logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Mental

Mudah Panik di Tengah Keramaian? Bisa Jadi Agoraphobia

open-summary

Selain fobia, terdapat gangguan kecemasan lain yang dikenal sebagai agoraphobia. Ciri khas utama dari penderita agoraphobia adalah rasa cemas atau mudah panik yang membuatnya malu di depan umum.


close-summary

11 Nov 2019

| Anita Djie

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

penderita agoraphobia mudah panik saat berada di keramaian

penderita agoraphobia sering menghindari tempat umum

Table of Content

  • Mudah panik? Kenali gangguan agoraphobia ini
  • Seperti apa penderita agoraphobia? 
  • Mengapa seseorang bisa menderita agoraphobia?
  • Apakah agoraphobia bisa diobati?

Fobia merupakan salah satu gangguan kecemasan yang paling umum diketahui masyarakat. Akan tetapi, gangguan kecemasan tidak hanya satu jenis saja, melainkan terdapat beragam jenis gangguan kecemasan yang berbeda-beda. Salah satunya adalah agoraphobia.

Advertisement

Agoraphobia mungkin terdengar asing di telinga. Namun kondisi ini nyata terjadi. Nama kondisi ini diambil dari bahasa Yunani, agora (alun-alun) dan phobia (rasa takut yang berlebihan).

Oleh karena itu penderita agoraphobia tidak suka berada di tempat umum dan banyak orang. Di samping itu, ia merasa cemas dan takut terhadap kondisi yang membuatnya merasa terperangkap atau keadaan yang berpotensi membuatnya malu.

Baca Juga

  • Cara Melupakan Masa Lalu untuk Mengobati Luka Hati yang Menganga
  • 10 Cara Mencapai Tujuan Hidup, Kuncinya: Realistis!
  • Perbedaan Air Mata Sedih dan Bahagia

Mudah panik? Kenali gangguan agoraphobia ini

no caption

Agoraphobia merupakan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya menjadi takut dan cemas terhadap situasi atau kondisi yang berpotensi memicu kepanikan, perasaan terperangkap, atau rasa malu.

Sekilas agoraphobia mirip dengan social anxiety, tetapi keduanya merupakan gangguan kecemasan yang berbeda. Social anxiety memicu rasa takut untuk bersosialisasi, seperti takut menatap lawan bicaranya dan sebagainya.

Pengidap agoraphobia bukan takut terhadap hubungan sosial, melainkan takut atau cemas terhadap situasi yang dapat membuatnya merasa rasa panik dan tidak ada jalan keluar dari situasi tersebut.

Oleh itu, penderita memilih menghindari tempat-tempat umum, seperti tempat terbuka, ruangan tertutup, maupun di dalam transportasi publik. Biasanya, penderita agoraphobia menderita agoraphobia setelah mengalami serangan panik atau panic attack.

Penderita akan merasa cemas atau khawatir bahwa dirinya akan mengalami serangan panik di tempat di mana ia tidak bisa mendapatkan bantuan, dan akhirnya mempermalukan dirinya di muka umum.

Seperti apa penderita agoraphobia? 

no caption

Penderita agoraphobia umumnya akan menghindari tempat umum atau tempat yang ramai, seperti pasar, mengantri di restoran, dan sebagainya. Bahkan, kondisi ini membuat penderitanya tidak ingin keluar dari rumah.

Selain suka menghindari tempat umum, ada beberapa ciri lain yang ditunjukkan oleh penderitanya, yaitu:

  • Menghindari situasi yang membuat cemas atau selalu memerlukan pendampingan orang lain untuk menghadapi situasi yang tidak disukainya.
  • Rasa cemas atau takut menimbulkan berbagai masalah di kehidupan penderita, seperti hubungan sosial, pekerjaan, dan sebagainya.
  • Rasa cemas atau takut berlebihan dan muncul meskipun tidak ada ancaman yang nyata.
  • Rasa takut atau cemas, serta perilaku menghindari situasi terus-menerus muncul dan dilakukan selama enam bulan atau lebih.

Saat penderita agoraphobia berada dalam situasi yang membuatnya stres, ia bisa mengalami gejala serangan panik, seperti rasa takut yang muncul secara tiba-tiba, merasa kehilangan kendali, merasa panas dan berkeringat, merasa tidak enak badan, detak jantung yang makin cepat, serta pernapasan yang bertambah cepat.

Mengapa seseorang bisa menderita agoraphobia?

Gangguan kecemasan agoraphobia biasanya berakar dari gangguan panik yang meliputi serangkaian serangan panik yang berulang-ulang. Namun, Anda juga bisa berpotensi mengalami agoraphobia meskipun tidak pernah mengalami serangan panik.

Trauma masa lalu dan faktor biologis berupa gangguan genetik dan kondisi fisik bisa turut menjadi salah satu faktor yang meningkatkan peluang Anda mengalami agoraphobia. Bahkan, faktor genetik yang diturunkan oleh orangtua pun dianggap bisa menjadi penyebab agoraphobia pada seseorang.

Tidak hanya itu, peristiwa traumatik layaknya ditinggal oleh orang yang terkasih selamanya, juga bisa menjadi pemicu agoraphobia.

Biasanya agoraphobia lebih banyak diderita oleh wanita daripada pria dan lebih sering muncul saat usia akhir remaja atau dewasa muda.

Apakah agoraphobia bisa diobati?

no caption

Agoraphobia tidak bisa diobati, tetapi bisa diatasi dan dikontrol. Psikoterapi dan medikasi adalah cara-cara yang bisa diberikan untuk meringankan agoraphobia. Menerapkan pola hidup yang sehat, seperti menjaga pola makan, mengurangi konsumsi alkohol dan kafein, serta berolahraga secara teratur.

Apabila Anda atau kerabat memiliki gangguan agoraphobia, jangan malu dan ragu untuk mengunjungi psikolog dan psikiater untuk menjalani pemeriksaan dan pemberian penanganan yang tepat.

Advertisement

panikkesehatan mentalagorafobiagangguan panik

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved