Swinger adalah sebutan untuk pelaku swinging atau dikenal juga sebagai bertukar pasangan. Ini adalah praktik seksual saat dua orang yang berpasangan berkomitmen dan setuju untuk melakukan aktivitas seksual dengan pasangan lain. Swinging berbeda dengan poliamori ataupun open relationship.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
11 Agt 2022
Swinger adalah pelaku aktivitias swinging atau bertukar pasangan seksual
Table of Content
Swinger adalah salah satu perilaku seksual berisiko yang sebisa mungkin perlu dihindari. Kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual (PMS) bagi pelakunya. Sebagai bentuk kehati-hatian, kenali risiko menjadi swinger dan hal lain yang berhubungan.
Advertisement
Swinger adalah sebutan untuk pelaku swinging atau dikenal juga sebagai bertukar pasangan. Ini adalah praktik seksual saat dua orang yang berpasangan berkomitmen dan setuju untuk melakukan aktivitas seksual dengan pasangan lain.
Pasangan swinger bisa memiliki kelompok tersendiri untuk melakukan kesenangannya. Kelompok tersebut bisa terdiri dari satu pasangan lain atau lebih. Jadi, kegiatan swinging dapat dilakukan dengan satu pasangan lain ataupun seks berkelompok.
Swinger dapat didefinisikan sebagai perilaku, identitas atau bahkan keduanya. Swinger sebagai identitas adalah saat seseorang mengadopsi label tersebut dan merasa bahwa ia sebagai bagian dari komunitas dengan gaya hidup swinger.
Swinger memiliki perbedaan dengan perilaku seksual non-monogami lainnya seperti poliamori atau hubungan terbuka (open relationship). Berikut perbedaannya:
Baca Juga: Risiko Seks Bertiga alias Threesome untuk Kesehatan
Swinger umumnya dianggap sebagai perilaku seksual yang berisiko dan dapat dikaitkan dengan kecanduan seks. Pasalnya, memiliki banyak pasangan seksual sudah menjadi salah satu tanda kecanduan seks.
Karakteristik kecanduan seks lainnya adalah perilaku seksual yang mengarah pada perasaan hampa dan keinginan untuk lebih. Kedua hal ini sangat mungkin terjadi pada swinger.
Meskipun ada klaim dari para swinger bahwa bertukar pasangan memperkuat hubungan, tetapi praktik ini cocok dengan pengulangan dan siklus kecanduan.
Swinger dapat menyebabkan komplikasi emosional akibat seks yang tidak sehat seperti keintiman yang memburuk, kecemburuan, bahkan masalah kekuasaan atau kontrol. Selain itu, gaya hidup swinger juga memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Jenis Selingkuh Non Fisik yang Jarang Disadari
Perilaku swinger dapat memberikan dampak kesehatan yang buruk yaitu peningkatan risiko untuk terjangkit penyakit menular seksual.
Swinger termasuk ke dalam perilaku seks bebas yang memungkinkan seseorang berganti-ganti pasangan. Ini dapat meningkatkan risiko terpapar penyakit menular seksual karena pelaku lebih mungkin terlibat hubungan seksual dengan orang lain yang tidak diketahui riwayat kesehatan dan kebiasaan seksualnya.
Karena itulah swinger memiliki risiko lebih tinggi terkena berbagai PMS seperti herpes genital, HIV, dan klamidia. Pelaku swinger dianggap berisiko lebih tinggi terkena PMS setelah mereka berusia sekitar 45 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
Ada banyak hal yang menyebabkan swinger lebih rentan terkena PMS. Ini bukan hanya soal jumlah pasangan seksual yang banyak, tetapi juga karena berhubungan secara bergantian dengan banyak orang sekaligus memungkinkan penyebaran PMS yang lebih besar.
Pasalnya, seseorang mungkin saja mengidap dan menyebarkan PMS tanpa mereka sadari. Hal ini dikarenakan orang dengan PMS mungkin tidak memiliki atau mengenali gejala PMS yang menginfeksi mereka, dan menyebarkannya kepada orang lain sebelum mendapatkan perawatan yang seharusnya.
Risiko akan semakin meningkat bila pelaku swinger tidak mempraktikkan seks aman. Diketahui bahwa tingkat infeksi klamidia dan gonore pada pelaku swinger wanita tergolong sangat tinggi.
Baca Juga: Perilaku Seks Berisiko yang Perlu Dihindari
Cara terbaik dalam menghindari risiko PMS adalah dengan tidak menjadi swinger dan hanya berhubungan seksual dengan pasangan eksklusif Anda. Di samping itu, terdapat beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya PMS, termasuk:
Baca Juga
Itulah informasi tentang apa itu swinger serta risikonya. Jika Anda memiliki pertanyan atau kekhawatiran mengenai masalah kesehatan seksual, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.
Advertisement
Ditulis oleh Nenti Resna
Referensi
Artikel Terkait
Kondom wanita harus dipasang di dalam vagina, sebelum bersentuhan dengan penis. Ketahui cara pemakaian kondom wanita yang tepat.
9 Okt 2023
G-spot pria adalah kelenjar prostat. Untuk merangsangnya, Anda bisa memberikan tekanan pada bagian tersebut dari dalam dengan cara memasukkan jari atau alat bantu seks ke anus, maupun dari luar.
26 Apr 2021
Kepala pusing dan mual setelah berhubungan intim dapat muncul sebagai respons tubuh terhadap masalah seperti dehidrasi, lapar, dan vertigo. Namun kondisi ini juga bisa menjadi gejala masalah kesehatan serius.
27 Sep 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved