Anodontia adalah kondisi genetik langka ketika bayi tidak pernah mengalami tumbuh gigi. Secara medis, terkadang kondisi ini disebut juga dengan congenitally missing teeth
5 Agt 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Anodontia bisa terlihat sejak kecil
Anodontia adalah kondisi genetik langka ketika bayi tidak pernah mengalami tumbuh gigi. Secara medis, terkadang kondisi ini disebut juga dengan congenitally missing teeth. Tentu, fenomena ini berbeda dengan hilangnya gigi akibat cedera atau masalah kesehatan gigi dan mulut.
Advertisement
Lebih jauh lagi, anodontia bisa terjadi pada gigi susu maupun gigi permanen. Terkadang, ada pula individu yang mengalami anodontia parsial. Artinya, gigi hanya muncul sebagian.
Anodontia adalah cacat genetik turunan. Tidak diketahui pasti apa jenis gen yang menjadi penyebab kondisi ini. Setidaknya, beberapa gen berbeda diduga berkaitan dengan kondisi ini yaitu EDA, EDAR, dan EDARADD.
Bergantung pada gen yang terlibat, kondisi genetik ini akan ditentukan oleh status dua rangkap gen. Satu gen dari ayah, satu lagi dari ibu. Risiko ini sama pada anak perempuan maupun laki-laki.
Selain itu, orangtua yang memiliki saudara sedarah dengan kondisi anodontia besar kemungkinan membawa gen abnormal serupa.
Namun, biasanya anodontia berkaitan dengan displasia ektodermal (DE). Kelainan DE ini ditandai dengan adanya cacat pada dua atau lebih struktur ektodermal seperti rambut, gigi, kuku, dan kelenjar keringat.
Beberapa gejala yang dialami individu dengan kondisi genetik ini di antaranya:
Pada kasus yang lebih langka, bisa saja anodontia terjadi sendiri tanpa disertai dengan displasia ektodermal. Penyebab terjadinya adalah mutasi genetik yang tidak diketahui pasti.
Umumnya, dokter akan mendiagnosis bayi mengalami anodontia apabila tidak ada satupun gigi yang tumbuh hingga usianya menginjak 13 bulan. Selain itu, kecurigaan juga bisa muncul saat anak tidak juga memiliki gigi permanen hingga berusia 10 tahun.
Apabila hal itu terjadi, dokter gigi akan menggunakan X-ray untuk memeriksa kondisi gigi di gusi. Sebab, pada beberapa kasus ada pula bayi yang memang tumbuh gigi lebih lama dibandingkan dengan bayi seusianya.
Hasil X-ray inilah yang akan menjadi panduan dokter dalam menegakkan diagnosis. Apabila memang tidak tampak adanya bakal gigi yang tumbuh, besar kemungkinan bayi menderita anodontia.
Secara umum, anodontia bisa terjadi pada seluruh gigi atau hanya sebagian. Ketika seorang individu hanya mengalami anodontia sebagian, ini disebut dengan partial anodontia.
Ada dua jenis kasus anodontia parsial, yaitu hypodontia yang terjadi ketika ada satu hingga lima gigi permanen tidak tumbuh. Kedua, ada oligodontia yang terjadi ketika lebih dari enam gigi permanen tidak tumbuh.
Tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk memberi stimulasi gigi tumbuh pada kasus anodontia. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menambah gigi tiruan sehingga memudahkan makan dan berbicara, di antaranya:
Disebut juga dentures, ini adalah gigi tiruan yang bisa dilepas dan fungsinya menggantikan gigi sebenarnya. Ini adalah jenis penanganan paling efektif untuk kondisi anodontia komplet. Biasanya, metode penanganan ini dapat ditawarkan ketika anak mulai menginjak usia tiga tahun.
Berbeda dengan dentures, dental bridges tidak bisa dilepas-pasang karena sifatnya mengisi rongga yang kosong akibat tidak tumbuh gigi. Ini adalah rekomendasi penanganan bagi yang hanya mengalami beberapa gigi saja tidak tumbuh.
Metode dental implants dilakukan dengan menambah akar gigi tiruan ke rahang sehingga dapat menyangga gigi tiruan dengan baik. Jenis penanganan ini terlihat dan terasa sangat mirip seperti gigi asli.
Sebagian besar kasus anodontia baik komplet maupun parsial terjadi pada gigi permanen. Orangtua perlu curiga tentang kemungkinan terjadinya hal ini apabila anak tidak kunjung memiliki gigi permanen hingga berusia 12-14 tahun.
Baca Juga
Anak yang memiliki kondisi anodontia bisa menghadapi kesulitan berbicara dan juga makan. Support system terdekat utamanya dari pihak keluarga harus membantu dan mendampingi anak dalam menghadapi kondisi ini sementara belum tertangani.
Tak kalah penting, apabila kondisi ini terjadi bersamaan dengan displasia ektodermal, gejalanya tentu bertambah. Keluhan bisa terjadi berkaitan dengan rambut, kuku, kulit, dan juga kelenjar keringat.
Apapun penyebabnya, kabar baiknya adalah anodontia bisa ditangani dengan memasang gigi tiruan, dental bridges, atau implan. Selain itu, dapat pula diberikan terapi dari gabungan dokter gigi anak dan spesialis orthodontist dan prosthodontics.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar kapan anak bisa dicurigai mengalami anodontia, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Tidak semua sifat buruk tikus ditampilkan dalam film Tom and Jerry. Keberadaan mereka di rumah bisa mengacaukan dan merusak. Lebih parah lagi, tikus bisa menimbulkan wabah penyakit. Untuk mengusir tikus di rumah, jangan menggunakan racun tikus. Berikut ini adalah 6 cara mengusir tikus tanpa racun, agar keluarga terhindar dari penyakit.
Fotofobia adalah gangguan yang membuat mata terlalu sensitif terhadap cahaya terang. Kondisi ini bisa menyebabkan mata kering dan terasa sakit
Sindrom Horner adalah kumpulan beberapa gejala akibat masalah jalur saraf dari otak ke wajah. Gejala sindrom Horner umumnya paling terlihat di bagian kelopak mata. Sindrom langka ini bisa dialami orang di usia berapapun.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved