Mengenal Anoreksia Geriatri, Gangguan Makan yang Terjadi pada Lansia

Sering kita dengar bahwa anoreksia atau gangguan makan dialami oleh wanita muda yang ingin punya tubuh langsing seperti model. Namun, ternyata anoreksia juga dapat terjadi pada lansia, yang disebut sebagai anoreksia geriatri.
Anoreksia geriatri adalah turunnya nafsu makan dan asupan makan pada lansia, sebagai salah satu proses yang terjadi akibat penuaan.
Apakah Anoreksia Geriatri dan Anoreksia Nervosa Berbeda?
Anoreksia geriatri dan anoreksia nervosa sebetulnya sama. Perbedaannya hanya terletak pada usia penderitanya. Anoreksia nervosa sering dialami orang muda, sedangkan anoreksia geriatri dialami oleh lansia.
Anoreksia nervosa dan anoreksia geriatri merupakan bentuk gangguan mental yang menyebabkan seseorang selalu merasa dirinya gemuk sehingga enggan makan.
Pada lansia yang tidak mengalami gangguan makan anoreksia pun sebenarnya secara normal akan mengalami penurunan nafsu makan. Hal ini disebabkan oleh:
- perubahan hormon yang membuat lansia lebih cepat kenyang.
- perubahan fungsi pengecapan sehingga seringkali makanan terasa hambar dan tidak enak.
- gangguan mengunyah
- kesulitan menyiapkan makanan sendiri karena penyakit tertentu seperti gangguan sendi.
- cenderung kurang aktif sehingga pembakaran energinya sedikit dan menyebabkan lansia tidak cepat lapar.
Faktor Risiko Anoreksia Geriatri
Anoreksia geriatri akan memperparah kondisi penurunan nafsu makan yang memang sudah lumrah terjadi pada lansia. Lalu apa faktor yang menyebabkan seorang lansia bisa mengalami anoreksia geriatri?
- Depresi. Rasa depresi akan membuat lansia malas untuk makan.
- Obat-obatan tertentu. Beberapa obat mengakibatkan efek samping yang dapat menurunkan nafsu makan.
- Demensia atau pikun. Lansia seringkali mengalami pikun yang menyebabkan mereka seringkali lupa makan.
- Khawatir menjadi gemuk. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada orang muda, namun lansia pun seringkali terlalu khawatir akan penampilan mereka sehingga mereka enggan makan karena takut gemuk.
Walau sepertinya sepele, anoreksia geriatri dapat menyebabkan masalah serius, yaitu gangguan nutrisi yang menyebabkan gampang kelelahan, kerapuhan tubuh dan tulang, dan bahkan kematian dini.
Gejala Anoreksia Geriatri
Gejala anoreksia geriatri yang dapat Anda amati pada lansia antara lain:
- Kulit terlihat pucat dan biru
- Rambut yang menipis dan gampang rontok
- Sering mengerluh pusing dan pingsan
- Tidak tahan dingin
- Selalu khawatir akan penampilan dan takut gemuk
- Menghindar bila ditanya tentang pola makan mereka
- Berat badan yang menurun drastis
Cara Mengatasi Anoreksia Geriatri
Bila Anda menemukan gejala-gejala berikut pada lansia di sekitar Anda, segera konsultasikan ke dokter. Dokter akan memberikan obat yang dapat meningkatkan nafsu makan pada lansia dan mengatasi masalah emosional yang menyertainya.
Selain itu, Anda dapat melakukan hal ini untuk membantu orangtua Anda yang mungkin mengalami anoreksia geriatri:
- Membuat makanan terlihat menarik dan lebih enak dengan bumbu-bumbu tertentu.
- Menganjurkan lansia makan sedikit-sedikit namun sering.
- Menyediakan cemilan yang disukai orangtua Anda dan menganjurkan mereka untuk sering mengemil.
- Mengajak makan bersama dengan orangtua Anda.
Anoreksia geriatri atau menurunnya nafsu makan pada lansia tidak dapat disepelekan karena dapat menimbulkan masalah serius. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi mengenai anoreksia geriatri.
The Guardian. https://www.theguardian.com/education/2001/jun/07/medicalscience.healthandwellbeing1
Diakses pada 29 April 2019
NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4772033/
Diakses pada 29 April 2019
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anorexia-nervosa/symptoms-causes/syc-20353591
Diakses pada 29 April 2019
Livestrong. https://www.livestrong.com/article/283166-what-are-medical-reasons-for-loss-of-appetite-in-the-elderly/
Diakses pada 29 April 2019
The Ranch. https://www.recoveryranch.com/articles/anorexia-symptoms-elderly/
Diakses pada 29 April 2019
Mathey, M., Siebelink, E., de Graaf, C. and Van Staveren, W. (2001). Flavor Enhancement of Food Improves Dietary Intake and Nutritional Status of Elderly Nursing Home Residents. The Journals of Gerontology Series A: Biological Sciences and Medical Sciences, [online] 56(4), pp.M200-M205. Available at: https://academic.oup.com/biomedgerontology/article/56/4/M200/619955
Diakses pada 29 April 2019
Todays Geriatric Medicine. http://www.todaysgeriatricmedicine.com/archive/SO17p14.shtml
Diakses pada 29 April 2019
Artikel Terkait
-
Begini Pola Makan Sehat untuk Anak Penderita Anoreksia Nervosa
Menerapkan pola makan sehat bisa mengembalikan berat badan penderita anoreksia nervosa kembali normal. Waspadai juga refeeding syndrome yang justru dapat berakibat fatal. Bagaimana pola makanan sehat yang disarankan? -
Kenali Gejala Anoreksia, Si Penyakit Jiwa yang Mematikan
Gejala anoreksia bukan hanya kurus kering. Terdapat beragam indikasi yang perlu Anda perhatikan. Mulai dari enggan makan, kepercayaan diri yang rendah, rasa takut gemuk yang ekstrem, dan banyak lagi. -
Kebiasaan Makan Sabun Ternyata Menandakan Gangguan Mental
Kebiasaan mengonsumsi hal-hal yang tidak lazim, seperti sabun, mungkin dianggap sebagai suatu lelucon. Padahal, kondisi ini merupakan gangguan makan yang disebut pica. Salah satu komplikasi akibat pica adalah kerusakan otak.
Diskusi Terkait di Forum
Perlunya Tidur dan Makan
Dijawab oleh dr. Jeng Yuliana
Makan tiap hari maximal 300 kalori, merasa panik dan memuntahkannya
Dijawab oleh dr. Adhi Pasha Dwitama
Perut terasa perih padahal sudah makan, apa penyebabnya?
Dijawab oleh dr. Syarifah Chaula Amrina
Newsletter Sign Up
Keep yourself updated with the latest trend in healthy lifestyle. Sign up for free!
