Psikopat adalah orang yang menderita gangguan kepribadian antisosial. Psikopat dikaitkan dengan sosiopat, walaupun terdapat perbedaan kunci antara keduanya.
4.36
(11)
24 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Psikopat sebenarnya merujuk pada orang yang menderita gangguan kepribadian antisosial, yang bersifat arogan dan tak berempati
Table of Content
Anda mungkin sering mendengar istilah psikopat di berbagai tempat. Anda bisa jadi mendengarnya dalam percakapan personal, di film dan sinetron, atau dalam artikel online. Di berbagai konten hiburan, psikopat digambarkan sebagai seorang pembunuh berantai yang suka menganiaya orang lain.
Advertisement
Namun, apakah Anda sudah memahami apa itu psikopat? Apakah psikopat sesederhana yang disebutkan orang-orang?
Menurut ahli, psikopat adalah orang dengan gangguan kepribadian antisosial. Orang dengan gangguan kepribadian antisosial memiliki kondisi mental untuk memanipulasi dan melukai orang-orang di sekitarnya.
Beberapa tanda-tanda yang bisa ditunjukkan oleh psikopat atau orang dengan gangguan kepribadian antisosial, meliputi:
Psikopat, atau orang dengan gangguan kepribadian antisosial, tidaklah sama dengan istilah antisosial atau ansos. Istilah ansos mungkin kerap Anda dengar yang disematkan pada orang yang suka menyendiri, tidak mau berbaur, atau tidak mau bersosialiasi. Namun sebenarnya, antisosial dalam ilmu jiwa merujuk pada orang yang melawan aturan dan masyarakat.
Istilah psikopat sebenarnya tidak ada dalam daftar gangguan kejiwaan. Karena masuk ke dalam gangguan kepribadian antisosial, dokter akan merujuk pada gangguan ini untuk mendiagnosisnya.
Meski demikian, mendiagnosis orang dengan gangguan kepribadian antisosial pun dapat sulit dilakukan. Para penderitanya kerap tidak menyadari bahwa ada masalah pada perilakunya, sehingga mereka jarang berkonsultasi pada ahli kejiwaan.
Perihal diagnosis, perilaku dan tanda-tanda orang dengan gangguan kepribadian sosial biasanya muncul sejak ia berusia 15 tahun. Namun, diagnosis baru bisa dilakukan apabila mereka telah menginjak umur 18 tahun. Bagi kebanyakan penderita, perilaku terburuk akibat gangguan ini bisa muncul di penghujung usia belasan hingga 20an.
Selain mendengar istlah psikopat, barangkali kata sosiopat pun sering diucapkan orang-orang. Beberapa pihak pun menyamakan kedua istilah di atas. Apa itu sosiopat?
Seperti psikopat, sosiopat juga masuk dalam payung gangguan kepribadian antisosial. Ciri orang sosiopat juga boleh dibilang mirip dengan psikopat. Namun ada sedikit perbedaan di antara keduanya, dalam level perilaku antisosial serta penampilan luar para penderitanya.
Beberapa ahli percaya bahwa sifat tak berempati dalam diri psikopat memiliki tingkatan yang lebih parah daripada sosiopat. Sosiopat masih bisa memiliki ikatan emosional dengan orang-orang tertentu, seperti keluarga, yang tidak dimiliki oleh psikopat.
Sebagai konsekuensinya, walau sosiopat tak merasa bersalah jika melukai orang lain yang tak dekat dengannya, mereka masih bisa merasa menyesal jika menyakiti orang terdekatnya. Selain itu, beberapa perilaku antisosial pada sosiopat dapat berkurang seiring berjalannya waktu. Hal ini sulit terjadi pada psikopat.
Bahkan, sosiopat masih berpotensi untuk belajar di kemudian hari, untuk tidak melakukan perilaku antisosial. Sifat ini mungkin saja tidak muncul pada psikopat.
Perbedaan lain dari psikopat dan sosiopat adalah penampilan luarnya. Psikopat cenderung dapat terlihat menawan dan memiliki karisma, yang membuat orang lain merasa tak ada gangguan kepribadian dalam dirinya. Dia juga mampu memalsukan mimik dan perasaan, sehingga terlihat seperti orang biasa.
Sementara itu, sosiopat dapat terlihat gugup, mudah gelisah, hingga cepat menunjukkan rasa amarah. Mereka juga bisa sangat spontan untuk berperilaku antisosial, dibandingkan psikopat yang bisa rapih dalam menyiapkan rencananya. Sosiopat juga cenderung tidak dapat menyembunyikan topengnya.
Baca Juga
Istilah psikopat sering Anda dengar di berbagai kesempatan atau dari konten hiburan. Dalam ilmu kejiwaan, psikopat masuk ke dalam gangguan kepribadian antisosial. Mereka kerap memanipulasi bahkan melukai orang lain, arogan, dan tak memiliki empati.
Walau sekadar egois dan tak ada empati belum tentu psikopat, Anda sangat disarankan untuk berkonsultasi pada ahli kejiwaan, jika merasa memiliki perilaku antisosial. Selain itu, segeralah temui dokter, ika Anda curiga orang terdekat menunjukkan ciri-ciri psikopat, atau orang dengan gangguan kepribadian antisosial.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Delusi adalah gangguan mental yang membuat penderitanya percaya pada hal tidak nyata. Jenisnya terbagi menjadi delusi keagungan, erotomanik, hingga campuran.
Terapi tertentu seperti terapi seni (art therapy) atau terapi bermain (play therapy) adalah salah satu jenis pengobatan gangguan mental pada anak. Gejala gangguan mental anak salah satunya suasana hati mudah berubah.
Berubah status menjadi pensiunan tentu membawa perubahan dalam banyak hal. Tak semua orang bisa menerima kondisi ini dan justru mengalami post power syndrome. Apa itu post power syndrome? Ini penjelasannya!
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Ester Agustina
Dijawab oleh dr. Pany
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved