Air hujan memang bisa diminum. Tapi, ada serangkaian proses dan syarat yang perlu diperhatikan agar aman dikonsumsi untuk kesehatan.
25 Sep 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ada hal yang perlu Anda perhatikan sebelum langsung minum air hujan
Table of Content
Saat tidak sengaja minum air hujan, mungkin Anda bertanya-tanya apakah air hujan bisa diminum? Apalagi kalau di keseharian sudah terbiasa minum air mineral botol, air sumur, atau air keran yang telah difilter, mungkin Anda akan merasa aneh saat minum air hujan. Simak penjelasan mengenai manfaat, bahaya, dan tips aman dalam artikel ini.
Advertisement
Sebagian orang akan menampung air hujan lalu menggunakannya untuk menyiram tanaman, membersihkan, mandi, hingga air minum.
Lantas, apakah benar air hujan bisa diminum dan aman? Jawabannya, air hujan bisa diminum selama kualitas airnya bersih. Bahkan faktanya, banyak orang di seluruh dunia bergantung pada air hujan sebagai sumber utama air minum.
Namun, perlu Anda pahami pula bahwa tidak semua air hujan aman untuk diminum.
Berikut adalah berbagai klaim manfat air hujan untuk kesehatan tubuh, seperti:
Namun, sayangnya klaim manfaat air hujan untuk kesehatan tersebut tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
Walaupun air hujan dapat membantu menambah hidrasi tubuh, bukan berarti air hujan lebih sehat daripada sumber air bersih lainnya.
Baca Juga
Pada keadaan tertentu, mungkin Anda boleh saja minum air hujan secara langsung.
Risiko atau bahaya minum air hujan mungkin akan berbeda-beda, tergantung dari lokasi, durasi hujan, musim, dan bagaimana cara Anda menampung air hujan.
Misalnya, air hujan yang jatuh pada daerah tercemar, tercampur dengan kotoran hewan, atau logam berat, kemungkinan besar tidak layak dikonsumsi manusia.
Maka dari itu, Anda tidak disarankan untuk menampung dan minum air hujan, kecuali ada jaminan air hujan bersih 100% serta aman dikonsumsi manusia.
Berikut ini adalah beberapa risiko bahaya minum air hujan bagi kesehatan:
Dalam CDC dijelaskan bahwa air hujan bisa membawa bakteri, virus, parasit, polusi udara, serta bahan kimia yang berbahaya untuk kesehatan tubuh.
Air hujan bisa mengandung berbagai jenis mikroba, seperti E. coli, Giardia, Campylobacter, Salmonella, dan Shigella.
Meskipun jumlah mikroba dalam air hujan tergolong lebih rendah daripada air dengan permukaan tak terlindungi (seperti sungai atau danau), Anda tetap harus waspada.
Ingatlah bahwa mikroba tetap dapat membuat Anda sakit meski jumlahnya sedikit.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun menyebutkan bahwa air yang terkontaminasi dapat menyebarkan berbagai penyakit. Mulai dari diare, kolera, hingga demam tifoid.
Risiko seseorang terkena penyakit akibat minum air hujan tergantung dari banyak faktor. Salah satunya adalah daerah tempat tinggal, seperti di Kalimantan Barat.
Peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan industri di daerah Kalimantan Barat berdampak pada kualitas udara.
Kondisi udara yang tercemar pun membuat kandungan logam berat, seperti timbal (Pb), meningkat dalam air hujan.
Beberapa penelitian telah mengaitkan paparan Pb jangka panjang dengan berbagai bentuk kanker, nefrotoksisitas, dan penyakit kardiovaskular pada manusia.
Tak hanya itu, anak-anak juga bisa mengalami anemia, gangguan mental, dan hiperaktivitas.
Sementara pada bayi baru lahir, keracunan timbal dapat menyebabkan berat badan lahir rendah.
Baca Juga
Untuk bisa diminum dengan aman, air hujan perlu melewati tahapan atau proses tertentu, seperti:
Jika Anda tidak dapat melakukan proses secara efektif, cukup manfaatkan air hujan untuk keperluan lainnya, seperti berkebun, mencuci pakaian, atau mandi.
Di Indonesia, menampung air hujan pun telah banyak digaungkan. Tak hanya untuk kebutuhan air minum, menampung hujan berpotensi mengurangi risiko banjir, menurunkan risiko kekeringan, serta meningkatkan kualitas lingkungan dan hidup masyarakat.
Salah satu metode panen atau penampungan hujan adalah dengan menggunakan atap, area tangkapan, dan bak penampung. Atap ini terhubung dengan talang dan pipa yang akan mengalirkan air hujan ke bak penampung.
Mutu air hujan akan ditentukan oleh kebersihan area tangkapan, talang, dan bak penampung.
Atap bisa penuh dengan debu serta kotoran hewan. Oleh karena itu, atap dapat mencemari air yang tersimpan serta menumpuk sedimen di dalam bak penampung.
Untuk menyaring air hujan dari kotoran di atap, Anda bisa menggunakan media seperti pasir dan kerikil dan menaruhnya di bagian depan bak penampungan.
Sebagai alternatif, Anda bisa memanen hujan dengan menggunakan sumur biopori. Panen hujan dilakukan dengan mengalirkan air hujan dari atap melalui pipa air yang terhubung ke sumur.
Walaupun air hujan yang sudah ditampung bisa diminum, Anda tetap perlu mempertimbangkan jika ingin menjadikannya sebagai sumber utama air minum. Apa alasannya?
Air hujan rendah akan kandungan mineral, padahal mineral bermanfaat agar tubuh berfungsi dengan baik. Khususnya, bagi orang yang mengalami kekurangan kadar mineral.
Selain itu, kadar mineral yang rendah dalam air hujan akan menjadikan rasa air agak aneh.
Baca Juga
Ketika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, berhati-hatilah saat memilih sumber air minum.
Walaupun menampung air hujan tergolong sebagai cara mudah mendapatkan air minum, nyatanya tidak selalu aman dikonsumsi. Polusi, bakteri, dan parasit dapat mencemari air hujan, sehingga bisa membuat Anda sakit.
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai keamanan air hujan sebagai air minum? Tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Pengidap diabetes haruslah menjaga pola makannya dengan baik agar gula darah terkontrol. Mengonsumsi biji-bijian yang utuh hingga sayur dan buah bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menjaga kadar gula.
Pernah mengalami badan terasa dingin setiap saat? Penyebabnya bisa saja berasal dari penyakit tertentu, seperti hipotiroid, diabetes, dan sebagainya.
Sarapan pagi mungkin sering dilewatkan. Padahal, ada sejumlah manfaat sarapan pagi untuk kesehatan tubuh, termasuk menyehatkan jantung
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved