Anemia pada bayi adalah kondisi yang perlu diwaspadai setiap orangtua. Penyebab bayi anemia bisa jadi karena kekurangan sel darah merah hingga pendarahan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
5 Feb 2021
Anemia pada bayi mampu menyebabkan Si Kecil lemas
Table of Content
Anemia pada bayi adalah ketika bayi mengalami kekurangan sel darah merah serta hemoglobin.
Advertisement
Umumnya, bayi baru lahir memiliki kadar hemoglobin sebanyak 14 hingga 24 g/dL (gram per desiliter).
Sementara, pada bayi, rentang kadar hemoglobin normal berkisar antara 9,5 hingga 13 g/dL.
Sebenarnya segera setelah lahir bayi umum mengalami penurunan hemoglobin, menurut riset dari NeoReviews.
Hal ini yang menyebabkan bayi baru lahir rentan menunjukkan gejala anemia. Namun, ada penyebab lain yang bisa membuat bayi mengalami anemia.
Anemia pada bayi harus ditangani segera agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya.
Maka itu, orang tua perlu mengetahui beberapa hal utama penyebab kondisi ini, yaitu:
Seperti yang telah dijelaskan, bayi baru lahir bisa mengalami anemia karena tubuhnya perlu waktu untuk mengejar produksi sel darah merah.
Hal ini pun bahkan terjadi selama beberapa bulan di awal kehidupannya. Kondisi ini disebut sebagai anemia fisiologis.
Penyakit autoimun dapat menyebabkan sel darah merah terlalu cepat rusak. Autoimun adalah jens penyakit yang terjadi akibat adanya masalah pada kekebalan tubuh.
Alih-alih menjaga sel darah merah, sistem kekebalan tubuh justru menghancurkan sel darah merah di dalam tubuh.
Penyakit autoimun yang dapat menyebabkan kerusakan sel darah merah disebut dengan anemia hemolitik.
Selain itu, penyebab anemia pada bayi lainnya adalah kelainan atau penyakit darah yang diturunkan, seperti anemia sel sabit pada bayi, talasemia, dan sferositosis herediter.
Baca Juga
Apabila bayi mengalami penyakit atau kondisi tertentu yang membuatnya kehilangan banyak darah, hal ini bisa memicu anemia.
Selain itu, bayi yang harus menjalani serangkaian tes darah juga meningkatkan risikonya mengalami anemia.
Zat besi adalah salah satu komponen untuk memproduksi sel darah. Sekitar 70% kadar zat besi di dalam tubuh disimpan dalam hemoglobin.
Jika asupan zat besi tidak mencukupi, produksi hemoglobin ikut menurun. Kondisi ini menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
Selain itu, kekurangan vitamin B12 serta asam folat turut menghambat proses produksi hemoglobin di dalam tubuh.
Kekurangan vitamin K juga mampu meningkatkan risiko anemia.
Hal ini bukan karena produksi sel darah merah berkurang, tapi kekurangan vitamin K membuat darah sulit membeku.
Akhirnya, tubuh rentan mengalami pendarahan yang lama sembuhnya dan mungkin menyebabkan gejala anemia.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan anemia pada bayi, meski cenderung jarang terjadi, adalah kelainan sumsum tulang belakang, gangguan pada hati (liver), serta hipotiroid.
Gejala anemia pada bayi terbagi menjadi dua, yaitu gejala umum dan gejala yang muncul saat anemia sudah semakin parah.
Gejala yang umum, terdiri dari:
Sementara itu, gejala anemia yang sudah cukup parah ditandai dengan adanya:
Baca Juga
Penanganan anemia tentu menyesuaikan dengan penyebabnya. Bila anemia terjadi akibat penyakit keturunan ataupun kelainan bawaan, tentu tidak diobati, tetapi hanya bisa dikendalikan.
Untuk itu, inilah cara mengatasi anemia yang terjadi pada bayi:
Jika anemia terjadi akibat kekurangan darah akibat pendarahan, transfusi darah bisa dilakukan untuk menambah darah yang sudah terkuras sebelumnya.
Jika anemia diakibatkan kekurangan zat besi, Anda bisa rutin memberikan MPASI kaya zat besi seperti seperti telur, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, dan bayam, serta suplemen zat besi bagi bayi yang sudah cukup umur.
Pemberian suplemen sebagai perawatan bayi dengan anemia bisa dimulai sejak bayi berusia 4 bulan dengan takaran sebanyak satu mg per kilogram berat badan bayi.
Selain itu, Anda juga bisa memberikan asupan MPASI ataupun suplemen kaya folat, vitamin K, serta vitamin B12.
Namun, konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan dosis suplemen bayi yang lebih tepat.
Komplikasi anemia tentu tidak lepas dari penyebabnya. Ada jenis anemia yang menimbulkan komplikasi lebih ringan.
Tak jarang, ada yang menyebabkan komplikasi serius. Beberapa anemia mampu menyebabkan:
Selain itu, bayi akan rentan mengalami keterlambatan pubertas saat ia menginjak remaja nanti apabila anemia terjadi akibat talasemia.
Hal ini dipaparkan oleh penelitian terbitan Indian Journal of Endocrinology and Metabolism.
Anemia pada bayi terjadi akibat kekurangan zat gizi tertentu maupun karena penyakit bawaan yang diturunkan dari orangtua.
Masalah darah rendah harus ditangani segera agar tidak memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil.
Apabila Anda menjumpai gejala anemia pada Si Kecil, segera bawa ke dokter anak terdekat.
Advertisement
Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari
Referensi
Artikel Terkait
Kandungan ASI berupa protein, vitamin, dan mineral mempunyai segudang manfaat bagi Si Kecil. Selain membantu melindungi bayi dari penyakit, ASI juga mempunyai banyak manfaat untuk tumbuh kembang bayi.
19 Jun 2020
Payudara besar sebelah saat menyusui adalah kondisi yang sangat normal terjadi, bahkan setiap wanita dapat merasakannya. Penyebab terbesarnya adalah menyusui anak dengan satu payudara saja.
4 Des 2020
Pada tahun pertama hingga kedua kelahirannya, bayi biasanya telah memiliki penglihatan yang sangat baik. Namun, sebagian bayi mungkin memiliki masalah penglihatan yang membuatnya membutuhkan kacamata bayi.
7 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved