Apa itu logical fallacy? Logical fallacy atau sesat pikir adalah kesalahan penalaran yang menciptakan argumen tidak benar. Argumen ini biasanya tidak berdasarkan bukti atau fakta ilmiah dan bersifat memengaruhi orang lain.
10 Jul 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Logical fallacy disebut juga sesat pikir
Table of Content
Pernah mendengar istilah logical fallacy? Logical fallacy sering diartikan sebagai sesuatu yang terlihat benar, padahal sebenarnya keliru dalam penalaran. Penjelasan lebih lengkap tentang apa itu logical fallacy dan jenis-jenisnya akan dibahas dalam artikel berikut ini.
Advertisement
Logical fallacy dalam bahasa Indonesia disebut dengan sesat pikir. Logical fallacy adalah penilaian atau argumen berdasarkan pemikiran logis yang buruk atau kesalahan dalam penalaran.
Lebih lanjut, American Psychological Association mendefinisikan fallacy sebagai kesalahan dalam penalaran atau argumen yang mengarah pada kesimpulan yang terlihat benar, padahal sebenarnya tidak benar.
Bisa dibilang, sesat pikir adalah kesalahan dalam penalaran yang membuat suatu argumen tidak benar dan tidak masuk akal. Kesalahan penalaran tersebut umumnya bisa dibuktikan dengan fakta ilmiah.
Anda mungkin akan lebih banyak menemukan apa itu logical fallacy di media sosial. Sesat pikir ini bisa berkaitan dengan isu politik maupun isu kesehatan, misalnya kasus Covid-19. Ketika mendapat suatu informasi atau argumen di media sosial tentang Covid-19, Anda harus berpikir kritis untuk mengetahui informasi tersebut benar atau salah.
Umumnya, pengguna media sosial akan memberikan argumen tanpa bukti kredibel, tetapi justru membujuk Anda untuk setuju dan melihat sesuatu dari sudut pandang mereka. Inilah contoh logical fallacy.
Padahal, kualitas argumen atau informasi harus berdasarkan pada kredibilitas, relevansi, kekuatan logis, keseimbangan bukti, dan tingkat bias. Bukan sekadar opini, apalagi mempromosikan pemikiran yang salah.
BACA JUGA: Mythomania, Kebiasaan Suka Berbohong yang Kronis
Mengetahui dan memahami macam-macam logical fallacy bisa membantu Anda mengenali dan menghindari penggunaannya, serta mampu menilai argumen dengan baik dan terhindar dari hoax.
Berikut ini macam-macam logical fallacy yang mungkin sering Anda temukan di media sosial, khususnya yang berkaitan dengan dunia kesehatan:
Ad hominem adalah jenis sesat pikir yang menyerang kebenaran dengan mengungkit atau menunjukkan sisi negatif dari lawan bicara, tanpa memberikan bukti.
Contoh: “Saya dengar kita tidak boleh percaya pada vaksin X karena perusahaannya terlibat dalam isu sosial.”
Ini adalah contoh ad hominem karena berfokus pada masalah yang melibatkan perusahaan pembuat vaksin, bukan pada keamanan vaksin itu sendiri.
Pemikiran tersebut sekilas terlihat relevan, padahal justru mengalihkan lawan bicara dari fakta bahwa vaksin tersebut telah melakukan uji coba klinis yang baik.
Anecdotal evidence adalah jenis sesat pikir yang menyajikan argumen atau informasi berdasarkan pengalaman pribadi.
Contoh: “Saya minum suplemen magnesium sebelum tidur dan itu membuat saya terjaga sepanjang malam. Saya akan memberitahukan semua orang untuk jangan minum magnesium sebelum tidur.”
Padahal, bisa saja ia tidak bisa tidur karena faktor lain, seperti minum kopi atau kondisi kamar yang kurang nyaman. Orang lain mungkin memiliki pengalaman yang berbeda.
Slippery slope argument adalah argumen yang menyimpulkan bahwa jika suatu tindakan diambil, konsekuensi negatif lainnya akan mengikuti.
Contoh: “Saya dengar, kita wajib vaksin sekarang supaya ketergantungan, jadi pemerintah bisa terus melakukan vaksinasi setiap tahun.”
Argumen ini termasuk jenis sesat pikir yang menghubungkan situasi saat ini dengan situasi masa depan yang tidak logis tanpa bukti ilmiah.
Straw man argument adalah penggambaran argumen yang salah agar lebih mudah menyerang lawan bicara.
Orang-orang yang melakukan straw man argument biasanya menciptakan argumen baru dari kekeliruan pemahamannya terhadap argumen lawan bicara, lalu menganggap argumen baru itu milik lawan bicara sehingga mudah diserang.
Contoh: “Metode pengobatan alami (naturopati) menawarkan solusi alami pencegahan kanker? Jadi, maksud Anda naturopati menentang pengobatan medis seperti kemoterapi dan radiasi?”
Padahal, praktisi naturopati merekomendasikan beberapa cara mencegah perkembangan kanker, tanpa mengganti pengobatan medis yang sudah teruji klinis.
BACA JUGA: Pengertian Perilaku Manipulatif, Ciri, dan Cara Menghadapinya
False dichotomy adalah jenis sesat pikir yang hanya menghadirkan dua pilihan atau dua sisi, padahal ada banyak sisi atau perspektif lain.
Contoh: “Jika vaksin tidak mencegah seseorang terinfeksi dan menularkan virus Covid-19, mengapa harus vaksinasi?”
Argumen ini termasuk contoh false dichotomy karena hanya mengasumsikan dari dua pilihan, yaitu vaksin bekerja ampuh atau tidak ampuh. Padahal, ada sisi lain yang menunjukkan bahwa meski tidak sepenuhnya mencegah infeksi, penggunaan vaksin bisa mengurangi keparahan penyakit dan risiko kematian.
Kini, Anda sudah lebih mengenal apa itu logical fallacy beserta jenis dan contohnya yang mungkin sering Anda temukan di media sosial.
Berpikir kritis menjadi cara ampuh untuk menghadapi argumen yang bersifat logical fallacy. Dengan mengenali jenis logical fallacy, Anda juga bisa terhindar dari melakukan sesat pikir atau menerima informasi yang salah atau hoax.
Masih ada pertanyaan seputar apa itu logical fallacy dan cara menghindarinya? Anda juga bisa bertanya melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Thematic Apperception Test atau TAT adalah jenis tes proyeksi dengan menjelaskan gambar ambigu. Metode ini populer dikenal sebagai teknik interpretasi gambar. Hingga kini, TAT merupakan salah satu uji kepribadian yang paling banyak digunakan secara klinis.
Usia ideal menikah bisa ditentukan oleh kesiapan mental dari masing-masing individu yang menjalaninya. Menikah saat usia matang menurunkan risiko perceraian.
Benefit of the doubt adalah sikap untuk tetap berprasangka baik, meskipun Anda memiliki keraguan terhadap orang tersebut. Benefit of the doubt membuat Anda tidak menyalahkan orang lain atas suatu kejadian dan menganggap bahwa orang tersebut tidak bermaksud buruk meskipun telah merugikan Anda.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved