logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Pria

Mengulik Anatomi Penis beserta Proses Ereksi dan Ejakulasi

open-summary

Anatomi penis yang jamak diketahui adalah batang dan kepala penis. Padahal, bagian penis lain juga punya fungsi penting dalam proses ereksi dan ejakulasi.


close-summary

2023-03-28 21:45:10

| Rhandy Verizarie

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

anatomi penis

Penis terdiri dari beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing

Table of Content

  • Seperti apa anatomi penis?
  • Bagaimana proses ereksi penis terjadi?
  • Bagaimana ejakulasi terjadi?
  • Berapa ukuran normal penis?
  • Catatan dari SehatQ

Penis memiliki bagian-bagian atau anatomi yang semuanya saling berkaitan untuk menunjang fungsi organ reproduksi pria.

Advertisement

Mengetahui anatomi penis dan cara kerjanya sebagai alat reproduksi menjadi penting agar Anda tahu bagaimana idealnya ‘Mr. P’. Dengan begitu, Anda bisa segera menyadari jika ditemukan abnormalitas, dan melakukan penanganan apabila diperlukan.

Seperti apa anatomi penis?

Penis adalah alat kelamin pria yang memiliki dua fungsi utama, yakni sebagai alat reproduksi dan jalan keluarnya air kencing (urine). 

Berikut ini adalah bagian-bagian anatomi penis yang perlu Anda ketahui:

1. Akar

Akar adalah bagian penis yang letaknya berada di kantung perineum. Kantung perineum ini sendiri ada di dasar panggul.

Pada akar penis, terdapat tiga jaringan yang berperan dalam proses ereksi. Jaringan-jaringan tersebut terdiri dari:

  • Crura, berjumlah 2 dan masing-masing terletak di samping
  • Gelembung penis (bulb), adalah jaringan yang terlihat menonjol pada batang penis
  • Bulbospongiosus dan ischiocavernosus, merupakan jaringan otot pengikat

Ketiga jaringan ereksi ini membentang di sepanjang batang penis.

2. Batang penis

Anatomi penis yang satu ini tentu paling mudah dikenali dan diketahui. Batang penis merupakan penghubung antara akar dengan kepala penis (gland). Batang penis pun ditutupi oleh lapisan kulit.

Batang penis terdiri atas 2 jaringan ereksi, yaitu:

  • Korpus spongiosum
  • Korpus kavernosum

Selain jaringan dan lapisan kulit, pada batang penis juga terdapat pembuluh darah dan saraf.

3. Korpus spongiosum

Pada bagian punggung penis, terdapat jaringan berongga yang disebut korpus spongiosum.

Korpus spongiosum akan terisi darah saat penis ereksi. Mekanisme ini akan membuat saluran urine (uretra) yang juga membentang di sepanjangnya melebar guna memberikan ‘jalan’ bagi sperma untuk keluar dari tubuh saat ejakulasi.

4. Korpus kavernosum

Jika korpus spongiosum terletak di punggung penis, korpus kavernosum adalah bagian penis samping.

Korpus kavernosum adalah jaringan berbentuk tabung yang membentang di sisi kanan dan kiri dari batang penis. Jaringan ini dipisahkan oleh tulang (septum).

Jaringan tersebut juga akan terisi darah saat penis menerima rangsangan seksual. Dengan begitu, penis akan menegang.

5. Uretra

Uretra adalah saluran yang membentang di sepanjang korpus spongiosum. 

Saluran ini berfungsi sebagai jalur keluar urine. Saat ejakulasi, uretra menjadi jalan bagi sperma untuk keluar dari tubuh.

6. Kepala penis

Kepala penis (glans) menjadi bagian anatomi penis yang letaknya ada di paling depan. Sebelum disunat, kepala penis ditutupi oleh kulit kulup.

Di kepala penis, terdapat pula lapisan elastis yang disebut frenulum. Pada penis yang tidak disunat, frenulum berfungsi untuk melindungi kepala penis dari kulup yang membuka dan menutup secara berlebihan saat berhubungan seks.

Sementara bagi penis yang telah disunat, fungsi frenulum pada kepala penis adalah untuk memberikan sensasi saat bercinta. 

Di antara bagian lainnya, kepala penis menjadi area yang paling sensitif. Menariknya, sebuah studi tahun 2017 menemukan bahwa tingkat sensitivitas kepala penis berpengaruh terhadap kecepatan ejakulasi.

Menurut studi tersebut, penis yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi cenderung mengalami ejakulasi dini

Baca Juga

  • Mengenal Jakun pada Pria dan Fungsinya
  • Ketahui 13 Cara Merawat Rambut Ikal Pria agar Tetap Sehat
  • Bahaya Obat Kuat Oles: dari Sensasi Terbakar hingga Penis Mati Rasa

Bagaimana proses ereksi penis terjadi?

Ereksi adalah kondisi ketika penis menegang setelah pria mendapat rangsangan seksual. 

Mekanisme penis ereksi dimulai di otak Anda. Ketika otak menangkap rangsangan seksual, baik itu berupa gambar, sentuhan, ataupun ciuman, saraf akan mengirimkan sinyal ke pembuluh darah di penis. 

Pembuluh darah akan melebar untuk membiarkan lebih banyak darah mengalir. Begitu darah sampai di penis, tekanan akan ‘menjebaknya’ di dalam korpus kavernosum. Alhasil, penis akan terus mengembang dan akhirnya mengeras.

Setelah rangsangan seksual berakhir, aliran darah akan terhenti dan pembuluh darah kembali terbuka. Pada tahap ini, penis akan kembali melunak.

Bagaimana ejakulasi terjadi?

Saat pria terangsang, tabung yang disebut vas deferens akan menyalurkan sperma dari testis ke bagian belakang uretra. Pergerakan sperma akan dibantu oleh cairan semen yang diproduksi oleh vasikula seminalis yang menempel pada vas deferens.

Kemudian, pada puncak gairah seksual, otak akan mengirimkan sinyal ke sumsum tulang belakang, yang pada gilirannya mengirimkan sinyal ke otot-otot di pangkal penis. 

Otot-otot tersebut akan berkontraksi dengan kuat dan cepat, yakni sekitar 0,8 detik. Ini memaksa air mani keluar dari penis saat pria mencapai klimaks alias orgasme.

Berapa ukuran normal penis?

Setelah mengetahui anatomi penis, fungsi, serta mekanisme ereksi dan ejakulasi, Anda mungkin bertanya-tanya, berapa ukuran penis yang dianggap normal?

Ya, ukuran penis kerap membuat pria merasa insecure. Menurut studi tahun 2019, rata-rata pria menganggap ukuran ‘Mr. P’ yang ideal sekitar 15 cm.

Faktanya, studi tersebut mengungkapkan jika rata-rata ukuran penis saat ereksi justru lebih pendek daripada itu, yakni di kisaran 12-14 cm.

Namun, hal ini juga tidak bisa dijadikan acuan semata. Pasalnya, ada sejumlah faktor lain yang memengaruhi ukuran penis seseorang, mulai dari keturunan (genetik), hingga ras.

Catatan dari SehatQ

Ketimbang memikirkan ukuran penis, para pria disarankan untuk lebih mementingkan kesehatan dan kebersihan ‘Mr. P’-nya sendiri. 

Ya, penis tidak lepas dari risiko berbagai jenis penyakit, seperti penis bengkok (Peyronie’s disease), radang kepala penis (balanitis), disfungsi ereksi, hingga kanker penis.

Oleh sebab itu, Anda sebaiknya melakukan cara-cara agar penis tetap sehat mulai dari rajin membersihkan penis sampai menggunakan pengaman saat berhubungan seks.

Lebih baik lagi jika Anda melakukan pemeriksaan medis secara berkala untuk memantau kesehatan organ reproduksi Anda tersebut.

Dengan fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ, Anda juga bisa bertanya apa pun seputar anatomi penis dan tips-tips agar si ‘Mr. P’ senantiasa sehat dan berfungsi dengan baik.

Download aplikasi SehatQ sekarang juga di App Store dan Google Play. Gratis!

Advertisement

kesehatan organ intimkelamin laki-lakikesehatan priareproduksi pria

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved