logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Lansia

Sama-Sama Bikin Pikun, Ini Perbedaan Demensia dan Alzheimer

open-summary

Perbedaan alzheimer dan demensia pada lansia perlu diketahui sebab kedua penyakit ini sering disamakan. Alzheimer sendiri sejatinya merupakan bagian dari demensia. Namun, kedua penyakit ini memiliki penyebab, gejala, hingga pengobatan yang berbeda.


close-summary

12 Okt 2022

| Anita Djie

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Demensia Alzheimer

Demensia dan Alzheimer memiliki perbedaan, kendati keduanya sama-sama ditandai dengan gejala pikun

Table of Content

  • Pengertian  demensia dan Alzheimer 
  • Perbedaan demensia dan Alzheimer
  • Apa yang terjadi bila penyakit Alzheimer tidak segera ditangani?
  • Pencegahan demensia dan Alzheimer

Terkadang, demensia dan Alzheimer sering disamakan. Padahal, keduanya adalah dua hal yang berbeda meskipun berkaitan dan sama menyebabkan pikun pada lansia. Perbedaan demensia dan Alzheimer ini bisa ditelisik dari sejumlah aspek, seperti gejala, penyebab, dan pengobatan.

Advertisement

Simak penjelasan mengenai perbedaan antara demensia dan Alzheimer berikut ini.

Pengertian  demensia dan Alzheimer 

Banyak orang yang bingung apa perbedaan demensia dan Alzheimer lantaran keduanya sama-sama memengaruhi fungsi kognitif lansia. 

Alzheimer adalah suatu penyakit kognitif yang dapat memengaruhi fungsi otak. Penyakit ini secara bertahap dapat merusak fungsi intelegensi dan memori.

Sementara, demensia adalah sekumpulan gejala penurunan fungsi otak yang mempengaruhi performa sehari-hari, termasuk kemampuan berkomunikasi.

Alzheimer termasuk ke salah satu penyebab demensia yang umum terjadi. Itu sebabnya, kondisi ini disebut sebagai demensia Alzheimer.

Perbedaan demensia dan Alzheimer

Walaupun menyebabkan gejala yang mirip ada perbedaan penyebab demensia dan Alzheimer. Berikut ini adalah beberapa perbedaan demensia dan Alzheimer, dari penyebab, gejala, dan pengobatan.

1. Penyebab

Penyebab demensia adalah adanya kerusakan pada sel-sel saraf yang ada di otak. Ada berbagai hal yang dapat merusak sel-sel saraf di otak, salah satunya adalah penyakit Alzheimer.

Selain Alzheimer, beberapa kondisi yang bisa menyebabkan demensia, antara lain:

  • Gangguan pembuluh darah otak
  • Stroke
  • Tumor otak
  • Gangguan metabolisme
  • Kekurangan nutrisi
  • Kelainan genetik 
  • Diabetes
  • Kolesterol tinggi
  • Keracunan bahan kimia

Sementara itu, penyebab Alzheimer yang bisa menyebabkan demensia hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga hal ini terjadi karena ada penumpukan protein di dalam otak, yang bernama beta-amyloid dan tau.

 

Sejumlah faktor lain seperti kelainan genetik dan gaya hidup juga ditengarai turut meningkatkan risiko lansia untuk mengalami Alzheimer.

Ahli juga menyebut bahwa penyakit Alzheimer berkaitan dengan mutasi gen, yang bisa diturunkan dari orangtua ke anak. Satu gen penting yang meningkatkan risiko ini adalah apolipoprotein E4 (APOE).

Baca Juga

  • Sering Lupa Hal-hal Tertentu? Mungkin Ini Penyebabnya
  • Mengenal Jenis-jenis Penyakit Degeneratif yang Umum Terjadi
  • 11 Perubahan Fisik pada Lansia dan Cara Mengantisipasinya

2. Perbedaan gejala 

Sekilas demensia dan Alzheimer memiliki gejala yang sama, yaitu gangguan memori, kesulitan berkomunikasi, dan penurunan kemampuan untuk berpikir.

Namun, jika diperhatikan lebih spesifik, terdapat perbedaan gejala demensia dan Alzheimer. Gejala demensia tergantung dari penyebabnya dan beberapa gejalanya mungkin bisa serupa dengan Alzheimer.

Beberapa gejala demensia, antara lain:

  • Lupa rangkaian kejadian atau informasi
  • Terus mengulangi komentar atau pertanyaan dalam waktu berdekatan
  • Lupa di mana meletakkan barang yang sehari-hari digunakan
  • Tidak mengetahui tanggal dan waktu
  • Sulit mengucapkan apa yang ada di pikiran
  • Mood mudah berubah

Semua gejala demensia pada setiap orang bisa berbeda. Hal itu bergantung pada bagian otak mana yang mengalami masalah.

Beberapa jenis demensia bisa menyebabkan gejala berbeda. Demensia vaskuler, misalnya, tanda-tanda paling umum yang terlihat seperti kesulitan dengan pemecahan masalah, pemikiran yang lambat, dan kehilangan fokus dan organisasi. Ini cenderung lebih terlihat daripada kehilangan memori.

Sementara, jenis demensia Lewy Body bisa memunculkan gejala, seperti memerankan mimpi seseorang dalam tidur, melihat hal-hal yang tidak ada (halusinasi visual), dan masalah dengan fokus serta perhatian. Tanda-tanda lain termasuk gerakan yang tidak terkoordinasi atau lambat, tremor, dan kekakuan (parkinsonisme).

Sementara itu, penyakit Alzheimer tidak hanya sekadar memunculkan gejala gangguan memori, penurunan kemampuan untuk berpikir, ataupun kesulitan dalam berkomunikasi tetapi terdapat gejala lainnya.

Penderita Alzheimer juga akan mengalami gejala perubahan kepribadian dan perilaku yang lebih berat daripada demensia. Gejala lain dari Alzheimer adalah berupa rasa acuh tak acuh, menurunnya kemampuan untuk menilai, kesulitan untuk mengingat percakapan atau kejadian yang baru saja terjadi, depresi, kebingungan, perubahan kebiasaan tidur, perubahan perilaku, dan disorientasi.

Pada tahapan penyakit Alzheimer yang lebih parah, penderita akan mengalami gejala berupa kesulitan menelan, berjalan, dan berbicara.

3. Pengobatan demensia dan Alzheimer

Pengobatan demensia tergantung dari penyebabnya. Demensia bisa disembuhkan, tetapi beberapa jenisnya tidak bisa diobati. Misalnya, jika demensia disebabkan oleh tumor, operasi bisa jadi pengobatannya.

Selain itu, demensia yang disebabkan oleh hipoglikemia, obat-obatan, dan gangguan metabolisme juga bisa disembuhkan.

Sementara, Alzheimer mungkin tidak bisa disembuhkan dan hanya dapat ditangani gejalanya. 

Beberapa pengobatan Alzheimer biasanya ditujukan untuk meringankan gejalanya, seperti kehilangan memori, masalah tidur, perubahan perilaku, dan depresi.

Beberapa pengobatan alternatif untuk penyakit Alzheimer, seperti minyak ikan ataupun minyak kelapa hanya bertujuan untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan fungsi otak.

Apa yang terjadi bila penyakit Alzheimer tidak segera ditangani?

Penyakit Alzheimer yang tidak segera ditangani akan menjadi semakin parah. Penyakit Alzheimer memang belum ada pengobatannya, tetapi penanganan yang cepat dan tepat mampu memperlambat proses perkembangan penyakit ini. 

Alzheimer yang kian parah akan semakin merusak fungsi kognitif dari penderitanya yang berdampak pada kesehatan fisiknya.

Misalnya saja, penderita akan kesulitan untuk melaporkan gejala penyakit, gangguan fisik, ataupun efek samping dari medikasi tertentu yang dirasakan, serta kesulitan untuk mengingat dan mengikuti instruksi pengobatan yang diberikan.

Pada tahapan akhir dari Alzheimer's disease, perubahan otak penderita telah mempengaruhi fungsi tubuhnya, seperti keseimbangan tubuh, kemampuan menelan, menahan buang air kecil ataupun besar, dan sebagainya. Beberapa kondisi medis yang mungkin dapat terjadi adalah:

  • Terjangkit pneumonia dan infeksi lainnya
  • Makanan atau cairan masuk ke dalam organ paru-paru
  • Malnutrisi
  • Keretakan tulang
  • Dehidrasi
  • Ulkus dekubitus

Pencegahan demensia dan Alzheimer

Demensia dan Alzheimer mungkin tidak bisa dicegah, tetapi perubahan gaya hidup tertentu bisa menurunkan tingkat keparahannya

Pola makan yang sehat dan olahraga yang teratur bisa mengurangi potensi mengidap penyakit Alzheimer maupun penyebab demensia lainnya.

Meski membutuhkan penelitian lebih lanjut, namun menerapkan kebiasaan baik seperti berikut mungkin bisa mulai Anda terapkan untuk mencegah penyakit demensia dan Alzheimer:

  • Jaga pikiran Anda tetap aktif. Aktivitas yang merangsang otak, seperti membaca, memecahkan teka-teki dan bermain permainan kata, dan pelatihan memori dapat menunda timbulnya demensia dan mengurangi efeknya atau senam otak lainnya.
  • Aktif secara fisik dan sosial. Aktivitas fisik dan interaksi sosial dapat menunda timbulnya demensia maupun Alzheimer dan mengurangi gejalanya. Bertujuan untuk 150 menit latihan seminggu.
  • Berhenti merokok. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok di usia paruh baya dan lebih tua dapat meningkatkan risiko demensia dan kondisi pembuluh darah. Berhenti merokok dapat mengurangi risiko Anda terkena penyakit ini.
  • Dapatkan vitamin yang cukup. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kadar vitamin D rendah dalam darah mereka lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit Alzheimer dan bentuk lain dari demensia. Anda bisa mendapatkan vitamin D melalui makanan tertentu, suplemen dan paparan sinar matahari.

Studi lebih lanjut diperlukan sebelum peningkatan asupan vitamin D direkomendasikan untuk mencegah demensia. Tetapi sebaiknya pastikan Anda mendapatkan vitamin D yang cukup. Mengkonsumsi vitamin B kompleks dan vitamin C setiap hari juga dapat membantu.

Jika Anda atau kerabat mengalami gejala demensia atau Alzheimer yang telah disebutkan, segeralah berkonsultasi dengan dokter agar dokter bisa melakukan pemeriksaan lebih pasti mengenai apa yang sedang dialami.

Gunakan layanan live chat di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ untuk konsultasi medis yang lebih mudah dan cepat. Download aplikasi SehatQ sekarang juga di App Store dan Google Play.

Advertisement

alzheimerdemensiagangguan lansiapikun

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved