Vaksin merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah penyakit campak. Namun, ada beberapa hal yang memengaruhi wabah penyakit campak kembali terjadi, salah satunya antivaksin.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
3 Mei 2019
Vaksin campak sebaiknya diberikan pertama kali saat anak berusia sembilan bulan.
Table of Content
Vaksin dikembangkan sebagai salah satu langkah pencegahan paling efektif untuk penyakit campak. Meski telah terbukti efektif, nyatanya jumlah kaum antivaksin tidak serta-merta berkurang begitu saja.
Advertisement
Hal ini mengakibatkan jumlah penderita penyakit campak yang sebelumnya sudah menurun kini terus bertambah dan bahkan kembali mewabah. Fenomena wabah campak ini terjadi di salah satu wilayah di Amerika Serikat yang bernama Clark County.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Hingga saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan kasus campak terbanyak di dunia. Karena itu, penting bagi Anda untuk mewaspadai potensi wabah campak.
Wabah campak yang belum lama ini berkembang di Clark County, Amerika Serikat, merupakan contoh nyata bahaya yang dapat timbul apabila Anda menolak melakukan vaksin baik untuk diri Anda maupun sang buah hati. Area yang mengalami wabah campak tersebut merupakan salah satu wilayah dengan persentase vaksinasi terendah.
Di Indonesia sendiri, ada dua hal yang mungkin bisa meningkatkan risiko munculnya wabah campak dikemudian hari, yaitu:
Menurut pusat data dan infromasi kesehatan RI (Infodatin), jumlah kejadian campak di Indonesia sebenarnya sudah sempat menurun pada tahun 2012-2015, tapi kembali naik pada tahun 2016-2017. Hal ini menjadi perhatian khusus bahwa fenomena penyebaran campak belum dapat diatasi sepenuhnya.
Tersebarnya berita bahwa vaksin yang digunakan untuk pencegahan campak, yaitu vaksin MR, dapat menyebabkan autisme, dijadikan alasan kaum antivaksin untuk tidak memberikan imunisasi pada anak mereka. Di Indonesia, masalah sertifikasi halal vaksin MR juga menjadi tambahan penyebab keraguan orangtua untuk melengkapi jadwal imunisasi anak.
Saat ini, jumlah kaum antivaksin terus bertambah, tidak hanya di Indonesia namun juga seluruh dunia. Fenomena ini membuat World Health Organization (WHO) bahkan memasukkan keraguan terhadap imunisasi atau antivaksin sebagai satu dari sepuluh ancaman kesehatan dunia di tahun 2019. Pasalnya, saat ini telah terjadi kenaikan kasus campak sebesar 30 persen di seluruh dunia.
Meski penyebab kenaikan kasus tersebut cukup rumit, namun WHO telah melihat fenomena saat negara-negara yang sebelumnya hampir berhasil mengeliminasi campak justru mengalami kembali mengalami kenaikan kasus campak.
Campak merupakan penyakit yang sangat menular dan disebabkan oleh virus yang dapat menyebar melalui batuk dan bersin. Penyakit ini bisa menjadi sangat berbahaya apabila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, dan meningitis atau radang otak. Pada tahap paling parah, campak bahkan dapat menyebabkan kematian.
Beruntung, penyakit ini tidaklah sulit untuk dicegah. Penyakit campak dapat dicegah dengan pemberian vaksin dan ini merupakan cara paling efektif agar Si Kecil terhindar dari bahaya yang bisa timbul akibat campak. Di Indonesia, pencegahan campak di lakukan dengan pemberian vaksin MR (Measles, Rubella).
Vaksin campak diberikan tiga kali. Pertama, imunisasi campak dilakukan saat anak berusia sembilan bulan. Selanjutnya, vaksin dijadwalkan pada usia 18 bulan, dan terakhir saat anak mencapai usia setara kelas 1 SD.
Vaksin campak yang digunakan aman karena telah sesuai dengan rekomendasi WHO, dan telah memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Selain itu, vaksin ini juga telah digunakan oleh lebih dari 141 negara di dunia, dan telah terbukti efektif untuk mencegah campak serta rubella.
Bahkan, berdasarkan keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) nomor 4 tahun 2016, vaksin MR diperbolehkan sebagai bentuk usaha untuk mewujudkan kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya penyakit.
Meluasnya gerakan antivaksin yang tersebar di media sosial dapat membawa dampak yang merugikan bagi banyak orang. Lindungi buah hati Anda dari berbagai penyakit berbahaya, dengan melengkapi jadwal imunisasi sesuai rekomendasi dari dokter.
Vaksin memang cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi virus ini. Namun, selain itu ada juga cara yang bisa dilakukan untuk semakin menurunkan risiko menyebarnya penyakit ini, yaitu:
Apabila anak Anda positif terdiagnosis campak, pastikan juga ia tidak menularkannya ke orang lain. Biarkan ia istirahat di rumah dan izin dari sekolahnya setidaknya selama 4 hari setelah munculnya ruam dan bercak merah di kulit. Selain itu, jangan biarkan anak berada di dekat kelompok individu yang rentang terkena infeksi seperti anak lainnya dan ibu hamil.
Baca Juga
Wabah campak sebenarnya sangat bisa dihindari apabila ada kesadaran dari masyarakat untuk melakukan vaksinasi lengkap. Tidak hanya anak usia dini, orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksin campak pun dapat melunasi kekurangan vaksinnya ke dokter.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Vaksin polio adalah cara paling efektif mencegah tubuh terinfeksi virus penyebab lumpuh layu. Dua tipe imunisasi yang perlu diberikan sejak bayi berupa vaksin tetes (OPV) dan vaksin suntik (IPV)
11 Jun 2019
Meski sering digunakan bergantian, imunisasi dan vaskinasi adalah hal yang berbeda. Imunisasi ada proses mengubah kekebalan tubuh terhadap infeksi penyakit tertentu, sementara vaksinasi adalah merangsang tubuh memproduksi antibodi lewat cara memasukkan virus ke dalam tubuh
28 Feb 2021
Imunisasi campak pada bayi perlu dilakukan untuk mencegah penularan dari infeksi virus campak.Jadwal pemberian vaksin ini bisa dimulai sejak anak berusia di bawah 1 tahun
27 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved