Orientasi seksual adalah ketertarikan emosional yang dirasakan oleh seseorang terhadap individu lainnya. Lingkungan bisa jadi faktor yang memengaruhinya munculnya orientasi tertentu.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
22 Sep 2023
Ketertarikan orang bisa sangat berbeda
Table of Content
Mendengar kata orientasi seksual, Anda mungkin langsung mengaitkannya dengan homoseksual, heteroseksual, maupun istilah LGBT. Walau begitu, orientasi seksual ternyata tak hanya jenis di atas. Orientasi seksual adalah ketertarikan seseorang terhadap orang lain dengan mempertimbangkan banyak hal.
Advertisement
Merangkum dari laman Human Rights Campaign, orientasi seksual adalah ketertarikan secara emosional, romantis, atau seksual yang melekat atau tidak berubah terhadap orang lain. Dengan kata lain, orientasi seksual adalah bagian dari diri yang tidak dapat diubah, maupun bukan sesuatu yang dipilih seorang individu secara sadar.
Sebagian orang mungkin sudah menyadari orientasi seksual yang dimiliki sejak kecil. Walau begitu, beberapa individu lain memerlukan waktu untuk bisa mengidentifikasi orientasi seksual dirinya. Sejumlah individu pun baru menemukan orientasi seksual mereka seiring berjalannya waktu atau pengaruh lingkungan.
Ada beragam jenis orientasi seksual yang diidentifikasi oleh tiap-tiap individu. Berikut sederet orientasi seksual yang perlu diketahui:
Heteroseksual berarti orientasi yang membuat seseorang tertarik pada lawan jenisnya. Misalnya, seorang pria tertarik secara emosional dan seksual kepada seorang perempuan. Heteroseksual mungkin menjadi orientasi yang paling Anda kenali dan dianggap sebagai orientasi seks mayoritas.
Homoseksual adalah orientasi individu yang memiliki ketertarikan fisik, emosional, seksual, dan romantisme terhadap individu lain yang memiliki gender yang sama. Pria yang tertarik pada pria lain sering disebut gay. Sementara itu, wanita yang juga tertarik terhadap wanita disebut sebagai lesbian.
Sering disingkat “bi”, biseksual adalah ketertarikan seorang individu dengan dua gender, yakni yang ia miliki dan gender lain. Contohnya, ada seorang wanita yang menyukai laki-laki, namun juga tertarik terhadap perempuan.
Orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai aseksual tidak akan tertarik secara seksual terhadap individu lain. Walau tak memiliki ketertarikan secara seksual, individu aseksual masih memiliki keinginan untuk menjalin percintaan. Penting untuk diingat, individu aseksual bukanlah orang yang memiliki disfungsi seksual. Sederhananya, mereka tak ingin berhubungan seks.
Apabila individu aseksual tidak memiliki ketertarikan seksual, orang aromantik tidak memiliki ketertarikan romantis terhadap orang lain. Walau berbeda, orientasi ini bukanlah orientasi eksklusif. Dalam artian, individu aseksual juga mungkin mengidentifikasi diri sebagai individu aromantik.
Androseksual adalah orientasi atau ketertarikan terhadap pria atau seseorang yang maskulin. Orientasi ini dapat dirasakan oleh seorang individu, walau ia juga mengidentifikasi diri dengan orientasi seksual lainnya. Sebagai contoh, seorang wanita heteroseksual dan pria homoseksual bisa merangkap sebagai androseksual karena tertarik terhadap pria.
Gineseksual berkebalikan dengan androseksual. Individu gineseksual akan tertarik pada perempuan dan orang yang feminin. Sama seperti androseksual, gineseksual juga dapat diidentifikasi oleh individu dari orientasi lain. Misalnya, wanita homoseksual (lesbian) dan pria heteroseksual bisa dikatakan sebagai gineseksual karena tertarik pada perempuan.
Demiseksual tidak merujuk pada orientasi terhadap gender, melainkan pada tingkat kedekatan emosionalnya dengan seseorang. Orang yang mengidentifikasi diri sebagai individu demiseksual hanya bisa tertarik seksual dengan seseorang apabila sudah merasa dekat secara emosional. Kedekatan tersebut bisa terbangun dengan cepat maupun setelah bertahun-tahun bersama.
Panseksual disebut juga omniseksual. Omni merujuk pada istilah yang artinya “semua”. Dengan demikian, individu panseksual dapat tertarik terhadap semua jenis kelamin (seks) maupun gender.
Orang panseksual bisa tertarik terhadap pria, wanita, transgender, interseks (orang dengan jenis kelamin yang tidak teridentifikasi sebagai pria maupun wanita), gender ketiga (individu yang tidak mengidentifikasi diri sebagai perempuan maupun laki-laki), hingga queer.
Walau bisa tertarik dengan segala jenis kelamin dan gender, bukan berarti orang panseksual bisa tertarik dengan semua orang yang mereka temui.
Queer digunakan sebagai “payung” untuk orang yang merasa label-label di atas tidak dapat mencakup orientasi yang ia miliki, namun khusus bagi orang-orang non-heteroseksual dan non-gender. Misalnya, walau seorang wanita tertarik terhadap wanita lain, ia mungkin tak ingin dilabeli sebagai seorang lesbian.
Mereka yang memiliki orientasi seksual yang fluid belum menentukan orientasi seperti apa yang diyakini. Hal ini membuat golongan ini bisa berpindah orientasi secara tiba-tiba.
Golongan ini mendeskripsikan ketertarikan mereka pada banyak gender dan orientasi yang beragam. Namun, bukan berarti mereka menyukai semuanya atau bisa tertarik dengan seluruh orientasi seksual.
Baca juga: Mengenal Orientasi Sapiosexual, Ketertarikan Seksual dengan Kecerdasan
Banyak orang akhirnya menemukan orientasi seksual mereka saat remaja. Kadang, penemuan ini bisa sangat random bahkan tanpa adanya pengalaman seksual sama sekali. Bisa saja seseorang menyadari bahwa mereka sangat tertarik dengan individu lain yang berbeda atau sama gendernya dengan dia. Bisa juga dua-duanya.
Namun, tetap mungkin mereka memiliki fantasi atau merasa penasaran dengan orang lainnya. Fantasi yang muncul ini pun tidak serta-merta membuat seorang individu menjadi homoseksual atau biseksual.
Karena orientasi seksual bukanlah sebuah pilihan, hal ini tidak dapat diubah. Beberapa orang yang memiliki orientasi yang berbeda dengan kebanyakan orang biasanya akan memendamnya sendirian, terlebih lagi di negara seperti Indonesia yang memiliki kultur ketimuran.
Memaksa golongan tertentu untuk mengubah orientasi seksual mereka hanya akan membuat individu tersebut tersakiti. Alih-alih memaksa, banyak kalangan yang mengajak orang lain untuk mendukung dan hidup bersama dengan mereka.
Orientasi seksual bukanlah sebuah gangguan kesehatan mental. Penilaian buruk dan penghakiman kepada sebuah golongan yang berbeda orientasi seksual hanya akan meningkatkan risiko depresi. Bukan tidak mungkin hal ini akan membawa pada bertambahnya kasus bunuh diri.
Baca juga: Tips Mengatasi Homofobia atau Kebencian terhadap Orang Homoseksual
Karena orientasi seksual ada banyak jenisnya, orang di sekitar Anda mungkin memiliki orientasi seksual yang berbeda dengan Anda. Walau berlainan, tidak mendiskriminasi orang lain, termasuk rekan Anda yang melela atau coming out, adalah hal terbaik.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Teman yang coming out atau melela harus tetap didukung dan Anda tidak bisa menghakiminya. Anda pun perlu menjaga rahasia dia ke orang lain.
20 Apr 2023
Tes kesehatan sebelum menikah yang umum adalah tes darah dan genetik untuk tahu kemungkinan penyakit keturunan. Tes apa saja yang diperlukan?
18 Jun 2023
Broken heart syndrome bisa memicu serangan jantung atau takostubo kardiomiopati. Cari kesibukan baru untuk mencegah kondisi ini datang pada Anda.
7 Feb 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved