Kebiasaan jajan sembarangan bisa memicu munculnya berbagai penyakit, seperti batuk, radang tenggorokan, diare, hingga tipes. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh kelonggaran dari orangtua, akses terhadap jajanan, atau kebiasaan.
18 Jan 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Anak yang jajan sembarangan rentan terkena berbagai penyakit seperti diare hingga keracunan makanan
Table of Content
Kebiasaan jajan sembarangan dan tidak memilah makanan apa yang sehat atau tidak bisa terjadi bahkan sejak anak berusia 1 tahun. Banyak faktor yang memicunya, seperti kelonggaran dari orangtua, akses terhadap jajanan, hingga kebiasaan. Akibatnya, bisa muncul banyak penyakit seperti batuk, radang tenggorokan, diare, tipes, dan lainnya.
Advertisement
Lebih buruk lagi, kebiasaan jajan sembarangan bisa berlanjut hingga mereka dewasa. Jadi, langkah terbaik adalah mencari cara agar kebiasaan buruk ini bisa segera dihentikan.
Idealnya, anak-anak mengonsumsi makanan besar sebanyak 3 kali dan camilan sebanyak 2 kali. Lebih jauh lagi, camilan yang seharusnya diberikan kepada anak-anak adalah yang kaya nutrisi, bukan hanya tinggi gula atau garam saja.
Namun, apakah hal ideal ini semudah menuliskannya? Tentu tidak. Lihat bagaimana paparan iklan tentang makanan yang tidak sehat atau telah diproses panjang justru lebih banyak ketimbang iklan tentang buah dan sayur.
Belum lagi jika anak mudah jajan sembarangan karena aksesnya begitu mudah tersedia di sekitar mereka. Beberapa dampaknya bagi kesehatan adalah:
Ketika anak jajan sembarangan terutama di tempat yang belum tentu terjamin kebersihannya, diare adalah penyakit yang paling umum dialami.
Masalah ini terjadi karena makanan yang mereka konsumsi belum tentu bersih dan baik kualitasnya. Baik dari bahan bakunya, proses pengolahannya, hingga penyimpanannya.
Anak-anak cenderung menyukai makanan yang rasanya kuat, seperti makanan manis. Jajanan di luar sana banyak menyediakan makanan manis yang dapat mengakibatkan kerusakan gigi.
Meski anak masih memiliki gigi susu, akibat jajan sembarangan bisa membuat giginya keropos atau berlubang.
Akibat jajan sembarangan lainnya, terutama jika diproses dengan cara digoreng atau diberi bumbu sintetis tambahan juga dapat membuat anak mengalami radang tenggorokan.
Gejala awal gangguan ini umumnya adalah anak merasa gatal di tenggorokan hingga sakit saat menelan. Tak jarang, radang tenggorokan disertai dengan batuk.
Demam tifoid lebih akrab di telinga masyarakat sebagai tipes atau tifus. Penyakit ini terjadi karena infeksi bakteri Salmonella typhi, yakni bakteri yang menyerang saluran usus manusia lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Lagi-lagi, jajan sembarangan memberi jalan anak mengonsumsi produk-produk yang telah terkontaminasi itu.
Salah satu alasan mengapa tidak boleh jajan sembarangan adalah tidak ada yang tahu bagaimana proses pembuatan jajanan yang ada di luar sana.
Memang bukan berarti semuanya tidak layak konsumsi atau higienis, tetapi waspada tetap perlu. Jika tidak, sudah banyak kasus anak mengalami keracunan akibat jajan sembarangan yang tak jelas asal-usulnya.
Baca Juga
Memang penyakit-penyakit di atas tidak serta merta bisa menyerang anak-anak yang jajan sembarangan. Biasanya, dampak negatif ini terjadi ketika jajan sembarangan dilakukan terus menerus tanpa ada pengawasan.
Orangtua sebaiknya jangan sampai terjebak dalam pola jajan atau snacking anak yang buruk, seperti:
Seperti keluhan banyak orangtua lainnya, anak menolak sayur sudah menjadi hal biasa. Untuk menyiasatinya, coba suguhkan sayur dengan minyak zaitun atau keju sehingga membuat anak semakin tertarik.
Selain itu, jangan perlakukan sayuran sebagai “hukuman” bagi anak saat mereka melakukan kesalahan.
Ketika anak terus menerus jajan atau mengonsumsi snack, mereka tak bisa mengenal sinyal lapar dari tubuh.
Padahal, hal ini penting hingga mereka tumbuh dewasa. Untuk itu, coba atur jadwal teratur kapan bisa mengonsumsi snack dan pilih yang mengandung protein dan lemak sehingga anak merasa kenyang lebih lama.
Memang tidak ada salahnya minum jus buah atau sayuran untuk anak-anak, namun jika berlebihan, perut mungil mereka tak lagi memberi ruang untuk makanan.
Terlalu banyak minum jus yang ditambahkan gula atau susu kental manis dapat menyebabkan diare hingga kelebihan berat badan.
Secara alami, bayi memang terlahir dengan preferensi tersendiri terhadap makanan atau minuman yang terasa manis. Tak heran, mereka suka dengan jajanan manis.
Untuk memutus hal ini, beri batasan makanan manis yang boleh mereka konsumsi dalam sehari. Selain itu, pilih juga makanan favorit mereka seperti sereal dan yogurt dengan kadar gula lebih rendah.
Baca Juga
Supaya anak terhindar dari makanan tidak sehat, berikut cara mencegahnya jajan banyak sembarangan:
Berikan pengertian pada anak mengenai penyakit akibat makanan tidak sehat Jelaskan ciri-ciri makanan tidak sehat, seperti mengandung pengawet atau pewarna, dibuat dengan cara yang tidak terjaga kebersihannya, atau bahkan sudah kedaluwarsa. Mengonsumsinya bisa menyebabkan anak sakit perut, keracunan, atau kondisi lainnya.
Supaya anak tidak jajan sembarangan, Anda bisa menyiapkan camilan sehat untuknya. Buah segar atau sayur rebus dapat menjadi pilihan yang tepat. Namun, Anda juga bisa berkreasi membuat camilan sehat lainnya, seperti smoothie atau puding.
Terdapat pula camilan sehat kemasan yang mengandung biji-bijian utuh, seperti oat, quinoa, dan gandum.
Umumnya, anak meniru apa yang dilakukan oleh orangtua. Jika Anda suka jajan sembarangan, ia juga akan mengikutinya.
Jadi, pastikan Anda menjadi contoh yang baik untuk anak. Konsumsilah camilan yang sehat di hadapannya sehingga anak memahami apa yang harus ia pilih.
Sebisa mungkin jauhkan anak dari junk food, seperti kentang goreng, keripik, atau gorengan, karena bisa berbahaya bagi kesehatannya.
Anda dapat memberinya pengertian untuk mengonsumsi camilan lain yang sehat. Selain itu, jangan menjadikan junk food sebagai hadiah saat anak berhasil melakukan sesuatu karena akan menjadi kebiasaan.
Untuk mencegah anak makan sembarangan, Anda bisa mengajaknya belanja dan membuat camilan sehat.
Ketika berbelanja, bantu anak membedakan mana makanan yang sehat dan tidak. Namun, diperlukan kesabaran dalam mengajarkan anak.
Memutus kebiasaan dan pola makan anak memang tidak mudah, namun bisa dilakukan. Setidaknya, batasi agar anak tidak jajan sembarangan di luar dengan mengawasinya secara ketat.
Orangtua juga perlu menyediakan snack sehat atau setidaknya dibuat sendiri di rumah sehingga terjamin kebersihannya.
Bagi Anda yang ingin bertanya lebih lanjut seputar kesehatan anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ikan asin, ternyata juga termasuk makanan karsinogenik atau makanan yang bisa memicu kanker nasofaring, apabila dikonsumsi terlalu banyak. Risiko ini terutama muncul apabila kebiasaan makan ikan asin sudah dilakukan sejak kecil.
Psikologi remaja mengalami perkembangan pada aspek emosional maupun sosial. Ia mulai mencari jati dirinya, dan tak jarang untuk memberontak sehingga harus orangtua perhatikan.
Cara meminta maaf kepada orangtua sebetulnya tidaklah sulit dilakukan. Anak hanya perlu melakukannya dengan tulus, mengakui kesalahan, menunjukkan penyesalan, dan memahami perasaan orangtua.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved