuk memastikan apakah polip ganas atau tidak.
Sedangkan pada polip serviks, penanganan dapat dilakukan dengan pengangkatan polip menggunakan alat yang disebut forceps polip. Pengangkatan dapat pula dilakukan dengan mengikatkan tali bedah di sekitar polip, sebelum memotongnya.
Tak hanya itu, tindakan medis dapat juga dilakukan dengan memutar polip dari dasarnya, kemudian mencabutnya keluar.
Dokter juga dapat menghilangkan polip dengan aliran listrik atau laser. Apabila ukuran polip besar, maka pengangkatan harus dilakukan di ruang operasi, dengan anestesi umum. Selama dan setelah operasi, akan terjadi perdarahan dan kram dalam waktu singkat.
Setelah dihilangkan, polip serviks biasanya tidak tumbuh kembali, namun ini tidak selalu berlaku pada semua pengidap polip. Dalam mencegah timbulnya polip serviks, lakukanlah tes panggul secara teratur.
Selain itu, kenakanlah celana dalam katun untuk menghindari panas dan lembap berlebih di daerah kewanitaan yang dapat menyebabkan infeksi.
Meskipun jarang terjadi, polip serviks bisa mewakili fase awal kanker serviks.
Jika ANda ingin berkonsultasi langsung seputar polip rahim dan kehamilan, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Ada banyak mitos kehamilan yang tidak seharusnya dipercaya dan justru bagus jika dilakukan dengan benar, seperti mengonsumsi nanas secukupnya dan melakukan hubungan seksual saat hamil.
30 Jul 2019
Hampir semua wanita menginginkan kehadiran buah hati, termasuk mereka yang memiliki gangguan bipolar. Akan tetapi, ada beberapa hal penting yang perlu dipahami demi menjaga keselamatan diri dan bayi selama proses kehamilan, persalinan, dan merawat anak nantinya.
11 Apr 2023
Sebenarnya ketika mengandung dan disebut harus makan dengan porsi untuk dua orang, bukan berarti jadi tak terkendali. Selama sudah menjaga diri dari pantangan seperti makanan mentah, maka es krim untuk ibu hamil boleh saja dikonsumsi.
27 Sep 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved