Apakah HIV bisa sembuh? Sayangnya hingga kini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan HIV. Namun, ada beragam cara supaya penyakit ini dapat terkontrol, mulai dari terapi obat, mengelola stres, hingga menerapkan pola hidup sehat.
2023-03-18 09:30:29
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Beberapa perawatan bisa dilakukan untuk membantu mencegah perkembangan penyakit ini
Table of Content
HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh. Ketika menderita penyakit ini, tubuh Anda akan kehilangan kemampuan untuk melawan penyakit. Jika tidak segera mendapatkan perawatan, kondisi ini dapat memicu kemunculan penyakit kronis lain dan merenggut nyawa penderitanya.
Advertisement
Ada berbagai macam perawatan yang bisa dilakukan untuk mengontrol kesehatan penderita HIV. Perawatan sangat penting untuk mencegah perkembangan virus ini sehingga penderita dapat menjalani hidup dengan normal. Lantas, apakah HIV bisa sembuh?
Menurut data World Health Organization (WHO), HIV telah membunuh lebih dari 35 juta orang di seluruh dunia. Penyakit yang menyerang imunitas tubuh ini ditularkan melalui cairan tubuh, mulai dari air mani, cairan vagina dan rektal, ASI, serta darah.
Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV. Namun, beberapa perawatan bisa dilakukan untuk membantu mencegah perkembangan penyakit ini, sehingga penderitanya dapat menjalani aktivitas harian layaknya orang normal dan memiliki peluang hidup yang cukup lama.
Untuk mengendalikan HIV, Anda akan diminta untuk menjalani perawatan dengan obat-obatan yang disebut dengan terapi antiretroviral (ART). Meski tidak dapat menyembuhkan HIV, penggunaan obat membantu mengontrol perkembangan virus, meningkatkan imunitas, memperlambat atau menghentikan gejala, dan mengurangi risiko penyebaran ke orang lain.
Berikut ini beberapa jenis obat yang biasa dipakai untuk mengatasi dan mengontrol kesehatan penderita HIV:
NNRTI merupakan obat untuk membantu mematikan protein yang dibutuhkan virus HIV dalam proses penggandaan diri. Beberapa contoh obat NNRTI antara lain efavirenz (Sustiva), rilpivirine (Edurant), dan doravirine (Pifeltro).
NRTI bekerja dengan cara memblokir enzim yang dibutuhkan oleh HIV untuk menggandakan diri. Sejumlah obat yang masuk dalam jenis NRTI meliputi abacavir (Ziagen), tenofovir (Viread), emtricitabine (Emtriva), lamivudine (Epivir), dan zidovudine (Retrovir).
Obat ini memiliki peranan untuk membantu menonaktifkan protease (enzim pemecah protein) HIV yang dibutuhkan dalam proses penggandaan diri. Contoh obat yang termasuk Protease Inhibitor di antaranya atazanavir (Reyataz), darunavir (Prezista), dan lopinavir (Kaletra).
Integrase Inhibitor bekerja dengan menonaktifkan enzim integrase, yang digunakan HIV untuk memasukkan materi genetiknya ke dalam sel CD4 (bagian sel darah putih yang penting dalam sistem imun tubuh). Berikut ini beberapa contoh obat jenis Integrase Inhibitor:
Jika kebanyakan obat bekerja pada sel yang terinfeksi, Fusion Inhibitor membantu menghalangi virus HIV yang hendak masuk ke dalam sel sehat. Beberapa contoh obat jenis Fusion Inhibitor seperti Enfuvirtide (Fuzeon) dan maraviroc (Selzentry).
Masih tergolong baru, obat ini memanfaatkan glikoprotein 120 untuk menghentikan virus agar tidak menempel pada sel CD4. Hingga saat ini, hanya ada satu obat yang masuk dalam jenis gp120 Attachment Inhibitor, yaitu fostemsavir (Rukobia).
Jenis obat ini menghalangi sel tubuh Anda yang terinfeksi HIV menyebarkan virus ke sel yang tidak terinfeksi. Salah satu obat yang masuk ke dalam jenis Post-Attachment Inhibitor adalah Ibalizumab-uiyk (Trogarzo).
Pharmacokinetic enhancers dipakai untuk meningkatkan efektivitas obat HIV tertentu dengan memperlambat proses pemecahannya. Hal tersebut memungkinkan obat HIV untuk bertahan lebih lama dalam tubuh pada konsentrasi tinggi.
Tidak hanya satu, dokter mungkin akan menyarankan penderita HIV untuk meminum beberapa obat sekaligus. Langkah ini diambil untuk mengatasi, serta mencegah gejala HIV berkembang semakin parah.
Usai menerapkan terapi obat, dokter akan memantau jumlah virus HIV dan CD4 untuk melihat reaksi tubuh Anda terhadap perawatan yang dilakukan. Awalnya, pemeriksaan akan dilakukan setiap 2 atau 4 minggu sekali, sebelum kemudian diturunkan menjadi 3 hingga 6 bulan sekali, tergantung tingkat keparahannya.
Jika virus tidak terdeteksi dalam darah setelah melakukan perawatan, bukan berarti penyakit HIV yang Anda derita telah sembuh. Virus HIV kemungkinan masih ada di tempat lain dalam tubuh, misalnya pada kelenjar getah bening dan organ dalam.
Selain mengonsumsi obat yang telah diresepkan dokter, menerapkan pola hidup sehat juga dapat membantu mengatasi HIV. Beberapa pola hidup sehat yang bisa Anda terapkan di antaranya mengonsumsi makanan bernutrisi, menghindari daging, seafood, maupun telur mentah, mengelola stres, serta menerima vaksin.
Beberapa tindakan dapat Anda terapkan untuk mengurangi risiko terkena penyakit mematikan ini, yaitu:
Baca Juga
HIV adalah penyakit yang belum bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengontrol perkembangan virus, meningkatkan imunitas, memperlambat atau menghentikan gejala, dan mengurangi risiko penyebaran ke orang lain.
Jika kondisi Anda mengalami efek samping obat, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Penanganan sedini mungkin perlu dilakukan untuk mencegah penyakit yang Anda derita semakin parah.
Untuk berdiskusi lebih lanjut soal apakah HIV bisa sembuh dan cara mengatasinya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri antara lain chancroid (ulkus mole), klamidia, gonorrhea, dan sifilis. Penyakit tersebut dapat diobati dengan obat seperti antibiotik.
Selain infeksi saluran kemih, keluhan kencing sakit juga bisa disebabkan oleh masalah di organ-organ lain, seperti kandung kemih dan prostat. Jika mengalami sakit saat buang air kecil, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter penyebabnya supaya lekas diketahui dan ditangani sebelum bertambah parah.
Terdapat berbagai macam cara mencegah penyakit menular seksual yang bisa Anda lakukan bersama pasangan, mulai dari menggunakan kondom, mengurangi jumlah pasangan seksual, hingga memeriksakan diri ke dokter.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved