Vaksinasi difteri merupakan salah satu vaksinasi yang penting untuk dilakukan dalam rangka mencegah penyakit difteri yang dapat memicu masalah pernapasan. Meskipun demikian, terdapat efek samping suntik difteri yang dapat dialami dan bisa hilang beberapa hari setelahnya.
2023-03-29 07:51:55
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Efek samping suntik difteri bisa membuat tubuh penerimanya tidak nyaman sementara
Table of Content
Vaksinasi adalah hal yang penting untuk dilakukan dari kecil, vaksinasi berguna untuk mengurangi risiko Anda terkena penyakit tertentu yang bersifat mematikan. Meski tidak bisa mencegah sepenuhnya, vaksin dapat meringankan gejala penyakit. Salah satu vaksin yang penting untuk diberikan untuk Anda maupun anak adalah vaksin atau suntik difteri.
Advertisement
Umumnya, vaksin difteri diberikan secara bersamaan dengan vaksin lainnya, seperti vaksin difteri dan tetanus (DT), vaksin tetanus dan difteri (Td), vaksin tetanus, difteri, dan pertusis (Tdap), dan vaksin difteri, tetanus, pertusis (DTaP).
Vaksin difteri sangat baik diberikan kepada anak-anak. Akan tetapi, ternyata ada efek samping dari suntik vaksin difteri. Efek samping ini juga masih jarang diketahui oleh banyak orang.
Efek samping suntik difteri memang tidak sampai menimbulkan kematian, tetapi efek sampingnya cukup mengganggu setelah disuntikkan. Efek sampingnya adalah:
Pada beberapa orang, efek samping suntik difteri terasa lebih parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari, misalnya pembengkakan parah pada lengan, dan sebagainya. Efek samping suntik difteri biasanya akan menghilang setelah beberapa hari.
Efek samping suntik difteri yang tidak sering terjadi adalah kejang, demam di atas 40 derajat celcius, dan menangis selama lebih dari tiga jam pada anak-anak.
Pada kasus yang jarang, Anda bisa mengalami efek samping suntik difteri berupa alergi. Efek samping suntik difteri berupa alergi bisa muncul dalam beberapa menit selang diberikan vaksin difteri. Anda bisa saja mengalami reaksi alergi yang parah atau anafilaksis, berupa:
Apabila Anda atau anak mengalami efek samping difteri yang tidak kunjung sembuh atau reaksi alergi, kunjungilah dokter untuk menjalani pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Selain efek samping suntik difteri, Anda juga perlu berkonsultasi dengan dokter bila Anda atau anak mengalami kondisi medis tertentu atau mengonsumsi obat-obatan atau suplemen tertentu. Wanita yang sedang hamil dan menyusui juga perlu bertanya ke dokter sebelum menjalani vaksinasi difteri.
Vaksin difteri bisa berinteraksi dengan obat pencegah tertolaknya organ saat transplantasi, obat penyakit autoimun, obat psoriasis, obat yang mengandung steroid, dan obat untuk penderita rheumatoid artritis.
Efek samping dari pemberian vaksin difteri yang tergolong ringan ini seharusnya tidak menghalangi Anda untuk mendapatkannya. Tujuannya agar Anda terlindungi dari penyakit yang lebih serius.
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan infeksi bakteri yang menyebabkan sakit tenggorokan, kelelahan, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Penyakit ini memunculkan produksi lendir yang tebal dan berwarna hitam di belakang tenggorokan yang dapat menghalangi pernapasan Anda dan membuat kesulitan dalam bernapas.
Difteri merupakan penyakit yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang serius, mulai dari kelumpuhan sampai gagal paru-paru, serta berpotensi mengancam nyawa pada anak-anak yang berusia satu sampai lima tahun dan orang yang sudah lanjut usia.
Menjalani vaksinasi difteri dapat membantu menurunkan kemungkinan terjangkit penyakit difteri dan mencegah Anda menularkan penyakit difteri ke lingkungan sekitar. Jika Anda bingung dengan jadwal vaksinasi difteri untuk orang dewasa, remaja, ataupun anak-anak, Anda bisa bertanya ke dokter untuk jadwal pastinya.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Hipogeusia adalah menurunnya kemampuan untuk mengecap rasa yang disebabkan oleh ISPA, infeksi telinga tengah, hingga kebersihan mulut dan gigi yang buruk.
Obat usus buntu hingga saat ini masih dalam perdebatan. Bila gangguan usus buntu masih ringan dan tanpa komplikasi, umumnya dokter akan memberikan antibiotik.
Buang air besar terus-menerus tentu sangat menjengkelkan. Ternyata, sering buang air besar dapat disebabkan oleh berbagai macam kondisi medis!
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved