logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Parenting

Apa Itu Sharenting? Ini Tips Melakukannya dengan Aman

open-summary

Sharenting adalah aktivitas ketika orangtua membagikan momen dengan anak di media sosial. Sharenting merupakan gabungan dari kata share dan parenting. Jika tidak dilakukan dengan hati-hati, kebiasaan ini bisa berbahaya bagi anak.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

9 Jul 2023

Sharenting adalah pola asuh dimana orang tua sering membagikan momen dengan anak di media sosial

Sharenting adalah pola asuh dimana orang tua sering membagikan momen dengan anak di media sosial

Table of Content

  • Apa itu sharenting?
  • Kenapa orangtua melakukan sharenting? 
  • Bahaya sharenting
  • Tips sharenting

Sering melihat update teman atau saudara mengenai buah hati mereka di media sosial? Hal tersebut saat ini umum dilakukan, dan disebut sebagai sharenting. Ini dapat menjadi hal yang positif, tetapi juga memiliki risiko berbahaya yang tidak boleh diabaikan. 

Advertisement

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai apa itu sharenting serta tips melakukannya dengan aman, yuk, kita simak artikel di bawah ini.

Apa itu sharenting?

Sharenting adalah aktivitas orangtua membagikan informasi di media sosial mengenai pengalamannya dalam mengasuh anak. Istilah sharenting sendiri merupakan gabungan dua kata, yakni “sharing” dan “parenting”. 

Beberapa contoh sharenting di antaranya adalah saat orangtua berbagi di media sosial mengenai:

  • Tumbuh kembang anak.
  • Momen penting anak, seperti ulang tahun atau kelulusan.
  • Momen keseharian anak bersama keluarga dan sahabat.
  • Informasi mengenai hobi dan kepribadian anak.
  • Cerita pribadi pengalaman anak.

Kegiatan berbagi di dunia maya seperti sharenting dapat memiliki efek positif dan negatif pada anak-anak dan juga orangtua. Karena itu, sebagai orangtua, kamu perlu memahami batas seberapa banyak informasi untuk dibagikan di dunia maya tentang anak dan keluarga.

Kenapa orangtua melakukan sharenting

Motivasi orangtua melakukan sharenting di media sosial dapat beragam. Secara garis besar, sebagian orangtua ingin terhubung dengan orang lain untuk saling berbagi dan berdiskusi mengenai pengalaman pengasuhan. Sementara sebagian lainnya hanya ingin sekadar memamerkan kebersamaan dengan anaknya.

Beberapa alasan orangtua melakukan sharenting antara lain untuk:

  • Membanggakan prestasi anaknya.
  • Memperoleh saran dan masukan dari orangtua lain untuk membantu menjadi orangtua yang lebih baik.
  • Tetap terhubung dengan teman-teman, keluarga, dan orangtua lain di media sosial yang tertarik mengetahui tumbuh kembang anaknya.
  • Mendokumentasikan dan melestarikan kenangan tentang anaknya saat mereka tumbuh dan berkembang.
  • Membentuk citra tertentu mengenai keluarganya, seperti keluarga harmonis, keluarga yang seru, memiliki anak penurut, dan lain sebagainya.
  • Berbagi kesulitan pengasuhan yang dihadapi.
  • Memperoleh pengakuan dan merasakan dukungan dari respon positif di media sosial sebagai orangtua baru yang mampu melakukan pengasuhan dengan baik.

Baca Juga: Cara Mengawasi Pergaulan Anak Remaja di Instagram

Bahaya sharenting

Oversharing tentang anak bisa berbahaya bagi anak
Oversharing tentang anak bisa berbahaya

Sharenting dapat membantu terhubung dan berbagi mengenai tips pengasuhan. Tetapi jika dilakukan secara berlebihan, apalagi sampai orangtua mengalami kecanduan media sosial, oversharenting dapat memiliki bahayanya sendiri, meliputi:

1. Melanggar hak privasi anak dan merusak hubungan

Sebagian orangtua dapat oversharing dengan berbagi terlalu banyak momen dan informasi mengenai anak dan keluarga. Misalnya memposting setiap jam dan berbagi hal-hal mendetail termasuk informasi rahasia, data diri, serta foto yang terlalu pribadi. 

Oversharing berpotensi menjadi masalah bagi hubungan antara anak dan orangtua di masa depan. Misalnya, berbagi mengenai kondisi penyakit anak, foto memalukan anak, atau kesulitan anak belajar. Bocornya informasi pribadi ini dapat membuat beberapa anak merasa malu dan mulai hilang kepercayaan kepada orangtua.

2. Risiko keamanan

Sharenting juga dapat memiliki berbagai risiko keamanan, khususnya jika orangtua tidak menyaring informasi pribadi yang dibagikan ke media sosial. Salah satunya adalah pencurian data, seperti penyalahgunaan foto dan data pribadi anak tanpa izin oleh orang lain.

Ini mungkin dilakukan untuk mendapatkan dukungan dan pengikut di media sosial atau bahkan untuk melakukan penipuan.

Tidak mustahil anak dan keluarga juga dapat menjadi sasaran kejahatan yang lebih besar jika orang asing mengetahui informasi pribadi terlalu banyak, seperti misalnya penculikan. 

3. Mengekspos anak pada predator

Membagikan foto anak terlalu sering juga dapat mengekspos anak pada pedofil. Peneliti Australia menemukan bahwa setengah dari temuan foto pada situs pedofil adalah foto-foto yang diambil dari media sosial. Anak-anak pada foto tersebut umumnya hanya melakukan aktivitas normal seperti misalnya bermain dengan mobil-mobilan.

4. Membuka peluang cyberbullying anak

Remaja yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial umumnya lebih rentan mengalami pembulian online alias cyberbullying. Selain itu, dikhawatirkan bahwa foto memalukan yang diposting orangtua juga berisiko membuat anak menjadi korban pembulian oleh teman-teman atau netizen.

5. Memengaruhi pembentukan identitas anak

Berbagi kisah tentang anak di media sosial dapat membentuk identitas maya untuk anak pada saat dia belum mengetahui siapa atau ingin menjadi seperti apa di sosial media. Ini mungkin saja bertentangan dengan citra diri yang anak inginkan.

Orang lain mungkin sudah memiliki persepsi sendiri terhadap anak dari isi postingan orangtuanya selama ini. Sehingga hal ini dapat memengaruhi kemandirian dan kebebasan anak untuk menjadi dirinya sendiri.

Baca Juga: Apakah Sering Foto Selfie Ada Manfaatnya untuk Kesehatan?

Tips sharenting

Pertimbangkan baik-baik sebelum sharenting
Pertimbangkan baik-baik sebelum sharenting

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk melakukan sharenting secara bertanggung jawab dan mengurangi risiko bahaya:

1. Pertimbangkan baik-baik sebelum berbagi

Sebelum memposting, tanyalah diri sendiri terlebih dahulu:

  • Apa tujuan kamu berbagi?
  • Siapa yang akan melihat postingan?
  • Apakah postingan perlu diketahui oleh banyak orang?
  • Apakah kamu khawatir jika postingan tersebut dilihat oleh orang yang salah?

Jika salah satu pertanyaan memicu rasa waswas, sebaiknya jangan bagikan postingan secara bebas. Kamu bisa membatasi postingan hanya pada sekelompok kecil orang terpercaya saja yang bisa melihat. 

2. Jangan berbagi postingan yang mempermalukan anak

Jangan berbagi terlalu banyak di media sosial terutama mengenai informasi rahasia dan sensitif serta sesuatu yang dapat mempermalukan anak. Saat anak mencapai usia remaja dan mulai membentuk identitas sendiri baik online atau offline, orangtua sebaiknya semakin membatasi postingan tentang anak.

3. Hindari membagikan informasi detail anak

Jangan membagikan nama lengkap, alamat, sekolah, atau informasi sensitif lain yang dapat digunakan sebagai pertanyaan pengaman atau kata sandi oleh anak di masa depan. Ini dapat dimanfaatkan oleh peretas atau penjahat.

4. Gunakan pengaturan privasi

Menggunakan pengaturan privasi untuk membatasi siapa yang dapat melihat postingan juga dapat menjadi cara melindungi diri dari kejahatan dunia maya.

5. Membatasi teman dan pengikut

Untuk memastikan postingan tidak disalahgunakan orang tidak dikenal, kamu dapat membatasi teman dan pengikut. Jika masih memiliki beberapa teman atau pengikut yang tidak begitu dikenal, tidak ada salahnya mengurangi teman dan pengikut hanya sebatas orang-orang yang dikenal dan dipercaya saja. 

6. Hindari memberikan informasi negatif tentang anak

Tidak semua informasi dapat dibagikan saat sharenting. Sebaiknya hindari memposting sesuatu yang negatif tentang anak, termasuk masalah kesehatan, perasaan frustrasi dengan perilaku anak, atau masalah anak di sekolah. Hal-hal tersebut merupakan pelanggaran privasi anak.

7. Posting secara anonim

Jika kamu membutuhkan dukungan sosial atau berkonsultasi online terkait kesulitan pengasuhan yang dihadapi, dan harus memposting informasi negatif atau sensitif secara terbuka, sebaiknya posting secara anonim atau menggunakan nama samaran saja.

8. Dapatkan persetujuan anak terlebih dahulu

Saat anak sudah cukup besar sekitar 5 tahun atau lebih, mintalah izin terlebih dahulu sebelum memposting sesuatu. Jelaskan kepada anak apa yang akan dibagikan dan siapa yang dapat melihatnya sebelum mulai membagikannya di media sosial.

9. Minta maaf jika postingan membuat anak frustrasi atau kesal

Jika sesuatu yang orangtua bagikan saat sharenting membuat anak kesal, maka minta maaf adalah hal yang perlu dilakukan. Ini dapat menjadi contoh perilaku yang baik kepada anak-anak sekaligus membangun kembali kepercayaan antara orangtua dan si Kecil.

10. Berdiskusi dengan anak secara terbuka

Luangkan waktu untuk berbicara dengan Si Kecil tentang berbagi di media sosial dan apa yang harus diperhatikan. Lakukan percakapan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Misalnya, memberi tahu anak-anak yang lebih kecil bahwa internet dapat diakses oleh banyak orang, dan orangtua harus memastikan postingan tidak membahayakan privasi dan keamanan.

Sementara itu, bersama anak yang lebih besar dapat membahas lebih spesifik tentang predator atau bahaya lainnya yang dapat terjadi karena berbagi terlalu banyak di media sosial.

Baca Juga: Cara Mengatasi Kecanduan Media Sosial yang Ampuh

Pola asuh setiap orangtua bisa berbeda. Sebagian mungkin setuju dengan konsep sharenting dan sebagian lagi tidak. Apapun pilihan kamu, yang penting adalah mengenali risiko di setiap keputusan yang diambil. Dengan menjalankan tips yang dibagikan di atas, orangtua dapat berbagi tentang pengasuhan anak secara bertanggung jawab sekaligus menurunkan risiko timbulnya masalah akibat oversharenting.

Advertisement

media sosialgaya parenting

Ditulis oleh Nenti Resna

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved