Doping adalah penggunaan atau konsumsi zat ilegal untuk meningkatkan performa olahraga. Jenis obat-obatan yang umumnya digunakan untuk doping adalah steroid anabolik hingga stimulan.
14 Des 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Doping adalah istilah yang mengacu pada penggunaan zat ilegal untuk meningkatkan performa olahraga.
Table of Content
Dari waktu ke waktu, doping kerap menjadi topik perbincangan hangat di dunia olahraga. Selain memicu kecurangan, hal ini memiliki sejumlah potensi efek samping berbahaya bagi pelakunya.
Advertisement
Untuk mengetahui lebih dalam seputar masalah ini, simak penjelasan seputar pengertian, sejarah, dan bahaya doping bagi kesehatan.
Dikutip dari BBC, doping adalah istilah yang mengacu pada penggunaan atau konsumsi zat ilegal untuk meningkatkan performa dalam berolahraga.
Terdapat lima golongan obat yang masuk dalam kategori doping. Akan tetapi, obat-obatan stimulan dan hormon adalah jenis yang paling sering digunakan.
Menurut The UK Anti-Doping Agency, obat-obatan atau metode tertentu akan dilarang dalam ajang olahraga apabila memenuhi setidaknya dua dari tiga kriteria berikut ini.
Fenomena doping dalam dunia olahraga bukanlah hal yang baru. Sejak zaman Yunani kuno, penggunaan zat ilegal untuk meningkatkan performa fisik telah dilakukan banyak orang.
Pada tahun 1920-an, larangan terkait penggunaan obat-obatan dalam olahraga mulai mencuat ke permukaan.
Selanjutnya, pada tahun 1928, The International Association of Athletics Federations (IAAF) menjadi federasi olahraga pertama yang melarang doping.
Salah satu atlet ternama yang pernah terjerat kasus doping adalah Lance Armstrong, yaitu mantan pembalap sepeda legendaris asal Amerika Serikat.
Pada tahun 2013, Armstrong mengaku bahwa dirinya pernah melakukan doping. Sebagai konsekuensinya, tujuh gelar kompetisi Tour de France miliknya dicabut dan ia dilarang berpartisipasi dalam kompetisi olahraga seumur hidup.
Baca Juga
Salah satu senyawa atau obat yang paling sering digunakan dalam praktik doping adalah steroid anabolik.
Obat ini memungkinkan atlet untuk berlatih lebih keras, pulih lebih cepat, hingga membangun lebih banyak otot.
Steroid anabolik biasanya dikonsumsi dalam bentuk tablet atau disuntikkan langsung ke dalam otot.
Selain itu, ada pula steroid anabolik berupa krim atau gel yang digunakan secara topikal (oles).
Ada pula obat-obatan stimulan yang bisa membuat atlet lebih waspada dan mengurangi efek kelelahan dengan cara meningkatkan detak jantung serta aliran darah.
Beberapa atlet juga mengonsumsi obat-obatan diuretik dan zat penutup (masking agents) untuk mengeluarkan cairan dari dalam tubuh.
Cara ini memungkinkan mereka untuk menyembunyikan konsumsi obat-obatan lain, serta membantu meraih berat badan yang dinginkan agar bisa berpartisipasi dalam kompetisi olahraga, seperti tinju atau balap kuda.
Di sisi lain, sejumlah obat analgesik narkotik (opioid) dan kanabinoid dikonsumsi untuk menutupi rasa sakit yang disebabkan cedera maupun rasa lelah.
Padahal, berbagai zat di atas justru bisa memperparah cedera yang tengah dialami dan menimbulkan kecanduan.
Obat penghambat beta (beta blocker) biasanya diresepkan untuk mencegah serangan jantung dan menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Dalam beberapa kasus, obat ini disalahgunakan dalam olahraga memanah dan menembak dengan tujuan menjaga detak jantung tetap lambat serta mengurangi gemetar pada tangan.
Obat glukokortikoid bekerja dengan cara menutupi cedera serius karena bersifat antiradang.
Obat ini juga bisa mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak, protein, dan mengatur tingkat glikogen serta tekanan darah.
Doping darah atau blood doping adalah metode doping yang dilakukan dengan cara mengeluarkan darah dari tubuh dan menyuntikkannya kembali untuk meningkatkan kadar oksigen.
Metode ini sangatlah berbahaya karena berpotensi memicu gagal ginjal dan jantung.
Walaupun dapat meningkatkan performa olahraga, praktik doping berpotensi menimbulkan beberapa efek samping berbahaya bagi para atlet yang melakukannya.
Secara umum, berikut adalah berbagai efek penggunaan doping.
Punya pertanyaan lain seputar kesehatan? Anda bisa konsultasi langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Asma atau GERD bisa jadi penyebab Anda batuk terus-menerus. Anda perlu waspada jika batuk tak kunjung sembuh setelah 3 minggu.
Fotofobia adalah gangguan yang membuat mata terlalu sensitif terhadap cahaya terang. Kondisi ini bisa menyebabkan mata kering dan terasa sakit
Ada beragam obat polip hidung alami dan medis yang bisa Anda gunakan, mulai dari butterbur, chamomile, bawang putih, hingga kortikosteroid.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved