logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Bayi & Menyusui

Jerawat pada Bayi, Apakah Berbahaya?

open-summary

Jerawat pada bayi umum ditemukan pada usia 2 sampai 6 minggu. Penyebab penyakit kulit pada bayi ini adalah hormon yang terbawa sejak ibu hamil, yaitu hormon androgen.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

8 Mei 2019

Jerawat pada bayi dapat hilang dengan sendirinya

Jerawat pada bayi berbeda dengan milia alias benjolan putih yang biasa muncul di area hidung, dagu, atau pipi.

Table of Content

  • Penyebab jerawat pada bayi
  • Membedakan milia dan jerawat pada bayi
  • Cara menghilangkan jerawat pada bayi
  • Kemungkinan jerawat muncul saat beranjak dewasa
  • Kapan jerawat pada bayi harus dikonsultasikan dengan dokter?
  • Catatan dari SehatQ

Jerawat pada bayi kerap ditemui pada bayi baru lahir, tepatnya pada usia 2 hingga 6 minggu. Jerawat ini biasanya terjadi pada 20% bayi baru lahir.

Advertisement

Sementara, milia kerap disamakan dengan jerawat. Sebelum membahas lebih lanjut, kita samakan dulu persepsi: milia berbeda dengan jerawat.

Milia adalah hal yang lebih umum. Hampir 50% bayi baru lahir pasti pernah memilikinya.

Penyebab jerawat pada bayi

Jerawat yang juga disebut dengan neonatal acne ini biasanya muncul di wajah, leher, dada, atau punggung. Penampakannya pun berbeda dengan eksim. Eksim cenderung lebih merah dan menimbulkan rasa gatal.

Sebenarnya, belum ada penyebab jerawat bayi yang pasti hingga saat ini. Akan tetapi, inilah faktor yang mampu memperparah penyakit kulit pada bayi ini:

1. Pengaruh hormon ibu

no caption
Hormon androgen penyebab jerawat pada bayi terbawa sejak kehamilan

Berbicara tentang penyebab jerawat pada, tentu sangat erat kaitannya dengan hormon.

Beberapa hal yang menyebabkan jerawat adalah kulit menghasilkan minyak berlebih maupun turunan hormon dari ibu.

Setelah berada di kandungan selama kurang lebih 36 minggu, hormon ibu masih ada di sirkulasi darah bayi.

Hormon inilah yang memicu aktifnya kelenjar penghasil minyak yang berujung pada kemunculan jerawat.

Riset yang diterbitkan pada jurnal Pediatric Dermatology menyatakan, hormon yang dimaksud adalah hormon androgen.

Selain itu, kelenjar adrenal pada bayi baru lahir akan merangsang kelenjar yang memproduksi minyak, kelenjar sebasea.

Terlebih, hormon androgen yang dihasilkan testis bayi juga memberikan stimulasi tambahan pada kelenjar sebasea. Oleh karena itu, bayi laki-laki lebih rentan mengalami jerawat.

Baca Juga

  • 10 Cara Menghilangkan Flek Hitam Secara Alami dan Medis
  • Penyebab Alergi Sabun Cuci Piring dan Cara Mengatasinya
  • Ini Panduan Exfoliate untuk Remaja, Kenali Jenis Kulitnya

2. Pori-pori masih berkembang

no caption
Kulit bayi masih sensitif sehingga rentan terkena jerawat

Selain itu, pori-pori kulit bayi yang belum benar-benar sempurna juga menjadi sasaran empuk mengendapnya debu. Selain itu, pori-pori kulit bayi juga masih lebih sensitif.

Oleh karena itu, kulit bayi masih rentan iritasi ataupun bereaksi apabila terkena paparan zat tertentu. Efeknya, kulit bayi pun meradang dan berjerawat.

3. Infeksi jamur

no caption
Jamur Malassezia menyebabkan jerawat pada bayi dan juga komedo terbuka dan tertutup

Karena bayi memproduksi minyak berlebih pada kulitnya, hal ini mampu menyebabkan bayi rentan terkena infeksi jamur Malassezia. 

Pada riset terbitan Maedica, jamur Malassezia umumnya menimbulkan komedo tertutup di area hidung, dahi, pipi. 

Namun, tak jarang pula muncul komedo terbuka dengan bintik merah seperti jerawat pada bayi yang meradang (papula), dan juga disertai nanah (pustula).

4. Ketidakseimbangan bakteri pada usus

no caption
Ketidakseimbangan jumlah bakteri pada bayi sebabkan jerawat

Adanya ketidakseimbangan jumlah bakteri pada usus ternyata memengaruhi munculnya jerawat.

Bayi yang kekurangan probiotik juga mampu menimbulkan jerawat. Terbukti, riset dari Gut Pathogens memaparkan, pemberian suplemen probiotik mampu memulihkan keadaan jerawat.

Probiotik Lactobacillus mampu menurunkan kondisi kulit yang abnormal akibat produksi minyak berlebih.

Membedakan milia dan jerawat pada bayi

no caption
Jerawat diikuti dengan radang sementara milia adalah sel kulit mati yang menumpuk

Jerawat bayi juga biasanya dipicu oleh hormon sang ibu. Kadang, jerawat ini bisa menimbulkan radang atau pembengkakan.

Sementara, milia terjadi saat sel kulit mati terperangkap di pori-pori atau permukaan kulit bayi.

Perbedaan selanjutnya antara jerawat dan milia adalah kemunculannya. Milia bisa langsung muncul pada bayi yang baru lahir. Sementara, jerawat baru akan muncul 2-4 minggu setelah lahir.

Kabar baiknya, jerawat ini hanya akan muncul pada bulan pertama usianya. Jika jerawat bertahan lebih lama, bisa jadi itu adalah infantile acne yang akan bertahan hingga usia anak menginjak 2 tahun.

Cara menghilangkan jerawat pada bayi

Sejatinya, jerawat bisa hilang dengan sendirinya. Namun, jika ingin mengatasinya, berikut beberapa cara yang disarankan The American Academy of Dermatology:

1. Hindari produk perawatan kulit bayi yang terlalu berminyak

no caption
Hindari produk kulit yang berminyak agar jerawat pada bayi tidak semakin parah

Jerawat disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat akibat minyak dan kotoran. Oleh karena itu, hindari krim dan losion berminyak sebagai cara menghilangkan jerawat pada bayi.

Hal ini justru membuat minyak semakin menumpuk dan jerawat pun semakin parah.

2. Mandikan bayi dengan air suam kuku, jangan terlalu panas

no caption
Mandikan bayi dengan air hangat agar mengatasi bakteri

Memang, jerawat pada bayi akan pulih sendiri seiring berjalannya waktu. Namun, memberikan perawatan bayi baru lahir berupa mandi air hangat pun mampu membantu meredakan jerawat.

Jangan memandikan bayi dengan air panas. Sebab, hal ini justru mampu membuat kulit melepuh.

Cara menghilangkan jerawat pada bayi dengan air hangat terbukti membuat kulit bayi menjadi lebih bersih dari air liur, sisa makanan dan ASI, serta bakteri.

3. Jangan gunakan salep untuk jerawat pada bayi tanpa instruksi dokter

no caption
Jangan menggunakan salep untuk jerawat pada bayi tanpa pengawasan dokter

Penggunaan obat harus dilakukan dengan pengawasan dokter. Sebab, tanpa resep dari dokter, maka bisa jadi obat tidak tepat. Bahkan, hal ini dapat menimbulkan penyakit kulit pada bayi lainnya.

4. Hindari menggosok berlebihan area tumbuhnya jerawat

no caption
Gunakan handuk halus agar kulit bayi tidak iritasi

Menggosok dengan tangan kosong maupun dengan kain hanya membuat kulit bayi semakin iritasi. Padahal, kulit bayi masih sensitif dan rentan. 

Apabila Anda ingin mengeringkan tubuh bayi setelah mandi, gunakan handuk atau kain halus dan tepuk-tepuk ringan pada area yang basah.

Cara menghilangkan jerawat pada bayi ini akan berguna untuk menjaga kulit bayi.

5. Jangan memencet jerawat

Memencet jerawat justru membuat kulit bayi mengalami infeksi bakteri. Sebab, bukan tidak mungkin jika bakteri berpindah melalui tangan Anda.

Kemungkinan jerawat muncul saat beranjak dewasa

no caption
Jerawat pada bayi bukan merupakan indikator jerawat ketika beranjak dewasa

Jika Anda sudah panik memikirkan apakah jerawat bayi menjadi indikasi mereka akan memiliki jerawat di kemudian hari, tak usah risaukan itu. 

Jerawat yang dialami bayi bukan berarti mereka akan cenderung berjerawat ketika kelak tumbuh menjadi remaja.

Selain itu, jerawat yang ditemukan pada juga tidak akan meninggalkan bekas. Bintik kemerahan ini akan hilang dalam hitungan minggu hingga paling lama saat bayi berusia enam bulan.

Meski demikian, tetap jaga kebersihan kulit bayi dan pastikan untuk tidak mengaplikasikan produk perawatan kulit secara berlebihan. Jika jerawatnya kian parah dan terlihat seperti eksim, ada baiknya berkonsultasi pada dokter.

Kapan jerawat pada bayi harus dikonsultasikan dengan dokter?

Meski tidak ada obat yang bisa menyembuhkan jerawat pada bayi, orangtua tetap disarankan untuk membawa bayi ke dokter. Dengan begitu, Anda bisa bertanya banyak hal mengenai jerawat pada bayi.

Waspadalah, jika jerawat pada bayi hingga menyebabkan munculnya benjolan berisi nanah, peradangan, hingga komedo, segeralah datang ke dokter. Jika Si Kecil merasakan sakit dan tidak nyaman, bawa ia ke dokter.

Jika jerawat pada bayi tak kunjung hilang setelah berbulan-bulan, dokter mungkin akan meresepkan losion benzoil peroksida 2,5 persen.

Dalam kasus yang langka, dokter juga bisa meresepkan antibiotik untuk mengatasi jerawat pada bayi, misalnya erythromycin atau isotretinoin. Hal ini dilakukan agar jerawat pada bayi tidak menyebabkan munculnya lka permanen.

Jangan pernah mencoba obat-obatan apapun pada bayi Anda sebelum berkonsultasi ke dokter.

Catatan dari SehatQ

Jerawat pada bayi umum terjadi pada bayi baru lahir. Hal ini disebabkan oleh beragam faktor, mulai dari hormon, kulit yang masih sensitif, infeksi jamur, hingga adanya masalah pencernaan.

Apabila menemui bintik merah seperti jerawat pada bayi, pastikan terlebih dahulu dengan konsultasi dokter melalui chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.

Jangan lupa juga kunjungi Toko SehatQ untuk mendapatkan penawaran menarik terkait perlengkapan bayi dan ibu menyusui.

Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

Advertisement

kulit sehatjerawatmiliakulit berminyakperawatan kulitpengobatan jerawatmasalah kulit

Ditulis oleh Azelia Trifiana

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved