logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Parenting

Apakah Benar Vaksin Menyebabkan Autis?

open-summary

Kontroversi bahwa vaksin menyebabkan autisme sudah lama diisukan. Namun, penelitian sudah jelas menyimpulkan bahwa vaksin tidak menyebabkan autisme.


close-summary

2023-03-20 18:13:56

| Aby Rachman

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Hoaks efek samping anak divaksin menjadi autis

Polemik vaksin menyebabkan autisme memang seakan tiada habisnya

Table of Content

  • Kontroversi vaksin menyebabkan autisme
  • Kandungan merkuri di vaksin sebelum tahun 2001
  • WHO dan CDC merekomendasikan vaksinasi
  • Catatan dari SehatQ

Polemik vaksin memang seakan tiada habisnya, dimulai dari keresahan akan kehalalan kandungan vaksin hingga desas-desus vaksin menyebabkan autis. Memang topik mengenai efek samping vaksin, terutama vaksin MR maupun MMR banyak dibahas, didebat, dan terus diteliti.

Advertisement

Karena menyangkut buah hati, mari kita bahas secara seksama supaya Anda bisa mengambil keputusan yang tepat mengenai vaksinasi.

Kontroversi vaksin menyebabkan autisme

Autis dikenal sebagai kelainan pertumbuhan pada anak yang berkaitan dengan interaksi sosial, minimnya komunikasi dan gejala lainnya. Autis biasanya sudah dapet didiagnosis ketika anak berusia balita, dan juga lebih sering ditemukan pada anak lelaki dibandingkan dengan perempuan - sesuai temuan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Hingga saat ini, penyebab autis pada anak-anak secara pasti masih menjadi misteri medis. Namun pendapat populer oleh para ahli sering mengacu pada kombinasi genetik dan faktor-faktor lingkungan sebagai penyebab autis pada umumnya.

Infografis: Gejala Autisme pada Anak-anak

Perdebatan mengenai apakah vaksin MMR (measles, mumps, dan rubella) menyebabkan autisme berawal pada tahun 1998. Ketika itu, ada sebuah studi di Inggris yang dilakukan atas 12 anak, dan menyimpulkan adanya hubungan antara vaksinasi dengan autisme. Studi tersebut mendapatkan banyak perhatian media, sehingga memicu perdebatan pro dan kontra vaksinasi.

Namun tentunya perlu diingat bahwa jumlah sampel yaitu 12 anak sesungguhnya terlalu sedikit untuk dapat memberikan kesimpulan apapun. Studi lanjutan yang dilakukan secara lebih luas, yang mana salah satunya dilakukan oleh badan kesehatan internasional WHO, dengan tegas menyimpulkan bahwa tidak ada bukti bahwa vaksin MMR menyebabkan autisme.

Kandungan merkuri di vaksin sebelum tahun 2001

Sebelum tahun 2001, salah satu kandungan yang digunakan di dalam beberapa jenis vaksin yang diberikan kepada bayi dan balita adalah thimerosal. Thimerosal ini merupakan pengawet yang mengandung merkuri.

Oleh karena merkuri merupakan logam yang apabila diserap tubuh dalam jumlah besar dapat mengakibatkan kerusakan pada otak dan ginjal, maka keamanan penggunaan thimerosal di dalam vaksin menjadi pertanyaan.

Perlu diingat, bahwa thimerosal sendiri sudah tidak digunakan di dalam vaksin untuk anak sejak tahun 2001. Dan, 9 studi yang dilakukan CDC untuk menganalisa keamanan penggunaan thimerosal menyimpulkan bahwa kandungan ini sebetulnya aman untuk digunakan. 

Baca Juga

  • Pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap untuk Anak dan Jadwal Pemberiannya
  • Peran Dokter Spesialis Anak alias Dokter Pediatrik untuk Kesehatan Buah Hati
  • Perlukah Orang Dewasa Mendapatkan Vaksin Campak?

WHO dan CDC merekomendasikan vaksinasi

Badan kesehatan di Amerika Serikat seperti CDC dan Departemen Kesehatan AS, Institut Nasional Kesehatan Anak, Institut Kesehatan Nasional, Badan Pediatrik Amerika Serikat, Komite Keselamatan Obat-obatan di United Kingdom, dan WHO seluruhnya menolak hasil riset yang mengaitkan antara efek vaksin dengan autis pada anak-anak.

Hipotesis bahwa vaksin menyebabkan autis dinyatakan tidak benar dan tidak berdasar sama sekali oleh beberapa badan kesehatan dunia dengan reputasi terpercaya ini. Pihak CDC juga terus melakukan banyak evaluasi berkelanjutan untuk terus mempelajari korelasi antara efek vaksin dan autis.

Berikut adalah beberapa hasil dari evaluasi atas keamanan vaksinasi untuk anak:

  • Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan hubungan antara vaksin MMR dengan risiko autisme maupun gangguan spektrum ASD.
  • Tidak ada efek samping gangguan neurologis yang ditemukan pada anak yang menerima vaksin DPT dengan kandungan thimerosal maupun yang tidak mengandung thimerosal.
  • Salah satu risiko efek samping dari vaksin MMR adalah terjadinya kejang demam pada hari ke 6 hingga 14 setelah vaksinasi. Pada anak di bawah umur 7 tahun, risiko kejang demam ini sedikit lebih tinggi yaitu 1 di antara 3.000-4.000 anak.
  • Riset yang diterbitkan National Centre for Immunisation Research and Surveillance Australia di Juli 2020 melaporkan bahwa kejang demam setelah vaksinasi tidak menyebabkan gangguan perkembangan pada anak.

Catatan dari SehatQ

Secara garis besarnya, para ahli kesehatan sendiri termasuk tim periset dari Rumah Sakit Anak di Newark, New Jersey, tetap lebih memilih pro vaksin karena yakin akan manfaatnya yang lebih besar dibandingkan dengan risiko autis yang belum tentu benar adanya.

Jika anak-anak melewatkan vaksin wajib seperti MMR, maka hal ini bisa berpotensi pada risiko yang serius dan bahkan mengancam keselamatan jiwa mereka, seperti encephalitis atau radang otak yang berakibat fatal.

Bahkan penyakit campak yang terkesan sepele juga punya risiko kerusakan otak hingga kematian. Penyakit gondong bisa mengakibatkan kehilangan pendengaran dan meningitis/infeksi otak. Terakhir, Rubella bisa mengakibatkan cacat pada anak atau bahkan kematian bayi di dalam kandungan. Padahal, vaksin MMR terjadwal bisa mencegah terjangkitnya seluruh penyakit mematikan ini dengan efektif.

Kesimpulan akhirnya: Hingga saat ini, belum ada riset yang cukup untuk membuktikan kalau vaksin menyebabkan autis. Sebaliknya, ada banyak riset yang menyimpulkan efektivitas vaksin untuk mencegah berbagai penyakit.

Hingga hadirnya riset terpercaya yang mengemukakan hubungan langsung antara efek vaksin dengan autis, orang tua dianjurkan untuk mengikuti nasehat medis atau kedokteran yaitu  memberikan vaksin imunisasi secara terjadwal untuk si buah hati

Advertisement

vaksin bayi dan anakgejala autis

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved