Apakah asma menular? Pertanyaan ini menjadi kekhawatiran sebagian orang. Namun ternyata, asma tidaklah menular. Namun, kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu.
2023-03-24 03:25:11
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Bronkodlator dapat membantu mengatasi asma
Table of Content
Asma merupakan salah satu penyakit umum yang diderita oleh banyak orang. Pada tahun 2016, WHO memperkirakan lebih dari 339 juta orang di seluruh dunia menderita asma. Penyakit ini bahkan menyebabkan 417.918 kematian di tingkat global.
Advertisement
Asma dapat menimbulkan sejumlah gejala yang berkisar dari ringan hingga berat, sehingga harus dikendalikan agar tak mengancam jiwa. Di sisi lain, ada pula kekhawatiran pada sebagian orang mengenai apakah asma menular atau tidak.
Asma bukan penyakit menular. Kondisi ini merupakan penyakit kronis pada saluran udara di paru-paru yang meradang dan menyempit, serta dapat menghasilkan lendir berlebih.
Faktor risiko terbesar untuk mengembangkan penyakit asma adalah terhirupnya zat atau partikel yang dapat memicu reaksi alergi atau mengiritasi saluran udara.
Ketika asma menyerang, lapisan saluran bronkial membengkak dan menyebabkan saluran udara menyempit sehingga mengurangi aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan beragam gejala, seperti:
Gejal-gejala di atas bisa terjadi beberapa kali dalam sehari atau minggu. Gejala yang dirasakan bahkan dapat memburuk saat melakukan aktivitas fisik atau pada malam hari. Selain itu, gejala-gejala ini juga akan kambuh kembali jika Anda terpapar pemicu asma.
Faktor genetik dan lingkungan dipercaya berperan dalam mengembangkan asma. Di samping itu, ada pula beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya serangan asma:
Anda harus menghindari faktor-faktor pemicu di atas agar serangan asma tidak kambuh. Selain itu, mengendalikan faktor-faktor tersebut juga dapat meningkatkan kualitas hidup Anda.
Baca Juga
Meski asma tidak bisa disembuhkan, gejalanya tetap bisa dikendalikan. Perawatan untuk asma terbagi dalam tiga kategori utama, yakni:
Hindarilah pemicu asma. Misalnya, kekambuhan asma Anda akibat debu, bulu binatang atau udara maka hindarilah pemicu tersebut.
Latihan pernapasan dapat membantu Anda menghirup lebih banyak udara ke dalam dan ke luar paru-paru.
Seiring waktu, teknik ini juga dapat meningkatkan kapasitas paru-paru dan mengurangi gejala asma yang parah. Dokter dapat membantu Anda mempelajari latihan pernapasan untuk asma.
Bronkodilator bekerja dalam beberapa menit untuk mengendurkan otot yang mengencang di sekitar saluran udara. Obat ini tersedia sebagai inhaler atau nebulizer.
Obat-obatan ini hanya digunakan untuk membantu Anda bernapas kembali dengan cepat jika terjadi gejala atau serangan asma.
Cobalah duduk tegak saat menggunakan inhaler atau nebulizer. 2-6 isapan obat akan membantu meringankan gejala.
Akan tetapi, jika gejala terus berlanjut selama lebih dari 20 menit dan penggunaan bronkodilator untuk kedua kalinya tidak membantu, segera cari bantuan medis darurat.
Obat-obatan ini bisa diminum setiap hari untuk membantu mengurangi jumlah dan keparahan gejala asma, tetapi tidak mengatasi serangan secara langsung. Adapun obat pengontrol asma jangka panjang, yaitu:
Kortikosteroid dan obat antiradang lainnya dapat membantu mengurangi pembengkakan dan produksi lendir di saluran udara sehingga membuat Anda lebih mudah untuk bernapas.
Obat ini membantu menghentikan otot-otot menegang di sekitar saluran udara. Biasanya diminum setiap hari dalam kombinasi dengan obat antiradang.
Bronkodilator jangka panjang hanya boleh digunakan dalam kombinasi dengan obat asma antiradang.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang asma, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyakit yang ditularkan melalui udara dapat menyebar melalui bersin, batuk, hingga kontak dekat dengan penderitanya. Daftar penyakit ini termasuk flu, cacar air, campak, hingga COVID-19.
Cara mengobati PPOK bisa dimulai dari diri sendiri, seperti rutin berolahraga dan menjalani pola makan sehat agar pasien tetap dapat beraktivitas normal. Pengobatan PPOK khusus dari dokter seperti operasi mungkin diperlukan jika gejala sudah parah.
Asma juga bisa dialami pada lansia. Apa saja gejala asma pada lansia? Bagaimana cara mengatasinya? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved