Anak terlambat bicara biasanya terdeteksi pada usia 18-30 bulan. Salah satu penanda anak terlambat bicara adalah kosakata tidak sebanyak teman-teman sebayanya. Hal ini berbeda dengan anak yang menderita autisme.
14 Jun 2019
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Kasus anak terlambat bicara biasanya terdeteksi ketika anak berusia 18 – 30 bulan
Table of Content
Selain gagap, kendala lain dalam kemampuan berbahasa anak adalah anak terlambat bicara. Anak terlambat bicara sering menjadi indikasi bahwa anak mengalami autisme. Namun, jangan terlalu cepat menyimpulkan karena tidak selamanya hal tersebut merujuk pada autisme.
Advertisement
Umumnya, saat berusia 18 bulan, anak sudah dapat mengucapkan setidaknya 20 kata. Ketika berusia 24 bulan, anak sudah dapat menggunakan kurang lebih 100 kata dan dapat menggabungkan dua kata menjadi satu kalimat.
Sekilas anak terlambat bicara terlihat mirip dengan anak autis, karena keduanya mengalami kesulitan dalam kemampuan berbahasanya. Perbedaannya adalah anak autis tidak hanya mengalami kesulitan berbahasa, tetapi juga mengalami kesulitan dalam kemampuan sosialnya.
Anak dengan autisme secara spesifik mengalami kesulitan dalam komunikasi non-verbal, seperti senyuman, menunjuk-nunjuk, dan sebagainya. Anak dengan autisme juga kurang tertarik untuk bersosialisasi.
Anak autis memiliki atau mengetahui beberapa kosa-kata, seperti anak terlambat bicara. Namun, anak dengan autisme cenderung hanya mengulang-ngulang kata tersebut dan tidak menggunakannya dalam bentuk kalimat untuk berkomunikasi.
Komunikasi non-verbal berupa gerakan tubuh tidak digunakan untuk berkomunikasi dan orangtua dari anak dengan autisme akan menyadari bahwa anaknya akan kesulitan untuk mempertahankan perhatiannya.
Anak terlambat bicara biasanya terdeteksi pada usia 18-30 bulan. Sama seperti anak-anak lainnya, anak yang terlambat bicara memiliki pengertian akan bahasa, kemampuan motorik, kemampuan bermain, kemampuan berpikir, dan kemampuan sosial yang baik.
Hanya saja, saat anak terlambat bicara, ia memiliki kosa-kata yang kurang dari teman-teman sebayanya. Anak yang terlambat bicara mengalami kesulitan dalam berbicara yang membuatnya lebih pendiam atau bahkan tidak mau bicara sama sekali.
Ketika anak terlambat bicara, orangtua sering menyimpulkan bahwa anak dapat mengatasinya dan bicaranya akan lancar dengan sendirinya. Akan tetapi, tidak semua anak yang terlambat bicara mampu mengatasinya sendiri.
Anak dengan autisme memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan keadaan anak terlambat bicara. Anak autis lambat atau bahkan tidak merespons saat dipanggil, meskipun orang lain telah memanggil namanya.
Tidak ada atau lambatnya respon anak autis juga terjadi dalam hal perkembangan gerakan tubuh, seperti menunjuk-nunjuk, dan sebagainya. Pada awalnya, anak autis dapat mengoceh-ngoceh saat usia satu tahun, tetapi kemudian berhenti melakukannya.
Anak autis menggunakan kosakata secara berulang dan tidak mampu menguntainya menjadi suatu kalimat yang bermakna, seperti pada anak terlambat bicara.
Kosakata terkadang digunakan secara tidak tepat atau memiliki arti tersendiri yang hanya dimengerti oleh orang yang sering berkomunikasi dengan anak autis. Anak autis tidak hanya mengulang kosa kata yang dimiliki, tetapi juga mengulang-ngulang kosakata yang didengar.
Anak yang mengalami autisme berkomunikasi menggunakan gambar atau bahasa isyaratnya sendiri. Orangtua perlu peka dan menyadari jika anak mengalami tanda-tanda di atas, segera periksakan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Orangtua yang khawatir soal keadaan anak terlambat bicara dapat berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut. Selain berkonsultasi dengan dokter, orangtua dapat mencoba untuk membantu agar anak dapat memiliki perkembangan bahasa yang normal.
Berbicara dengan anak setiap hari dengan cara menarik perhatiannya dan memberitahukan apa yang akan dilakukan dapat membantu untuk mengembangkan perkembangan bahasa anak yang terlambat bicara.
Selain berbicara, cara lain yang dapat dilakukan oleh orangtua adalah dengan membacakan buku atau bernyanyi untuk anak.
Saat berbicara dengan anak, orangtua sebaiknya menggunakan kata-kata atau kalimat yang lebih tinggi tingkatannya daripada anak. Misalnya, jika anak menggunakan tiga kata dalam satu kalimat, orangtua dapat menjawab dengan kalimat yang lebih dari tiga kata.
Hanya saja, orangtua perlu mengingat untuk tidak memberikan kalimat atau kata-kata yang terlalu rumit untuk anak.
Jika orangtua ingin menarik perhatian anak dan mendorong anak untuk mengimitasi kalimat atau kata-kata yang diucapkan, orangtua dapat berbicara dengan nada anak-anak yang lebih tinggi.
Perkembangan bahasa tiap anak memang berbeda-beda. Namun, terkadang anak terlambat bicara bisa jadi indikasi dari gangguan lain, seperti gangguan pendengaran ataupun gangguan berbahasa. Salah satu ciri khasnya adalah kegagapan dan keraguan saat berbicara.
Anak yang memiliki gangguan berbahasa biasanya memiliki kesulitan untuk memberitahukan pemikirannya dan sulit untuk memahami apa yang dikatakan oleh orang lain. Bila Anda merasakan kejanggalan atau memiliki kekhawatiran mengenai perkembangan berbahasa anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Penulis:
dr. Dicky Iskandar Nadeak, Sp.A
Dokter Spesialis Anak
RS Agung Jakarta
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Berat badan anak 4 tahun yang ideal pada anak perempuan, yaitu 12,3-21,5 kg dengan tinggi 101 cm. Sementara itu, berat badan ideal anak laki-laki sekitar 12,7-21,2 kg dan tingginya 102,5 cm.
Faktor keturunan dipercaya mempengaruhi tinggi badan anak, dan kemungkinan anak mengalami obesitas Meski memang berpengaruh, ternyata ada faktor lain yang ikut berperan.
Kecerdasan majemuk adalah teori yang dikemukakan oleh Howard Gardner. Setiap anak memiliki macam-macam kecerdasan, mulai dari visual-spasial, linguistik-verbal, hingga moral.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved