Mood stabilizer adalah obat yang membantu mengontrol perubahan mood pada penderita bipolar. Terdapat tiga kelompok mood stabilizer, yaitu mineral, antikonsulvan, dan antipsikotik.
3.45
(11)
21 Des 2020
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Mood stabilizer adalah obat keras yang hanya boleh diresepkan oleh dokter
Table of Content
Mood stabilizer adalah obat yang dapat mengendalikan perubahan mood pada penderita gangguan bipolar. Seperti yang mungkin Anda tahu, bipolar ditandai dengan fluktuasi mood antara senang berlebih (mania) dengan sedih berlebih (depresi). Mood stabilizer diresepkan untuk mengembalikan keseimbangan kimiawi di dalam otak sehingga diharapkan menstabilkan mood pasien.
Advertisement
Selain untuk gangguan bipolar, mood stabilizer atau penstabil suasana hati juga mungkin diresepkan dokter untuk pasien gangguan skizoafektif, gangguan kepribadian ambang, dan depresi. Ketahui ragam jenis mood stabilizer yang umum diresepkan dokter.
Terdapat tiga kelompok obat yang umum diklasifikasikan sebagai mood stabilizer, yaitu mineral, antikonsulvan, dan antipsikotik.
Jenis mineral yang sangat umum diresepkan sebagai mood stabilizer adalah lithium. Lithium masih dianggap efektif untuk menstabilkan mood pasien dan sudah disetujui FDA sejak 1970. Utamanya, lithium diresepkan untuk mengendalikan episode mania serta sebagai penanganan pemeliharaan untuk gangguan bipolar.
Terkadang, bersama dengan jenis obat lain, lithium sebagai mood stabilizer juga membantu menangani episode depresi bipolar.
Beberapa jenis antikonsulvan atau antikejang juga dapat menjadi mood stabilizer. Beberapa jenis obat antikonsulvan untuk menstabilkan mood pasien termasuk asam valproat, lamotrigine, dan carbamazepine.
Beberapa jenis antikonsulvan juga memiliki penggunaan off-label sebagai mood stabilizer, termasuk oxcarbazepine, topiramate, dan gabapentin. Obat off-label merujuk pada obat penyakit tertentu yang belum secara resmi disetujui untuk menangani penyakit lain. Namun, banyak dokter sudah meresepkan obat tersebut untuk mengendalikan gejala yang dialami pasien karena dianggap memang efektif.
Antipsikotik adalah obat yang dapat membantu mengendalikan gejala psikosis, seperti delusi dan halusinasi, pada penderita gangguan tertentu seperti skizofrenia. Beberapa antipsikotik pun ternyata memiliki efek sebagai mood stabilizer dan untuk mengurangi gejala mania. Beberapa jenis antipsikotik atipikal maupun antipsikotik generasi baru memiliki sifat sebagai mood stabilizer sekaligus sebagai antidepresan.
Beberapa jenis antipsikotik sebagai mood stabilizer, yaitu:
Mood stabilizer adalah obat keras yang hanya boleh diresepkan oleh dokter. Mood stabilizer dapat menimbulkan beragam jenis efek samping yang patut untuk diperhatikan pasien. Berikut ini efek samping mood stabilizer berdasarkan kelompoknya:
Lithium sebagai mood stabilizer dari kategori mineral dapat memicu efek samping berikut ini:
Sebagai obat keras, antikonsulvan berisiko memicu efek samping berikut ini:
Antipsikotik sebagai mood stabilizer juga menjadi obat keras yang tidak dapat dikonsumsi sembarangan. Efek samping penggunaan antipsikotik, termasuk:
Walau mood stabilizer dapat menimbulkan efek samping di atas, pasien tetap dapat menjalankan beberapa strategi untuk mengendalikannya. Bersama dengan dokter, ini cara untuk mengontrol efek samping mood stabilizer:
Baca Juga
Mood stabilizer adalah obat untuk mengendalikan perubahan mood pada penderita bipolar dan gangguan psikologis lain. Jika masih memiliki pertanyaan terkait mood stabilizer, Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ tersedia gratis di Appstore dan Playstore yang berikan informasi obat-obatan terpercaya.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Savior complex adalah kecenderungan seseorang yang selalu ingin membantu orang lain hingga mengorbankan dirinya sendiri.
Narkoba atau NAPZA adalah substansi berbahaya yang bisa menyebabkan seseorang kecanduan. Bukan hanya ilegal dan membuat seseorang terancam dipenjara jika mengonsumsinya, dampaknya bagi tubuh pun sangat signifikan. Berbeda jenis obat-obatan, berbeda pula reaksinya pada tubuh.
Cara menghilangkan kebiasaan berbohong memerlukan kemauan yang keras. Anda perlu menetapkan batasan untuk berbohong.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved